Drama, Hurt, Romance, Uncategorized

[SERIES] Closer -Chapter 2

closer

Closer

 

Closer By Kyoung

 

Main Cast: Cho Kyuhyun & Choi Sooyoung

 

Genre: Romance, Hurt/Comfort, Drama, Mystery (Maybe)

 

Duration: SERIES

Story & Design By: Kyoung

 

A/N: Fanfic ini buatan saya, siapapun yang mengklaim fanfic ini harap dihentikan. Fanfic ini tidak untuk di komsumsi oleh anak dibawah usia 17 tahun, dikarenakan penggunaan bahasa dan content yang berat.

Fanfic ini menggunakan tata cara bahasa novel terjemahan. Tidak memasukan unsur-unsur bahasa korea asli seperti, appa, eomma, dongsaeng, eomeo, aigoo, dan seterusnya.

Bila tidak suka lebih baik tekan ‘back’, daripada anda membuang-buang waktu hanya untuk bahsing karya saya.

Chapter 2

Ket:

  • Spesialis Obstetri & Genekologi: Spesialis ahli kandungan/kebidanan

 

 

Sooyoung POV

Setelah menjelajah beberapa tempat di RSI Haesang, aku menemui kepala bagian keperawatan karena sebelumnya pihak RSI. Haesang menyuruhku ke bagian tersebut kalau aku tiba di RSI. Hesang.

Kepala perawat itu namanya Park Minji. Dia adalah seorang  wanita bertubuh sedikit gempal dan kira-kira berusia kepala 4, atau lebih mungkin. Beliau bekerja sebagai kepala devisi perawat lantai 3, lantai dimana aku akan mulai pratek kandunganku. Dan setelah berbicara agak banyak dengannya, ternyata beliau orang yang ramah tapi sedikit kaku.

“Mungkin hari ini anda akan mulai bekerja, Dr. Choi.” Katanya saat dia menuntunku ke-arah ruangan ku berada.

“Ah, aku kira hari ini aku akan memulai perkenalan dengan seluruh bagian devisi di rumah sakit.” Kataku. Kepala perawat Park hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.

“Maaf, Dr. Karena  Dr. Kim sedang cuti jadi anda harus mulai bekerja hari ini juga. Wanita-wanita hamil biasanya tidak mau menunggu, kan?” Aku tersenyum tipis saat tahu ada sedikit nada candaan di dalam kata-kata Kepala Perawat Park. Walau sebenarnya tidak lucu.

“Aku akan menyuruh Kim Taeyeon untuk membantu pekerjaan anda. Ah iya, Kim Taeyeon yang akan menjadi asisten anda selama anda bekerja disini.” Ucapnya. Aku hanya mengangguk, lalu kemudian masuk kedalam ruanganku setelah Kepala perawat Park pergi.

Ruanganku.

Oh wahai ruanganku.

Disini begitu dingin karena pendingin udara. Tempatnya cukup luas, dan harum bunga gardenia. Meja kerjaku ada di tengah ruangan dan agak menjorok sedikit kebelakang. Di belakangnya ada jendela besar yang langsung berhadapan dengan taman bunga terbesar di gedung RSI. Haesang.

Sepertinya aku belum menjelajahi taman bunga itu?

Ruanganku tertata sangat rapi, tirainya berwana oranye muda, dan terdapat beberapa lukisan pemandangan di dindingnya. Beberapa poster tentang masa-masa kehamilan, dan beberapa ada yang bergambar seorang bayi, potret keluarga bahagia, dan tentu saja vagina wanita.

Oh tuhan, bahkan gambar itu sudah menjadi temanku selama 7 tahun lebih.

Kursi kerjaku benar-benar empuk, aku bahkan tak mau beranjak dari ruangan ini. Ah, tapi siapa sangka ternyata kursi se-empuk ini sudah pernah di duduki oleh beberapa orang. Aku merasa aneh duduk di kursi empuk yang sudah di duduki pantat banyak.

Seseorang mengetuk pintu saat aku sedang mernata beberapa benda di meja kerja baruku. Aku menyuruh nya untuk masuk, dan ya.. Kurasa inilah Kim Taeyeon. Benar seperti dugaanku, dia seorang wanita yang masih muda, dan mungkin seumuran denganku. Hanya saja dia pendek dan mungil. Mungkin dia lebih muda beberapa tahun dariku.

“Selamat pagi Dr. Selamat datang di RSI. Haesang. Senang bisa bekerja denganmu.” Katanya dengan suaranya yang ternyata sangat merdu, padahal dia hanya sedang berbicara.

Aku tersenyum membalas senyumnya.  “Selamat pagi, dan aku juga senang bekerja denganmu. Hmm, apa kau Kim Taeyeon yang akan menjadi asistenku nanti?” Tanyaku. Dan benar saja dugaanku, dia menganggukkan kepala dan tandanya dia memang Kim Taeyeon.

“Maaf, mungkin anda harus langsung bekerja di hari pertama anda menginjakan kaki di RSI. Haesang, Dr. Beberapa pasien yang sudah terjadwal kemarin sudah menunggu pagi ini.” Katanya. Ternyata benar apa yang dikatakan Kepala perawat Park. Aku harus langsung bekerja.

“Baiklah, itu tidak masalah untukku. Tapi bisakah kau memanggilku dengan panggilan non-formal, aku tidak suka suasana yang berat.” Kataku tersenyum lebar. Choi Sooyoung sudah mulai menancapkan lidahnya.

“Ah baiklah, Dr. Choi.” Sial! Apa bedanya kalau begitu.

“Tidak.. tidak. Maksudku, kita bisa menjadi teman baik, karena aku rasa kita mungkin se-umuran. Jadi –eh, kau bisa memanggilku Sooyoung, dan aku bisa memanggilmu Taeyeon. Bagaimana?”

Dan Taeyeon tersenyum lebar sepertiku. Kurasa kita memang bisa menjadi teman yang baik.

“Baiklah, Soo. Kau siap, pasien kita sudah membludak di luar sana.” Ya, dan kami akhirnya mulai mencairkan suasana dengan percakapan yang enteng.

Pasien kloter pertama sudah habis ku tangani, dan sekarang masih pukul 11.15. Masih ada waktu 1 jam lagi untuk makan siang. Dan baru aku tahu kalau sistem istirahat makan siang di RSI. Haesang berbeda dengan rumah sakit lainnya. RSI. Haesang menentukan jam makan siang dan istirahat pukul 12.15.

Taeyeon datang ke ruanganku dengan membawa dua gelas cangkir starbuck. Dan dia sangat tahu apa yang benar-benar ku inginkan saat ini, selain berendam aroma mawar putih di bathub raksasa dirumah nenek ku.

“Hai, aku bawa strabuck buatmu, dan aku pikir kau membutuhkan ini.” Katanya. Dan aku ingin mencium pipi Taeyeon saat ini. Wanita mungil itu sudah menjadi favoritku di Rumah sakit.

“Terima kasih. Aku benar-benar tidak tahu ternyata wanita hamil di seluruh penjuru Seoul hanya melirik ke RSI. Haesang.” Kataku diakhiri dengan hembusan nafas. Hari pertamaku,dan aku benar-benar kebanjiran pasien.

Taeyeon tertawa, dan aku hanya mendengus. Beberapa jam bersama, kami benar-benar sudah menjadi pasangan sahabat ‘Gayung bersambut’.

“Jam makan siang masih 1 jam lagi, dan sepertinya kita sudah tidak mendapatkan pasien sebelum jam 2 siang nanti. Bagaimana kalau kita jalan-jalan menyusuri Rumah sakit. Aku juga akan memperkenalkanmu dengan beberapa orang yang bekerja disini.” Ajakan nya benar-benar bisa menarikku dari penjara kebosanan.

“Oh tuhan, tentu saja. Kau benar-benar penyelamatku dari kebosanan di hari pertama bekerja.” Kami tertawa bersama.

Kami sudah izin ke kepala devisi spesialis Obstetri & Genekologi sebelum berjalan-jalan menjelajahi RSI. Yang belum sempat ku kunjungi sebelumnya. Taeyeon mengajakku ke lantai 4-6, dan disana aku menemukan ruangan-ruangan serta fasilitas menakjubkan yang ada di RSI. Haesang.

Aku baru tahu, di setiap lantai atau devisi, mereka akan dimanjakan oleh spa pijat khusus, yang hanya ada di lantai 5 dan 6. Dan aku benar-benar kecewa karena aku bekerja di lantai 3, dan itu tandanya aku tidak dimanjakan dengan spa pijat khusus.

“Kata orang-orang devisi spesialis bedah, dan devisi spesialis jantung & pembuluh darah, spa pijat khusus yang disediakan rumah sakit benar-benar menakjubkan. Bahkan rumah sakit ini memperkerjakan ahli pijat yang sudah berpengalaman hanya untuk melepaskan kepenatan untuk mereka.” Taeyeon berceloteh selagi kami masih berjalan menyusuri lorong devisi ahli spesialis bedah.

“Apa mereka semua yang bekerja di devisi itu bisa merasakan pijatan khusus itu?” Tanyaku. Taeyeon menggeleng.   “Spa pijat khusus itu hanya untuk dokter khusus yang jabatannya sudah tinggi saja, dan tentunya asisten mereka juga di perbolehkan menikmati pijatan khusus selagi atasan mereka mengijinkan nya.”

Sial! Aku jadi penasaran bagaimana rasanya pijatan khusus itu.

“Apa hanya ada spa pijat khusus saja?” Tanyaku. Taeyeon kembali menggeleng.  “Di devisi spesialis bedah dan devisi jantung & pembuluh darah juga tersedia kafetaria dan lounge dokter yang benar-benar seperti surga dunia. Di kafetarianya menyediakan berbagai makanan yang konon di klaim sebagai makanan ter-enak di sepenjuru RSI. Haesang. Lounge dokternya seperti surganya kue-kue manis dan kopi ternikmat di RSI. Haesang.

“Pokoknya orang-orang di RSI. Haesang menyebut devisi ahli spesialis bedah dan devisi spesialis jantung & pembuluh darah sebagai surga nya RSI. Haesang. Bahkan dokter nya saja tampan dan cantik-cantik.”

Beribu kesialan menimpaku! Sebenarnya siapa yang menciptakan ketidak adilan ini.

“Kenapa mereka sangat tidak adil. Kenapa hanya devisi ahli spesialis bedah dan jantung saja yang diberikan kemewahan seperti itu. Di lantai kita bekerja hanya ada lounge dokter, dan itupun hanya menyediakan kopi dan makanan berlemak yang tidak sehat. Ya walaupun harus ku akui starbuck lounge dokter devisi kita lumayan bisa membangkitkan mood ku.”

“Putra pewaris utama rumah sakit ini bekerja di lantai devisi spesialis bedah. Mungkin itu alasannya kenapa lantai devisi ahli bedah dan jantung di istimewakan.”

“Sama saja itu tidak adil.” Sungutku sebal.  “Jangan berkata seperti itu. Putra yang akan menjadi pewaris utama RSI. Haesang benar-benar memiliki tampan seperti jelmaan dewa yunani. Mungkin kalau kau bisa menjadi kekasihnya kau baru bisa merasakan keadilan itu.” Aku menepuk bahu Taeyeon.

Aku dan Taeyeon kembali berjalan. Di tengah perjalanan kami berpapas-papasan dengan sekelompok dokter yang memancarkan aura berwibawanya. Dan aku melihat pria yang tadi pagi aku lihat juga. Pria tampan yang memiliki wajah dingin dan datar.

Taeyeon mengangguk sopan saat kami saling menyapa, aku juga ikut membungkuk sopan. Tapi tidak untuk pria berwajah tembok itu. Pria itu malah melirikku dengan tatapan mata elang nya yang tajam. Jujur aku sedikit gugup dengan tatapannya. Dan aku baru sadar kalau pria itu adalah seorang dokter. Tapi aku tidak tahu dia dokter dari devisi mana.

“Kau lihat tadi, Soo? Oh tuhan, si dokter tampan baru saja berpapas-papasan dengan kita.” Aku melirik bingung ke-arah Taeyeon yang masih tersenyum lebar.

“Dokter tampan? Apa maksudmu dokter berkulit vampire dan berwajah tembok tadi?” Kataku. Aku mendapat jitakan keras di dahiku.

“Jangan sembarangan menyebutnya seperti itu. Bisa-bisa kau kena amukan dari para fangirl nya.” Katanya.

“Aku tidak tahu pria datar sepertinya memiliki fangirl yang ganas.”

“Jangan sembarangan. Dia adalah orang penting sekaligus dokter ahli spesialis bedah yang sangat di segani di RSI. Haesang, dan dia adalah- ” Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja pager milik Taeyeon berbunyi nyaring.

Wanita mungil itu mengangkat pagernya lalu berbicara singkat dengan orang yang menghubungi pager-nya. Aku melirik ke-arah Taeyeon saat dia menghela nafasnya kesal.

“Ada apa?” Tanyaku

“Dr. Min memintaku untuk datang ke UGD sekarang juga.”

“Apa yang terjadi di UGD? Sepertinya kau sibuk sekali.” Taeyeon mengangguk.  “Beginilah pekerjaan-ku. Selain menjadi asisten dokter, aku juga sering diminta tolong untuk mengurusi para lansia di UGD.” Aku menahan tawa saat Taeyeon melirik tajam ke arahku.

“Kau bekerja denganku sebagai asisten dokter spesialis Obstetri & Genekologi. Tapi ternyata kau memiliki pekerjaan selingan yang benar-benar mulia.” Kataku

“Ya. Bukankah aku tergolong orang suci. Aku bahkan rela di sembur bubur basi karena menjalankan tugas mulia.” Aku memutar mataku mendengar omong kosongnya.

“Orang suci tidak akan menghela nafas panjang begitu tahu disuruh untuk mengurusi para lansia yang rajin menyiramkan bubur basi ke wajahnya.” Aku tertawa terbahak-bahak dan semua orang di lantai lima menatapku dengan alis terangkat.

“Diam, dan tutup mulutmu, Dr. Choi. Aku baru tahu kau orang yang tak sungkan-sungkan untuk membully orang lain.” Oh aku tak bisa menyembunyikan senyum geli ku karena si wanita mungil mulai merajuk.

“Segeralah ke UGD sebelum para lansia merecoki tugas kepala UGD karena seseorang yang ditunggu tak kunjung datang.” Dan si mungil pun menghentakkan kakinya lebar-lebar menuju ruang penuh hujan bubur basi.

Mendengarnya saja aku mulai mual. Oh dewa, aku butuh kantung muntah.

Setelah Taeyeon pergi ke UGD, aku memutuskan untuk kembali menjelajahi RSI. Haesang seorang diri. Sebelum benar-benar pergi Taeyeon memberikan ku aplikasi khusus yang hanya dimiliki oleh orang-orang RSI. Haesang. Dan katanya aku harus pakai aplikasi ini agar aku tak tersesat apabila sedang bertugas.

Aplikasi maps RSI. Haesang.

Aku melongo saat mendengar dia mengatakan apa nama aplikasinya. Sebuah aplikasi berbentuk maps yang hanya mencangkup wilayah sekitar gedung satu dan gedung dua RSI. Haesang.

Apa karena saking luasnya, maka orang-orang IT disini membuat sebuah program maps agar dokter serta perawat disini tidak tersesat saat bertugas.

Tuhan, rasanya aku ingin tertawa. Banyak sekali hal-hal langka yang tidak kutemukan di rumah sakit lain selain di RSI. Haesang.

RSI. Haesang adalah surganya orang-orang sekarat.

Aku iseng-iseng coba memakai aplikasinya, takut kalau ternyata aplikasi ini hanya sebuah program mewah untuk memajukan pamor RSI. Haesang. Aku bahkan sudah sampai di lantai delapan. Dan aku tidak sadar aku sudah sampai di lantai ini.

Aku lihat papan arah dan papan keterangan ruangan di lantai delapan. Ada ruang ICU dan ruang operasi bedah. Disini tempatnya nyaman dan tenang. Lantainya juga bersih mengkilat. Sangat beda dengan lantai devisiku. Terlalu ribut dengan suara anak-anak dan wanita-wanita hamil yang kadang tidak bisa menjaga nada suara mereka.

Saat sampai di depan pintu ruangan ICU, tiba-tiba saja aku bertemu lagi dengan pria dingin berwajah tembok. Dia melirikku lagi, hanya saja kali ini dia benar-benar terang-terangan melirikku. Tentu saja dengan tatapan matanya yang setajam pisau.

Aku takut kalau aku terus-terusan menatap matanya, akan keluar darah dari mataku.

Pria itu seorang dokter bedah. Tapi aku tidak tahu dia berada di devisi bedah bagian apa. Taeyeon tidak lengkap memberi tahuku tentang pria tembok itu. Yang ku ingat, pria itu selalu di puja-puja dan di hormati oleh seluruh orang di RSI. Haesang.

Sebenarnya dia itu siapa?

“Hei, kau menghalangi jalanku, nona.” Aku benar-benar tersentak saat seseorang berbicara tepat di samping telingaku.

Dan aku yakin wajah terkejutku akan sangat konyol.

Oh tuhan, siapa ini yang ada di hadapanku? Malaikat kah? Atau dewa zeus?

Tampan sekali.

“Halo.. apa kau mendengarku?” Lagi-lagi aku tersentak saat dewa itu, ah tidak. Maksudku pria itu menyentuh pundakku. Dan tiba-tiba saja mataku kembali melirik si pria tembok yang sedang menatapku. Dan lagi-lagi dengan tatapan tajam. Lebih tajam dari sebelumnya.

“Nona, apa kau baik-baik saja?” Suara berat pria dewa zeus itu membangunkanku dari imajinasiku. Sial!

“Ah, iya. Maafkan aku. Aku baik-baik saja.” Kataku. Dan pria dewa zeus itu tersenyum kepadaku. Dan senyumannya seperti bunga lotus bermekaran. Indahnya!

“Apa yang kau lakukan disini? Kulihat dari jas lab-mu kau bukan dari devisi lantai lima atau enam, kan? Dan sepertinya aku belum pernah melihatmu sebelum ini. Apa kau dokter baru disini?” Tanyanya. Dari wajah nya saja sudah tampan, ternyata saat berbicarapun suaranya membuatku terpesona. Astaga!

Aku mengangguk dengan kaku. Astaga! Apa-apaan itu. Konyol sekali.

“Aku dari devisi lantai tiga. Lebih tepatnya aku adalah dokter devisi spesialis Obstetri & Ginekologi. Aku baru saja magang menjadi dokter hari ini.” Ucapku. Si pria dengan pesona sejuta bunga mengangguk pelan. Dan jantungku bereaksi kurang ajar.

“Aku Lee Sehyuk, dokter devisi lantai lima. Lebih tepatnya aku berada di devisi spesialis bedah Orthopaedi dan Traumatologi.” Katanya.

“Devisi spesialis bedah Orthopaedi dan Traumatologi?” Kataku ulang. Dia mengangguk, dan senyum sumringah di wajahku mempertambah ke-konyolanku di depan pria tampan.

“Dulu aku pernah memutuskan untuk mengikuti jurusan spesialis bedah Orthopaedi dan Traumatologi, tapi karena ternyata aku lebih tertarik menangani wanita hamil jadi aku memutuskan untuk menekuni jurusan spesialis Obstetri & Ginekologi.” Ucapku santai seolah-olah kami berdua sudah kenal dekat.

“Wanita hamil kurang cocok dengan mentalku. Mungkin aku harus membisakan diri untuk menghadapi wanita hamil.” Ucapnya dan aku terkekeh.

“Kau memang tidak pantas bergabung dengan wanita hamil, Sehyuk-ssi.” Kataku.

“Ah, aku belum tahu namamu, padahal aku sudah mengenalkan nama serta devisi ku bekerja.” Aku menepuk jidat lebarku dan tersenyum tipis.

“Maaf. Aku Choi Sooyoung. Dokter magang yang akan menjadi dokter tetap di devisi spesialis Obstetri & Ginekologi.” Dan dia tertawa untuk ucapanku yang terdengar seperti lelucon kawakan.

“Aku harus melihat anak buahku di dalam sana,” Dia menunjuk pintu ruangan ICU dibelakangku.  “Nanti kalau ada kesempatan lagi, kita bisa mengobrol lebih lama dari ini. Bagaimana?” Katanya. Aku mengangguk dan tersenyum saat dia pamit dan hilang di balik pintu ruang ICU.

Hmm, pria yang tampan dan ramah.

Saat berbalik, aku kembali melihat si pria tembok sedang melirikku, dan tatapannya semakin tajam kearahku. Aku mengerutkan dahi lantaran bingung dengan arti tatapan tajam nya yang katanya banyak membuat terpesona kaum hawa. Tapi sepertinya aku bukan berada di dalam kelompok mereka.

Sooyoung POV END

 

Kyuhyun POV

 

Lagi-lagi aku bertemu dengan wanita aneh yang kutemui tadi pagi. Dia sedang berjalan dengan seorang wanita bertubuh mungil yang sering ku lihat di lantai tiga. Dan tatapanku bertemu dengan wanita bertubuh tinggi itu.

Matanya yang bulat jernih, rambutnya yang panjang sebahu dengan helaian yang kuyakin lembut, dan tubuh serta jalan mereka yang hampir sama membuatku seolah-olah sedang menatap ‘dia’.

Walaupun aku tahu mereka tidak sama percis, tapi aku merasakan perasaan yang kuat. Perasaan kacau, marah, dan kesal saat melihat mata bulatnya yang jernih kini ikut melirik kearahku. Hatiku rasanya terbakar. Dia- wanita tinggi yang kini berada di hadapanku membuatku mengingat masa lalu yang bahkan tak ingin ku ingat tapi masih setia hidup di dalam jiwa tergelapku.

‘Dia’ selalu hidup di dalam jiwa tergelapku. Itu membuatku tersiksa, dan aku tidak suka dengan rasa itu. Tapi aku juga tidak mau menghapus ‘dia’ dari ingatanku. Bahkan aku merasa dia masih hidup dalam duniaku. Walaupun kenyataan nya ‘dia’ memang sudah mati.

Si wanita mungil itu membungkukkan badan nya sopan, dan tatapan mataku tidak pernah teralihkan dari sepasang mata almond yang kini juga menatapku dengan tatapan polosnya.

Ya, karena wanita itu memang tidak tahu apa-apa. Hanya aku, dan aku memilih untuk menyimpan nya sendirian.

Aku dan rombongan ku kembali berjalan, kami harus segera ke ruang rapat untuk membicarakan program baru yang di usulkan oleh kepala RSI. Haesang, dan beliau adalah ayahku sendiri.

Setelah rapat usai, aku memutuskan untuk kembali ke ruanganku atau ke lounge dokter dan menikmati kopi berkelas dengan beratus macam rasa yang tersedia.

Dan lagi-lagi aku melihat wanita almond itu. Aku melihatnya, dan wanita itu sepertinya sedang bingung. Mungkin dia baru pertama kali ke lantai ini dan tidak terlalu mengerti dengan jalan.

Rasa kecewa, sakit hati, dan marah ku berkumpul jadi satu saat lagi-lagi tatapan kami bertemu. Aku bahkan yakin tatapanku ke matanya semakin menajam seiring memuncaknya emosiku saat melihat matanya.

Wanita itu memang bukan ‘dia’, tapi fisiknya benar-benar hampir mirip ‘dengannya’. Dan aku tidak menampik bahwa aku mulai menganggap wanita itu sebagai ‘dia’.

Entah tuhan sedang mempermainkan hari ku atau memang ini suaratan takdir karena aku harus menahan emosiku saat kembali melihat dia berada di depan ruangan ICU. Aku sempat bingung kenapa dia berada di ruang ICU. Apa dia punya seseorang yang harus di tangani di ruang ICU.

Dia melirikku, dan rasa itu kembali memuncak dalam jiwaku. Kesal, marah, dan kecewa menjadi satu dan aku tidak suka saat rasa itu meracuniku dan mengambil alih setengah hatiku. Aku meliriknya dengan tatapan setajam sebelumnya.

Dan kurasa dia ketakutan, karena aku memang meliriknya dengan tatapan tajamku. Apalagi saat seseorang pria yang sepertinya ku kenal menepuk bahu dan mengobrol akrab dengan wanita itu.

Rasanya aku tidak rela. Aku menganggap dia adalah wanitaku. Wanita itu adalah ‘dia’-ku. ‘Dia’ yang tega menyakitiku dan membuat hidupku gelap gulita. Dan aku sadar wanita itu hanya orang lain yang kebetulan mirip dengan ‘dia’.

Tapi rasa benciku tidak tertahankan saat melihat mata wanita itu. Mata busuk milik ‘dia’ yang sudah menyakitiku. Dan aku mulai merasa wanita itu harus segera ku miliki. Aku tidak rela dia bersama orang lain.

Bukan karena aku menyukainya. Tapi terlebih karena aku ingin membalas apa yang sudah ‘dia’ lakukan kepadaku dulu. Walaupun wanita itu bukan ‘dia’, dan aku melampiaskannya kepada wanita itu.

Aku tidak peduli.

Sama sekali tidak peduli.

Kyuhyun POV END

 

To Be Continued…

 

Kalau ada yang ingin di tanyakan, silahkan berikan pertanyaan kalian di kolom komentar. Jangan lupa review nya, dan like kalau kalian tidak keberatan. Kelanjutan fanfict ini berada di tangan kalian. Saya tentu mengharapkan kalian suka dengan ff ini dan meminta saya untuk melanjutkan terus ff ini.

 

Hanya sekedar kabar ralat!

Mulai hari ini mungkin saya akan sedikit sibuk karena jadwal sekolah yang sudah memasuki fase-fase genting karena mau lulus #gapenting.

Maka dari itu saya merubah jadwal update Falling & Closer menjadi seminggu sekali. Falling di setiap hari Rabu/Kamis di setiap minggu nya. Sedangkan Closer di setiap hari Senin/Selasa di setiap minggu nya. Jadi mohon maklumnya apabila kalian bosen/lelah/atau apalah karena menunggu update’an dari kedua ff tersebut.

Yang selalu coment+like disetiap kelanjutan Falling & Closer saya ucapkan banyak-banya terima kasih. Partisipasi dari kalian memacu semangat saya untuk terus berkarya menciptakan fanfic-fanfict KyuYoung.

 

Big Thanks..

Putrisipo, Elis Sintya, Vitriankim, Novianti Sitorus, Nirmalajfirdaus, Ajeng Shiksin, Ellalibra, Dekyusoo, Adinda, Ressa, One656kimhyunra, Nzizzh, Cerlut, Flabberglasted, Dian, Lailaalmira, Kyura, May, Fransisca24, Puspa rahmaaaa

 

(Cilegon, 24-10-2016)

 

25 thoughts on “[SERIES] Closer -Chapter 2”

  1. wahh sooyoung takut sama tatapan Kyuhyun?! takut jatuh cinta kali ya.. sumpahh saya kira yang nyapa sooyoung itu si Kyuhyun ehh tau-taunya si sehhyuk.. itu si Kyuhyun dendam sama siapa sihh?? dan penasaran bgt sama si ‘dia’… dan kasian sama sooyoung kenapa dia yang harus jadi pelampiasannya si Kyuhyun.. tapi semoga aja Kyuhyun kena karmanya dan cinta mati bgt sama sooyoung… semangat author bikin ff nya

  2. Ad ap dgn ms lalu kyu??? Ms mo bls dndam sm sooyoung gr2 mirip sm ‘dia’. Msh byk teka teki d part ni yg bikin pnasaran n mnunggu klanjutanny 🙂 fighting…..

  3. Oh my god!! Jangan sampai dah si kyu beneran balas dendamnya ke soo yang engak tau apa apa. “Menganggapnya milik ku” sepertinya dia belum tau aja bakal dijodohin sama soo
    Aduhh auka benget ff ini
    Ditunggu kelanjutannya

  4. Kyuhyun kayaknya punya masa lalu yg kelam(?) dgn seorang cwek yg kira² mirip cem sooyoung tpi gag bisa bgitu dong bang kyuhyun klo balas dendamnya jngn kesooyoung kan dia gag tau apa² egois luuhh kyu..
    sooyoung belum tau ya yg dijodohin ma dia si kyuhyun lah kyuhyun tau gag ya…
    Ditunggu sekali nextnya..

  5. yah… yah…yah…..sibkyu kyu kdnpa berfikir gitu sih.udah helas” beda orang kenapa juga masih mau blas dendam?semoga tdak kesampaian niatannya blas dendam….

  6. hahaha typo bertebran wktu nulis komen.maafkan…maafkann….maklum mata udah merem mlek wktu baca tapi masih aja dpaksakan krena terlalu kepo sama klnjutan critanya….hehe

  7. wah kyu sepertinya ambisi menutup sebagian hatimu.. but, kau harus ingat dan selalu ingat “dia” yang kau maksud bukan sooyoung.. jangan terlalu dendamlah ntar malah kepincut setengah mati lagi..
    #sotoydahw

  8. wahh wahhh kyu itu tunangan sooyoung kan??
    Maksud masa lalu kyu itu bikin penasaran bangettttt, tega nian kyu mau bales dendam sama orang yg cuma mirip sama sooyoung T.T
    Lanjut lanjuttt

  9. Si kyuhyun kenapa tu . tiba tiba dy mau bales dendang ke sooyoung cuman gara gara mata . emang “dia” itu siapa si ?? Cewe yg nyakitin kyuhyun itu?? Kan kasian si sooyoung enggak tw apa apa malah jadi bahan bales dendam ..
    Jangan jangan mereka udah saling kenal dari dulu tp si sooyoung lupa ingatan.. Masa si ??? Ih penasaran banget sama cerita nya . semangat ia buat ff ini.

  10. lah.. kok kyu jadi dendam sama soo?
    wahai kyuhyun, percayalah bahwa soo bukan dia,dia mu itu..
    jadi ngapain dendam ama soo..
    kan kasian soo nya, ngga tau apa-apa tiba2 ada yang mau bales dendam sama dia..
    kira-kira yang dijodohin sama soo itu siapa?
    apa cuman aku yang ngiler sama rumah sakitnya, dan berharap bisa kerja dirumah sakit kaya gitu..
    ditunggu ya next dan ff lainnya..
    apalagi yang falling..
    selalu semangat author..

  11. kyu oppa tega bnget melampiaskan semuanya ke soo eonnie, sbnarnya masa lalu kyu oppa kyak gimana sih. Dan ‘dia’ itu siapa, gmana reaksi mrk kalo tau sbnrnya mrk dijodohkn. Gk sbr jg pngen liat khidupan rumah tngga mereka.

    Ditunggu ya ff FALLINGnya

  12. Kyuhyun terus bilang “Dia”. Dia itu siapa seh, kan gregetan jadinya, banding2in gtu. Hareuh..
    itu kyuyoung sama2 blm tau muka2 yg d jodohin ama mreka. Ah elah, dikira kyu tau gt coz ‘staring’ syoo mulu. Hahaha

    next next

    wah, detik2 menuju kelulusan. Pasti ya sibuk bgt itu. Tp moga aja ttp lancar publish ff nya. Hehehe

    semangat.. 😀

  13. ‘Dia’ itu siapa??? Orng yng mirip ama soo?? Kyu kaya’y dendam bnget tuh ama si ‘dia’memang’y apa sih yang ‘dia’ buat smpai” kyu dendam smpai sgitunya, trus mw ngebalas dendam’y lagi ama soo yg gak tau apa” ‘mungkin’..
    Penasaran nih

    Next,, figthing… 😊

  14. hwa, kirain bakalan ada interaksi kyu-sooyoung dilihat dari ending chapter 1 kemarin, ternyata belum..kayaknya masa lalu kyuhyun kelam,
    oy, aku seneng sama karakternya sooyoung d ff ini, tp kyu serem diliat dari pov’nya, dingin banget kayaknya..jadi excited nunggu interaksi kyu-sooyoung..

  15. Yeayyy…. Gak buka web ini seminggu sekalinya buka closer update. Kyu jahat yaa💔 jangan gitu dong ama soo, dia kan gak salah kyuu. Huh ini ff banyak misterinya ya 😂 tapi tetap ku sukaaaaaa.kayanya genre nya hurt ya? Kalo iyaaa aku sukaaa. Semangat kak 😁😁

  16. yey d’part ini knpa kyu Oppa jdi bengis gtu yaa pen balas dendam sma soo eonni, Pdhal pan bkan soo eonni yng udh nyakitin hatinya kyu oppa….. bner2 tidak bsa dipercaya ckckckckck -_- keep Waiting next part’a min, jdi pnasaran sma sikapnya kyu oppa k’soo eonni ntar

Leave a reply to yani yanuari Cancel reply