Fantasy, Humor, Romance

Lullaby – After Story Verxes Blue

image

“Lullaby”

Presented by..

Cho Hika (@annisahikanurf)

.

Starring by Oh Sehun, Choi Sooyoung and other minor cast(s)

With feelin’ Romantic-Fantasy

And rated for PG+

.

As long as Ficlet

.

Poster credit : bubbletaro @highschoolgraphics

.

Disclaimer : Plot is M-I-N-E !

.

A/N : Jangan hanya menjadi pembaca, tapi jadilah penikmat. Percuma kalo dibaca cepet-cepet, kalian gabakal ngerti alurnya. Pahami, karena ini fantasy. Ga semua orang ‘srek’ dan ‘ngerti’ sama genre ini. So, read this slow ~

.

Summary : Sehun tidak pernah habis pikir tentang bagaimana dia ada di posisinya sekarang. Hidupnya berbeda. Dan satu pertanyaan dalam benaknya, mengapa-harus-dia?

.

Read First : Butterfly Boy || Verxes Blue (1/2) || Verxes Blue (2/2)

.

Akankah kita bertemu kembali?

.

.

Sehun terpejam. Ia terhanyut dalam tenangnya suasana hutan. Air wajahnya memang selalu tenang. Selalu.

Hutan Auburn adalah hutan yang dianggap seram dan terlarang se-Butterfly World. Didalamnya terdapat binatang buas, bahkan monster —menurut kepercayaan masyarakat Butterly World. Tapi semua itu takan mempan menghalangi langkah Raja-nya, Oh Sehun.

Tak ada satu jenis makhluk pun yang berani melawannya. Binatang buas pun akan tunduk kepadanya. Pohon-pohon merunduk serta lumpur penghisap tak berani menghisapnya.

Sehun senang. Tapi ia tak pernah mengangkat kepalanya. Karena ia akan memperhatikan langkahnya. Dia tahu, dia seorang pemimpin besar —sekarang.

Semilir angin membawa Sehun sampai ke sungai cahaya. Sungai yang dianggap misterius karena dianggap sebagai nyawa Butterfly World. Tapi ada yang aneh disini.

Masih hangat dalam pikiran Sehun, bagaimana kesan pertamanya melihat sungai ini. Disungai ini, ia bertemu Sooyoung untuk pertama kalinya di Butterfly World karena sebelumnya mereka bertemu di Bumi.

Sungai ini seharusnya bercahaya sesuai dengan namanya. Tapi apa? Bangkai kupu-kupu menjadi pemandangannya sekarang. Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa begini?

“Yang mulia.” Seseorang mendarat dibelakang Sehun. Sayapnya cantik, berwarna biru. Dan Sehun mengenalnya.

“Yuri? Sedang apa disini?”

Yuri adalah Butterfly-sunbae. Dia adalah tangan kanan Sehun, setelah Butterfly-sunbae yang pertama —BoA.

Yuri tersenyum sambil menunduk. “Seharusnya hamba yang bertanya demikian. Sedang apa Yang mulia di hutan ini?”

Sehun melirik sekitar. Memastikan diri, “Memangnya kenapa kalau aku disini? Salah?”

Yuri tak bosan tersenyum. “Anda tidak pernah salah, Yang Mulia.”

Sehun berdecak. “Tapi kali ini aku salah.”

Yuri menelan salivanya sukar. Air wajahnya kebingungan.

Sehun melirik sungai cahaya. “Kau lihat?”

Ah! Jadi ini maksudnya. “Iya, aku melihatnya Yang Mulia. Tapi—”

Sehun kembali menatap Yuri. “Tapi apa?”

“Tapi aku baru saja ingin melaporkan hal ini.”

Sehun mendesah. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia belum berpengalaman.

Yuri melanjutkan kalimatnya, “Aku sudah bertanya soal ini kepada Butterfly-sunbae, BoA. Beliau mengatakan bahwa ini disebabkan oleh—”

Sehun tegang menunggu kalimat berikutnya. Peluhnya tiba-tiba saja mengaliri wajah tampannya. Ia pastikan, ini bukan masalah kecil!

.

Sooyoung mengayuh sepeda gunungnya dengan cepat. Peluh jagungnya berjatuhan seiringan dengan angin. “Semoga tidak terlambat!”

Mengayuh dan terus mengayuh. Ia terbiasa menggunakan sepedanya untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 1 km. Tujuannya adalah perpustakaan kota.

Ia sampai. Gerbangnya masih terbuka lebar. “Untunglah, perpustakaan belum tutup.”

Ia menaruh sepedanya asal. Atau lebih tepatnya ia membantingnya karena kaki panjangnya sudah tak sabar menapakan diri kedalam perpustakaan.

“Tuan Lee, tuan Lee, aku tidak terlambatkan?”

Hosh.. Hosh..

Nafas Sooyoung tersengal-sengal. Didepan meja Tuan Lee, ada kursi yang langsung ia duduki kasar. Tuan Lee tersenyum kecil melihat Sooyoung dewasa yang tampak seperti anak kecil.

“Iya, kau belum terlambat. Perpustakaan baru akan ditutup 10 menit lagi. Ini.” Tuan Lee berbaik hati memberikan Sooyoung selembar tisu dari kotak tisu yang ada diatas mejanya.

Sooyoung menerimanya dan segera membasuh peluhnya yang menjijikan. Tak lupa dengan tujuan awalnya, ia mengeluarkan sebuah buku tebal dari tas selempangnya. “Dia tokoh yang hebat ya Tuan? Wajahnya juga tampan, kekeke.”

Sooyoung memberikan buku “Biografi Oh Sehun” kepada Tuan Lee. Dan dengan senang hati Tuan Lee ikut terkekeh seperti Sooyoung. Ia lantas menerima bukunya dan meletakannya pada rak yang ada didekatnya. Itu adalah rak tempat buku yang baru saja dikembalikan. Kemudian ia memberi stempel pada buku daftar.

Sooyoungpun ikut sibuk sendiri. Ia mengisi Buku pengunjung dengan senang hati.

“Tuan Lee?” Seru Sooyoung sambil menulis.

“Ya?” Tuan Lee pun sedang menulis.

Sooyoung selesai. Ia mendorong bukunya menjauh dari hadapannya lantas menopang dagu. “Buku The Chronical sudah dikembalikan oleh peminjam sebelumnya?”

“Tentu. Kau ingin meminjamnya?”

“Yes.” Sooyoung tersenyum.

Sementara Tuan Lee mengambil buku yang dicari, Sooyoung kembali mengambil buku pengunjung. Selalu sama. Namanya mendominasi buku itu. Begitupun satu nama yang sedikit ia kenal.

The Chronical of Narnia. Yang lainnya masih dipinjam.”

Sooyoung mendongak memastikan Tuan Lee. Ia menerima bukunya dan langsung memasukannya kedalam tas. “Sudah 5 kali aku membaca Narnia, tapi tak pernah bosan.”

Spiderwick juga kau tidak pernah bosan kan? Kau baru mengatakannya kemarin.” Canda Tuan Lee.

“Maksudku, The Chronical tidak pernah membosankan. Oh! Maksudku, genre fantasy tidak akan pernah membosankan. Aku menyukainya.”

Tuan Lee tersenyum lantas kembali berkutat pada buku daftar nya. Daftar pinjaman, daftar pengembalian dan daftar lainnya.

“Dennis sudah semakin besar. Ia terus bertanya tentangmu kepadaku. Dia bahkan bertanya hari apa saja kau datang kemari?”

Sooyoung mengulum senyum. Baru saja ia ingin bertanya soal Dennis. Di buku pengunjung, nama Dennis Kane juga mendominasi. Tapi Sooyoung tidak pernah bertemu dengannya. “Benarkah? Lalu kau bilang apa?”

“Kubilang saja kau tidak pernah teratur datang. Semaumu.” Tuan Lee terkekeh, Sooyoung juga.

“Yasudah, titipkan saja salamku padanya ya Tuan? Aku pamit.”

Sooyoung membungkuk lantas segera keluar. Pintu oak dua bagian itu menyambutnya pergi. Pekarangan hijau rela ia injaki. Sooyoung membenarkan posisi sepedanya dan pergi meninggalkan perpustakaan kota.

.

“Jangan beri tahu warga, aku cemas mereka tidak dapat mengontrol diri.” Titah Sehun dari singgahsananya.

Yuri mengangguk. Dia pun berpikir begitu.

“Dan jangan beritahu jika akulah utusan yang akan berangkat ke bumi. Sekalipun itu Butterfly-BoA. Pastikan ruanganku tetap terjaga.”

Yuri mengangguk. “Hamba mengerti Yang Mulia.”

“Baiklah, aku titipkan Butterfly-World padamu.”

.

Sooyoung mengayuh sepedanya lebih santai. Ia melewati taman kota. Banyak orang disana. Sudah menjadi rutinitas memang, bahwasannya taman kota akan lebih ramai pada pagi dan sore hari. Entah itu jogging, sekedar berjalan-jalan, atau apapun alasan mereka.

Taman boleh ramai, tapi Sooyoung tetap merasa kesepian.

Untuk pertama kalinya, abu menghujami bumi. Udara kotor. Pernapasan pun terganggu. Untunglah Sooyoung membawa masker abu-abu kesayangannya.

Seluruh pengunjung panik dan bergegas pulang kerumah untuk berlindung. Sooyoung melempar pandangan, memastikan apakah hujan abu ini merata?

Tapi ia tak ingin menyiksa matanya. Takut-takut kalau abu itu masuk kematanya, Sooyoung menuntun sepedanya dan berjalan dengan pandangan kebawah. Ia haruslah berhati-hati.

Sampai langkahnya berhenti. Dapat dilihat jelas ada sepasang kaki yang menghalangi jalannya. “Permisi.” Sahut Sooyoung.

Kaki itupun bergeser, membiarkan Sooyoung melanjutkan perjalanannya. Dan berharap ia cepat sampai kerumah.

Tapi tak tahukah Sooyoung bahwa pemilik sepasang kaki itu adalah Sehun?

Sehun sendu. Ia merindukan Sooyoung. Tapi bersyukurlah ia masih bisa bertemu dengan Sooyoung.

.

“Ibu~” Sooyoung masuk dari garasi. Ia menyenderkan sepedanya didekat pintu masuk yang menghubungkannya ke ruang tamu.

“Sayang, kau baik-baik saja?” Ibu Sooyoung langsung mendekap putrinya. Ia cemas.

“Iya bu.”

Brrmm..

“Ayah datang?”

Sooyoung dan ibunya mendekati ambang pintu. Dilihatnya ayah Sooyoung yang cepat-cepat menutup garasi.

“Ayah?”

Ayah Sooyoung menghampiri ratu dan permisuri hidupnya. “Kalian tidak apa-apa? Apa jendela sudah ditutup semua?”

Sooyoung mendelik, ibu Sooyoung mengangguk.

“Sudah, tapi tetap saja abu itu masuk melalui celah-celah ventilasi.”

“Bersabarlah. Tetap tenang dan berpikiran positif okay?”

Ayah Sooyoung mengecup kening keduanya.

.

.

Satu hari berlalu. Bumi tidak lagi dihujami abu. Sudah diketahui sebabnya, taman nasional terbakar sehingga banyak species mati. Karena itu, Korea kehilangan satu devisa berharganya.

Sangat disayangkan sekali mengetahui kecerobohan manusia yang tak ada habisnya.

“Kudengar duta kehijauan mengundurkan dirinya.”

“Kau bercanda?”

“Aku serius! Dia pasti malu besar. Karena walau bagaimanapun, ia ikut andil.”

“Tapi selemah itukah duta kita?”

“Entahlah, aku tidak tahu pasti.”

Itulah dialog yang Sooyoung dengar tatkala ia berada dilorong rak kehijauan, perpustakaan kota. Seburuk itukah?

Sooyoung lantas menghampiri Tuan Lee. “Tuan Lee, memangnya taman nasional kita seluas apa?”

Tuan Lee tersenyum sambil menerima buku dari pengunjung yang selesai meminjam, lantas menoleh Sooyoung. “Aku tidak tahu tepatnya. Tapi yang pasti lebih luas dari yang kau bayangkan.”

Sooyoung mengusap dagu mulusnya. “Pantas saja banyak yang menyayangkan. Tapi—” Sooyoung menggantung kalimatnya, memikir ulang apakah yang akan diucapkannya nanti masuk akal?

“Tapi apa? Duta kehijauan?”

Sooyoung mengangguk.

“Jangan terlalu menyudutkannya. Kalau dipikir-pikir, itu bukan kesalahannya. Ini semua mutlak kecerobohan semata.”

“Aish! Bukan itu maksudku.” Sooyoung mendesah. Ia harus menanyakannya segera. “Menurutmu, bagaimana jika aku menjadi duta kehijauan?”

Spontan Tuan Lee terkekeh. Dan sukses membuat Sooyoung cemberut. “Kau bahkan tanpa dosa menginjak-injak rumput dipekarangan perpustakaan.”

Sooyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Perkataan Tuan Lee ada benarnya juga. Ah! Membuat Sooyoung menyesal mengatakannya.

“Yasudahlah, anggap saja bercanda. Aku pamit yaa.”

Sooyoung meninggalkan Tuan Lee. Ia meresapi perkataan Tuan Lee barusan. Sehingga ia berhati-hati saat melewati pekarangan. Kakinya berjinjit menapaki jalan setapak yang sudah di plur. “Aku tidak akan menginjakmu, rumput sayang.”

Sampai didepan gerbang, seseorang mencegatnya.

“Oh Sehun?”

Yang disebut namanya menampakan kekesalan. “Kau tahu? Kerusakan di Negeri mu juga membuat kerusakan di Negeri ku?!” Nada bicaranya agak ditekan.

Sooyoung terpancing emosi. Meskipun orang dihadapannya ini memiliki ruang dihatinya, tapi tetap saja! “Kau ini apa-apaan?! Tiba-tiba datang dan langsung memarahiku!”

“Aku tidak marah!” Tegas Sehun.

“Kau bohong!” Sahut Sooyoung.

“Semua ini gara-gara manusia!”

Sooyoung tercekat dan tiba-tiba gagap.

.

Aku, aku tidak tahu makhluk apa sebenarnya aku. Yang aku tahu, aku lahir dari rahim seorang ibu bernama Oh Hayoung. Dan kau tahu? Aku dibesarkan tanpa seorang ayah.

Awalnya tidak masalah, tapi semenjak aku beranjak dewasa..

Aku menjadi bahan olok-olokan. Mereka bilang aku anak haram. Aku kesal! Aku marah!

Aku marah pada teman-temanku. Tahu apa mereka?

Setiap kali aku bertanya pada ibu tentang ayahku,ia selalu menangis. Aku tidak tega. Dan aku memutuskan untuk tidak lagi bertanya.

Tapi ada satu hal yang berputar-putar dikepalaku. Kupu-kupu.

Aku sempat dilarikan ke Rumah Sakit. Kata dokter, aku banyak pikiran.

Aku menceritakannya pada ibuku. Dan ibuku bilang ; dia ayahmu.

Kau bercanda? Usiaku bukan anak-anak lagi kala itu. Dan sulit diterima akal rasanya saat ibuku mengatakan bahwa ayahku adalah kupu-kupu dalam mimpiku.

Ibuku melanjutkan ; makanya kau menyukai kupu-kupu. Ya, memang benar! Aku maniak kupu-kupu. Sampai saat itu tiba~

Aku sampai didunia yang sangat aneh. Dan tidak kusangka bahwa itulah duniaku yang sebenarnya. Bahkan namaku -serta orangtuaku- sudah dituliskan dalam kudo -semacam prasasti yang telah lama menjadi misteri Negeri itu.

Inilah yang membuatku sampai kepada tahta. Ini semua takdir yang tidak dapat dielakan.

Takdirku bermetamorfosis menjadi siluman kupu-kupu. Takdirku bertemu dengan anak hawa. Takdirku membunuh ayahku sendiri. Takdirku menerima segala hukuman dan hujatan. Takdirku menjadi Raja. Takdirku untuk bertanggungjawab. Dan takdirku yang tidak akan pernah bisa kuelakan.

.

“Jadi begitu?” Sahut Sooyoung sambil mengemut es krim Chocomint nya.

Sehun mengangguk tak ada gairah.

“Takdirmu juga membiarkan namaku ikut bersanding bersamamu. Kekeke.”

Sooyoung selalu bisa mencairkan suasana. Tapi tetap saja Sehun murung. “Aku harus pergi.”

Sooyoung in shock. “Secepat itu?!”

Sehun mengangguk. Manik matanya memancar sendu. Sejujurnya ia ingin lebih lama lagi disini. “Aku datang hanya untuk mencari tahu alasan adanya abu.” Dan juga bertemu denganmu ; titah Sehun dalam hati.

“Oh, bukan untuk menemuiku ya?” Sooyoung tersenyum getir.

Sehun mendapati kekecewaan mendalam pada air wajah Sooyoung. “Seharusnya kau tidak usah menemuiku kalau ujung-ujungnya meninggalkanku— lagi.”

Sesuatu terasa menohok dada Sehun. Ia tahu Sooyoung tak pernah berkata bohong. Dan itu artinya, ia mengatakannya dengan tulus. “Maafkan aku.”

Sooyoung tak lagi bisa membendung kekecewaannya. Betapa berat hatinya menerima segala kenyataannya yang ada. Merasa terombang-ambing, Sooyoung teringat akan dua pilihan yang sudah ia pertimbangkan benar-benar.

.

Masih hangat dalam pikiran kita tentang Sooyoung yang memilih dunianya ketimbangan Sehun. Masih hangat juga dalam pikiran kita tentang bagaimana Sehun menyadarkan seorang Sooyoung. Dan kalimat kedua itulah yang menjadi alasan Sooyoung.

Dia punya tahta jikalau ia memilih Butterfly-World. Ia akan bahagia jika bersanding dengan Sehun. Pun lebih bahagia lagi jika ia punya sayap —karena jika ia menjadi Ratu, wujudnya mutlak akan berubah menjadi siluman kupu-kupu.

Tapi ia tak pernah berhenti berpikir.

Tuhan telah menitipkan Sooyoung pada rahim ibunya. Sooyoung bersyukur karena ia diberikan sebuah kehidupan. Ibunya, adalah harta yang tidak bisa setarakan dengan apapun. Dan saat pertanyaan itu terlontar ; Butterfly-World atau Bumi? Maka Sooyoung akan membandingkan ; Sehun atau Ibu? Dan dengan berat hati namun tulus dari lubuk hati yang paling dalam, Sooyoung akan memilih ibunya.

.

“Bumi sudah tampak sehat.” Buka Sehun.

Sooyoung mengangguk lemas. “Hanya satu hari, karena hari berikutnya kami hanya tinggal membersihkan semuanya.”

“Oh~” Sehun mengangguk, sok mengerti. “Berbeda sekali dengan Negeri ku. Sungguh, akibat yang berkelanjutan dari tindakan yang tidak kami lakukan.”

Sooyoung menoleh, “Benarkah?”

“Ya. Selagi masih ada bangkai kupu-kupu yang ditemukan, maka sungai cahaya masih akan dipenuhi bangkai.”

Dahi Sooyoung mengernyit menandakan aku-tidak-mengerti.

“Setiap kupu-kupu yang mati, bangkainya akan sampai di sungai cahaya. Mereka akan dibersihkan dan dihidupkan kembali sebagai siluman kupu-kupu. Tapi—”

Tik tok tik tok

Sooyoung menunggu kalimat berikutnya. “Sungai cahaya harus tetap dibersihkan. Kalau tidak, cahayanya bisa hilang. Dan berakhir pada kehancuran Negeri kami.”

“Apa kau akan menguras sungai? Begitu maksudmu?”

Sehun terkekeh. “Kalau bisa, aku akan melakukannya. Tapi sayangnya tidak.” Sehun mengacak-acak puncak kepala Sooyoung gemas.

“Lalu?”

Tus

Kunciran Sooyoung putus sampai rambutnya langsung terhempas angin. Ia segera merapikan rambutnya. Ia harus tetap cantik dihadapan Sehun.

Tapi Sehun justru menatapnya iba. “Satu-satunya cara untuk mengembalikan cahaya dan membuatnya permanen pada sungai cahaya adalah memutus jaringan antara Butterfly World dengan Bumi.” Pundak Sehun bergetar.

“Apa itu artinya…” Sooyoung menggantung kalimatnya. Jujur, ia tak kuasa.

“Tidak. Kita pasti akan bertemu lagi.” Sehun berdusta.

.

.

Sehun sudah kembali ke Negerinya. Ia tengah bersiap melakukan upacara penjernihan sungai cahaya yang hanya diikuti oleh orang-orang dalam Kerajaan. Setelah segelintir acara pembukaan, sampailah pada acara inti.

“Silahkan Yang Mulia.” Seru Yuri mempersilahkan Sehun untuk mengambil posisi.

Sehun hanya perlu menaiki jembatan —penghubung hutan Auburn yang dibelah oleh sungai cahaya— sampai ia berada tepat ditengahnya. Yang mana matahari bersinar tepat diatasnya.

Sehun melangkahkan kakinya perlahan. Demi sungai cahaya, demi Butterfly-World dan demi Sooyoung —mungkin. Hanya tinggal membenarkan posisinya, Sehun siap disinari sang mentari.

Cahaya begitu terang menyelimuti tubuh sang Raja. Cukup membuat gemetaran.

Yuri, BoA dan beberapa pengawal yang hadir cukup dilanda penasaran. Pasalnya tidak pernah terjadi di Negerinya sebuah insiden yang melibatkan Rajanya langsung untuk turun menerima pertanggungjawabannya.

“Demi kalian semua yang mencintaiku.” Seru Sehun pelan.

Lantas Sehun mengangkat tangannya sampai setara dengan bahunya. Diliriknya Yuri yang gemetaran serta BoA yang menegarkan.

Sehun membuka mulutnya. Dan mulai!

“Aku bersumpah! Tulus menukar masa depanku untuk sungai cahaya.”

Seketika langit gelap. Tak ada cahaya sama sekali sehingga terdengar beberapa ucapan kecil dari para hadirin upacara. Semuanya takut melihat sang Raja yang Maha Bijaksana seakan menghisap cahaya matahari.

Dan benar saja. Sehun bercahaya. Sangat terang dan menyilaukan mata. Siapapun pasti a takan mampu melihatnya. Tapi sinarnya bukan dari tubuhnya..

Melainkan dari ‘perhiasan masa depan’.

Kalian ingat? Sebelum Sehun diutus ke Bumi untuk menjalankan misinya, terlebih dahulu ia diwariskan perhiasan masa depan. Saat benda itu dipakai dikepalanya, yang ada justru menyerap masuk kedalam kepalanya. Dan kini perhiasan itu muncul diluar kepala Sehun.

Dalam perhiasan itu terdapat sebuah mata dua warna. Yang satu berwarna cerah dan yang satu lagi berwarna biru gelap. Tapi yang bersinar kala itu adalah warna cerah.

Dan kedua batu itu terangkat, sementara Sehun ambrug. Ia merasa sudah tidak memiliki tenaga lagi. Tapi ia sempat menyaksikannya.

.

“Nona, kau tidak boleh masuk!” Seru security yang menjaga Taman nasional.

Bukan security tidak mengijinkan Sooyoung masuk. Tapi berbahaya jika Sooyoung masuk. Masih banyak abu didalam. Kalau terlalu lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Sooyoung terus mengamati lingkungan sekitarnya. “Ini melebihi gurun pasir. Ini gurun abu!”

Alih-alih merasa kurang puas, Sooyoung masuk lebih dalam lagi. Dan apa yang ia dapati?

Sebuah batu berwarna biru gelap tapi tak henti mengeluarkan cahaya —berkat pantulan matahari.

Seseorang menjatuhkan perhiasannya, eoh? ; pikir Sooyoung.

Lantas ia mendekat dan mengambilnya. Bentuknya seperti..

Kupu-kupu!

Dan yeah! Terdapat ukiran huruf B disana.

Apakah ini?

“Nona!”

Sooyoung buru-buru menyembunyikannya.

.

“Kau melihatnya?” Tanya Sehun pada Yuri.

“Tidak Yang Mulia. Mata kami takan mampun melihat cahayanya. Terkecuali mata yang mulia. Karena mata yang mulia, satu jenis dengan cahaya.”

Sehun tersenyum. Tapi tak seharusnya ia tersenyum. “Teganya aku menukar masa depanku.”

Yuri berusaha menghibur. “Ingat Yang Mulia. Yang mulia tidak pernah salah.”

Sehun tak yakin apakah ia tidak salah. Tapi melihat sungai cahaya yang kembali bercahaya —bahkan lebih terang dari sebelumnya— cukup menyadari apa yang telah dlakukannya adalah sebuah tanggungjawab yang sudah semestinya.

Walau berarti ia takan bisa bertemu dengan Ratu nya lagi.

“Aku pikir masa depanku yang akan dijadikan korban. Ternyata perhiasan masa depan. Kekeke.” Dan untuk pertama kalinya, Sehun tertawa setelah koneksi Bumi dan Butterfly-World diputuskan.

.

“Hatchi!”

“Sudah kubilang kan, tidak perlu membantuku.” Sahut Tuan Lee dari balik rak.

Sooyoung bersikukuh untuk membantu membersihkan rak-rak buku perpustakaan itu. “Tidak, aku akan tetap membantumu. Karena walau bagimanapun, berkat do’a Tuan Lee juga aku dapat meraih impianku menjadi Duta Kehijauan Korea yang baru. Kekeke.” Dan untuk pertama kalinya juga, Sooyoung tertawa setelah hatinya sakit menerima kenyataan yang sesungguhnya.

“Baiklah, terserah kau saja. Ini. Susun yang rapi ya?” Tuan Lee meletakan tumpukan buku dilantai dekat kaki Sooyoung. Jadi sekarang, Sooyoung harus menyusunnya pada rak yang baru saja ia bersihkan. “Aku akan membeli minum terlebih dahulu.”

Sooyoung mengangguk. “Baiklah.”

Jadi dimulai dari mana? Rak bawah? Atas? Atau tengah-tengah?

Coba yang atas dulu ~

Sooyoung mengangkat buku tersebut satu-satu. Sampai ia menyadari ada kaset yang terselip didalamnya.

Sooyoung mengambilnya. Ada tulisan disana ; Untuk masa depanku.

.

Halo~

Bagaimana kabarmu masa depanku? Aku harap kau akan baik-baik saja.

Aku titip salam yaa pada kedua orangtuamu. Sampaikan pada mereka bahwa aku sangat berterimakasih karena mereka telah mengasuhmu sampai sekarang ini. Kau benar-benar kupu-kupu yang cantik!

Sebelumnya aku minta maaf. Kau sakit hati, ya kan? Akupun begitu.

Ekh.

Kau tahu? Bukan maksudku untuk tiba-tiba datang dan tiba-tiba menghilang. Aish! Sudahlah. Mengapa aku terlihat lembek sekali ya?

Sebelum koneksi terputus, ada yang ingin aku katakan padamu.

Ekhm.

Aku..

Mencintaimu.

Sangat mencintaimu.

Kau ratu, aku rajanya, benar kan?

Asal kau tahu, aku tidak pernah merasa bahwa kau memilih keputusan yang salah. Kau benar!

Kau harus tetap menikmati hidumu! Bersyukurlah!

Dan sebelum rekaman ini berakhir, aku ingin menunjukanmu lagu tidur yang sering kudengarkan. Aku harap dapat membuatmu tenang.

Melodi melodi indah mengayun. Mengedarkan getarannya masuk sampai ke telinga Sooyoung.

Semakin lelap, semakin lelap..

Semakin dalam ..

Dan, tidur!

Sooyoung memang sudah tertidur, tapi rekaman belum selesai.

Uhuk! Astaga aku tersedak. Kau tahu? Seperti ada yang menohok tenggorokanku. Akankah aku menangis? Kekeke.

Tidak. Aku tidak akan membuat diriku lemah dihadapan ratuku.

Dan lagu itu adalah akhir dari rekaman ini. Rekaman yang kubuat terburu-buru sebelum upacara datang. Aku sengaja menyuruh seseorang menyampaikan padamu.

Ah! Percuma saja. Kau tidak akan mengingatku lagi, ya kan? Kau pasti sudah tertidur.

Dan lagu tadi akan membuatmu mengunci segala pandanganmu terhadap Butterfly-World. Yang artinya kau juga takan pernah mengingatku lagi.

Tapi aku tetap mengingatmu. Aku mencintaimu.

“Sooyoung, kau dimana?” Suara Tuan Lee terdengar bersamaan dengan berakhirnya rekaman barusan.

Tuan Lee datang menuju tempat Sooyoung tertidur. Air wajahnya menunjukan kesedihan seakan ia tahu masalahnya.

“Selamat tidur, Yang mulia. Bagiku kau tetaplah Ratu Butterfly-World sampai kapanpun.” Seru Sungmin seraya bersujud dan menitikan airmata.

Dia tahu semuanya.

Karena ia satu-satunya upeti yang ditukar oleh Butterfly-World kepada Bumi untuk dijadikan manusia.

END

Bagaimana? /lap ingus/

Sekarang udah ngerti ceritanya?

Intinya, mereka gabakal bisa bersatu. Karena apa? Mereka ada didunia yang berbeda. Dan satu lagi! Itu semua takdir :’)

Yasudahlah, monggo langsung diberikan komentarnya saja 🙂 Tunjukan kalau kalian menghargai aku sebagai penulis *walaupun ga pernah nerbitin buku* dengan memberi komentar yang bermutu 🙂

Dan aku tekankan, No Sequel juseyo~

Kisah dua makhluk dari dua dunia sudah selesai *tepuk tangan* 😀 Sisanya tinggal gunakan imajinasi kalian kekeke 😀

LOVE,
HIKA

54 thoughts on “Lullaby – After Story Verxes Blue”

  1. tuh kan aku udah curiga sama tuan lee, pasti tuan lee juga tau semuanya kekeke
    dan pada akhirnya takdir mengalahkan semuanya….. mereka gak bisa ketemu lagi, gak bisa nyatu, dan bener kata kamu, itu takdir hehe

    nice deh, meskipun fantasi tapi aku gampang ngeresapin ceritanya;D

    1. iya kan udah aku kasih clue diawal. Kalo Sehun sama Yuri, berarti Sooyoung aku sandingin sama Tuan Lee itu ada apaapanya 🙂 untunglah kamu ngerti /lap ingus/
      makasih yaa ^^

  2. Takdir itu emg kadang suka jahat tpi ya namanya juga takdir suka ga suka ya hrs diterima..
    Ini ff fantasi yg paling aku suka soalnya aku ga terlalu suka sma yg genrenya fantasi tpi ada pengecualian klo sma ff ini, ditunggu aja ff2 selanjutnya..

  3. eonn :3
    seneng bget bikin aku dag-dig-dug-jleb!

    apalagi bagian endingnya.. aku sampe” gigit jari rahan nangis.. :3

    udah ah, basa-basinya
    cuma mau bilang kalo ff.a keren,daebak,kece,apalagi?
    pokoknya keren bget lah! 10 jempol buat eonn :3

  4. tuh kan bau bau nya emang tuan lee ini diam diam menghanyutkan (?)
    gapapa deh mereka ga bisa bersatu juga, yang penting cukup tau aja sehun lope lope sama sooyoung ❤ yang penting kisah mereka tetep diinget :')
    ffnya daebak kak 😀

  5. Daebak thor;’)
    Endingnya sedih ;”) bikin buku aja thor. Ffnya aja udh keren bgt gini. Daebak lah pokoknya. Ditunggu karya daebak selanjutnya ne ^^ lanjutkan FF yg genrenya begini tapi jgn dibuat sad ending lagi ;’) dapet pelajaran jg. Daebak lah pokoknya. Sukses buat authornya ^^

  6. yaaa sedih bangett eonni :((
    jadi paman Lee tu Sungmin yaaa ku kira paman Lee itu udah tua /plakk
    ditunggu f yg lainn eonni ^^

  7. Hikaa!! Parah nih kmu ga buat SooHun brsatu. Hiks hiks *lebay
    Tp tetep aja saya suka ff kmu yang luarr biasaa itu. Kekeke
    kalo dbyngin syoung kaya remaja2 labil unyu kmna2 naik spda trus sering ke perpustakan kota lg. Haha
    terus buat ff SooHun yg byk yaa! Fighting, saengie ^^

    1. /ngumpet diketek sehun/ yaa maaf eonni u.u kekeke eonni berlebihan 😀 jadi disini ceritanya sooyoung eonni itu udah gede tapi masih kecil (?) 😀 sip, makasih yaa eonni ^^

  8. hiks… yah, soohun gak bersatu…hiks
    hika, lamjutkan! ff mu bagu bagus semua
    aku termasuk shipper ff mu loh…..
    banyak banyakin ff sehun donkkk…… eits tapi jangan sad atau gak bersatu, kayak yang ini. sedih tahu…

  9. ani chamkanman….
    kenapa Soo dan Sehun ga bersatu, malah hidup di dunia mereka masing-masing?
    wae?
    ceritanya bikin mood down gegara Soohun ga bersatu

    next ff be waiting~
    Fighting~

  10. Ternyata tuan lee itu sungmin oppa yang dikirim ke bumi
    Mereka g bisa bersatu gPp yang penting kasih cinta mereka akan sellu mereka ingat
    Thor ff as ini daebakkkkk dan aku suka semua ff karyamu
    Next ff ditunggu thor 🙂

  11. waktu baca nama Dennis, kirain Chulie-oppa, hehehe… nggak taunya Dennis nya cuma nebeng nama, kagak nongol orangnya ckck… padahal exitednya kesitu /loh?
    terus ada tag sungmin juga, aku nyariin ci umin dapet peran apa, eh nggak taunya /kejebak lagi/ cuam penjaga toko buku . . . ngek ngok
    sehun keren banget ya, rela dia berpisah selamanya sama raut tercinta buat nyelamatin negerinya…
    sooyoung juga gak bakal ingat sehun lagi 😥
    so sad…

      1. itu maksudnya Dennis Kane, bocah kecil yang muncul di Verxes Blue (2/2) ituloh 😉 jiakakak kamu kejebak mulu 😀 iyabegitulah~ :’)

  12. akhir kepisah masa T__T
    tpi, gpp kok aku suka terutama sifatnya si sehun yg dewasa untuk mengambil tindakan buat negri nya dia 🙂

  13. Omo, chingu. Ini lebih nyesek dari yang sebelumnya yah. Chingu tegaaaaa (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) SooHun gak bersatu 😦 Astaga, deres banget ini airmata. Full sedihnya. Gak tau ya diungkapin gimana lagi kesedihan ini. Impas. Sooyoung milih ibunya, dan Sehun milih negerinya. Mau teriak, ntar diomelin mama lagi -____- Udah gak bersatu, moment mreka sedikit lagi. Setidaknya mereka bikin sebuah kenangan tak terlupakan gitu. Oia, kalo Sungmin itu utusan, berarti si Dennis itu siapa dong? Utusan juga kah? Dan pada akhirnya, Sooyoung gak akan pernah mengingat pasangan gaibnya, yaitu Oh Sehun. *ngelapingus*

    Thank you untuk suguhan ceritanya chingu. Ditunggu cerita2 lainnya ya. Semangat nulisnya. (•ˆ⌣ˆ•)

    1. oooo teganya teganya teganya *tiba”nyanyi* #plak 😀 Ah jinja? maap banget bikin kamu nangis /kasi tisu/
      haha yaudah jangan teriak 😀 yaa begitulah~ harap maklum 😀
      Dennis itu anggep aja cuman cameo. dia itu anak kecil yang nge fans sama tulisannya sooyoung. disini kan kerjaan sooyoung gajelas(?) tapi aku sempet tulis kalo dia juga penulis. salah satu buku yang ditulisnya itu “Butterfly Boy” yang diangkat dari kisah nyata dia sendiri. jadi disini ibunya pernah nyeritain ini ke dennis, terus dennis suka. dan malah nanya” tentang sehun. inget di verxes blue (2/2) kan? sooyoung jadi keinget flashback sehn gegara dennis nanyain *jitak dennis* xD
      samasama 🙂 makasih ya ^^

Leave a comment