Angst, Fluff, Hurt, Marriage-life, Romance

Happy Ending? Sequel from “Fight For Love”

Happy Ending

Happy Ending? -Sequel from “Fight For Love”

Fanfiction by Faramochi

Oh Sehun – Choi Sooyoung (main cast)

Im YoonA (Support cast)

Angst/Hurt,romance-maybe?-,Marriage life,Fluff-gagal-

PG 17+

I Just Borrow the cast.

Saya sarankan membaca dulu ff sebelumnya disini

“Aku salah telah menyia-nyiakan wanita sebaik Sooyoung.” -Sehun.

***

Seorang lelaki dengan paras yang bisa dikategorikan tampan itu terbangun. Tapi,kurasa ia tidak cocok disebut tampan sekarang ini. Mengapa? Kalian bisa lihat sendiri. Baju kusut,rambut acak-acakan,wajah khas bangun tidur dan jangan lupakan sesuatu di pipi dan sebelah matanya.

Sehun-nama lelaki itu-menghela nafas saat melihat sebuah kamar dengan pintu berwarna cokelat tertutup dengan rapat. Sepertinya sang empu-nya mengunci pintu tersebut. Sehun kemudian melangkah menuju dapur,dan berniat membuka lemari es dan rak makanan. Siapa tahu saja ada cup mie,atau apapun yang bisa ia masak. Karena Sooyoung tidak memasak sejak dua minggu yang lalu,sehingga ia harus makan di apartement YoonA ataupun diluar.

Voila! Tidak ada apapun di dalam rak makanan. Lantas,ia pun membuka lemari es. Sehun menatap datar dan menghela nafas. Hanya ada bahan-bahan mentah disana. Dan kemampuan masak Sehun..-uhuk– aku tidak ingin mati muda karena mengatakan hal ini,tapi kurasa kalian penasaran(atau mungkin tidak?) jadi aku akan memberi tahu.

Sehun pernah membakar dapur saat ia mencoba memasak. Ia hanya mencoba memasak telur dan nasi goreng,tapi yang ada malah dapur yang digoreng. (Oh Sehun,jangan menatapku seperti itu okay?) Sehun kemudian berjalan menuju kamarnya. Sepuluh menit kemudian,Sehun keluar dengan membawa kunci mobil-nya. Ia berencana makan di apartement YoonA.

Sehun mengendarai mobil dengan..kecepatan diatas rata-rata sampai tak sedikit orang lain mengklakson mobilnya,meneriaki nya,dan mensumpah serapahinya,seperti..

Seorang wanita paruh baya berjalan dengan amat pelan. Ia mendongak menatap rambu jalan menunjukan warna hijau untuk pejalan kaki. Ia kemudian bersiap menyebrang jalan,saat ia melangkahkan kakinya dari trotoar,tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna silver keabuan melintas dengan sangat cepat. –Bahkan nenek itu mengira bahwa yang lewat tadi adalah malaikat maut yang akan mencabut nyawanya– (Well,jika kau melangkah satu-dua langkah lagi,maka Sehun akan benar benar menjadi malaikat maut nek).

Nenek itu terjatuh dengan nafas terengah-engah dan memegangi dadanya yang terasa sedikit sakit. Beberapa orang kemudian menghampiri nenek itu dan menolongnya. Diantara kesadarannya,nenek itu mensumpah serapahi Malaikat maut-Sehun-itu,”Hosh,Hosh,uhuk,awas kau yah..uhuk,ku doakan..uhuk,pacarmu..uhuk..berselingkuh..uhuk,dan..kau akan merasa..uhuk,terpuruk,uhuk,dihidupmu! Ohok ohok!” Setelah itu,nenek tersebut pingsan. Membuat suasana sekitar sana ramai. (Apakah Sehun benar-benar menjadi malaikat maut?)

Sehun melirik kaca spionnya. Ia merasa sedikit bersalah. Ia berniat turun dan membantu nenek tersebut ke rumah sakit. Tapi perutnya tidak bisa diajak kompromi lagi. Jadi ia meringis dan menambahkan kecepatan mobilnya.

.

Sehun membuka pintu apartement YoonA dengan tergesa-gesa. Ia berniat menghampiri YoonA,tapi begitu melihat sebuah pintu kamar terbuka,ia pun berniat untuk masuk kesana. Begitu masuk,ia disuguhkan pemandangan yang cukup membuatnya senang. Sebuah box bayi berwarna kuning,mainan,boneka,poster kartun di dinding,dan foto-foto bayi. Sehun kemudian melangkah menuju box bayi dan melihat seorang bayi tengah tertidur.

Sehun tersenyum mengangumi anaknya. Mata yang mirip dengannya-tajam-,hidung yang mirip YoonA,dan bibir.. Oh,Sehun tidak tahu bibir anaknya itu menurun dari siapa. Karena bibir tersebut tidak mirip Sehun maupun YoonA. Dan lamunan Sehun terputus ketika mendengar teriakan dari arah pintu.

“Wu Yifan! Sudah kubilang jangan masuk sembarangan! Kan sudah kubilang,bisa saja Sehun dat-“

Sehun hanya menatap YoonA datar.

“-ang..”

“Se-sehun?”

“Buatkan aku makanan.”

“O-oh..o-okay.”

Kemudian YoonA pergi membuatkan Sehun makanan. Sehun pun menyusul YoonA. Begitu masuk ke dapur,ia melihat YoonA tengah memasak makanan untuknya. Sehun kemudian mendudukan diri di kursi meja makan. Sehun sekilas jadi ingat Sooyoung. Entah kenapa,YoonA jadi terlihat seperti Sooyoung.

“Hei,ayo makan,”Ucap YoonA sembari meletakan mangkuk berisi ramyun. Kemudian duduk didepan Sehun. Sehun hanya menggumam kemudian makan ramyun secepat kilat. YoonA yang melihatnya menaikan alis bingung,”Kau kenapa? Seperti orang kesetanan saja.”

“Aku lapar.” Jawab Sehun singkat,kemudian melanjutkan makannya yang tertunda. Sehun kemudian menatap YoonA,”Hei,kenapa kau tidak makan?”

“Aku sudah makan.”

“Bohong.”

“Tidak.”

“Kau tidak bisa membohongiku.”

“Aish,baiklah! Aku memang belum makan!” Kata YoonA kesal. Sehun menaikan alisnya lalu bertanya,”Kenapa?”

“Aku merasa kurang enak badan. Aku sering muntah dan mual di pagi hari”

“Kita pergi ke dokter,dan aku tidak menerima penolakan.”

YoonA mendengus kesal. Ia memang tidak akan bisa menang melawan Oh Sehun. Ia kemudian beranjak menuju kamarnya,mau bersiap-siap alasannya. Sehun hanya mengangguk kemudian menyimpan mangkuk yang sudah kosong di bak cuci. Kemudian pergi ke kamar bayinya.

Sehun menggendong bayi berumur dua bulan itu dengan pelan,kemudian memakaikannya sarung tangan,kaos kaki,topi kupluk,baju hangat,dan semacam kain penghangat seperti selimut. (Maaf aku tidak tahu namanya)

Sehun keluar dan mendapatkan YoonA sudah siap dan mereka pun pergi ke dokter.

.

Sehun dan YoonA keluar dari ruangan dokter. Yap,mereka sudah selesai melakukan pemeriksaan. YoonA menatap Sehun takut-takut. Mereka kemudian berjalan menuju basement dan masuk ke dalam mobil Sehun.

“Im Yoon Ah.” Panggil Sehun tegas. Rahangnya mengeras menandakan bahwa ia tengah emosi. Sehun menatap YoonA tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk melihat bayi kecil yang tengah tertidur di gendongannya.

“Kenapa kau bisa hamil? Siapa ayahnya? Kita bahkan melum melakukannya sekali pun sejak kau melahirkan.”

YoonA menunduk menatap bayi dalam gendongannya,kemudian menjawab gugup sekaligus takut,”A-aku tidak tahu,mung-mungkin dokter itu keliru.”

“Cih,keliru katamu?!” Bentak Sehun. Membuat YoonA kembali menunduk takut.

“Wu Yifan ya? Dia yang membuatmu hamil? Dan,oh! Jangan-jangan dia bukan anakku?!” Sehun membentak sembari menunjuk bayi di gendongan YoonA. Sembari takut,YoonA mengangguk. Pantas saja ada yang berbeda,pikir Sehun. Sehun menghela nafas,kemudian menunjuk kearah YoonA-maksudku kearah pintu mobil.

“Keluar.” Kata Sehun dingin.

“Ta-tapi Sehun-ah..”

“Keluar atau aku akan berbuat kasar.”

Dengan menunduk,YoonA keluar dari mobil sambil menggumamkan ‘maaf’. Setelah itu,Sehun tanpa basa-basi langsung melesat dari basement rumah sakit.

***

Sehun membuka pintu apartement dengan lesu. Ia menghela nafas saat melihat rumahnya gelap gulita. Maklum,sekarang sudah pukul tujuh malam. Namun samar-samar,ia dapat mendapat suara berisik dari arah dapur. Setelah menyalakan semua lampu di rumah,ia beranjak ke dapur. Saat di dapur,ia melihat Sooyoung dengan rambut di cepol yang membuatnya manis,menggunakan kaus putih dan celana panjang abu-abu dan memakai celemek cokelat dengan gambar beruang tengah asyik memasak.

Sooyoung yang belum menyadari keberadaan Sehun masih asyik dengan kegiatannya. Setelah selesai,ia mengambil piring,dan saat akan berbalik,ia menubruk tubuh Sehun sehingga piring yang ada di genggamannya jatuh.

“Se-Sehun?” Gumamnya. Sehun tersenyum tipis kemudian berkata,”Sedang apa?”

“Membuat makanan,tentu saja. Lagipula kau seharusnya bisa menetahuinya dengan melihat saja ‘kan?” Sooyoung berkacak pinggang,kemudian mengambil piring yang terjatuh (Dan untungnya piring itu tidak pecah,tetapi mengenai jari kaki Sehun yang membuatnya meringis kecil).

“Begitukah? Baiklah,maaf sudah menganggu mu,honey.” Sehun tersenyum sambil mengusak rambut Sooyoung kemudian duduk di meja makan dan meletakan gadget canggih-nya di atas meja. Sooyoung diam-diam tersenyum kecil sambil menyiapkan makan malam.

Setelah selesai,Sooyoung duduk di depan Sehun,kemudian menatap suaminya yang langsung makan dengan rakus,mengingat ia lelah dengan kejadian bersama YoonA.

“Hei,ayo cepat makan,kau belum makan ‘kan? kau selalu mengurung diri di kamar.” Kata Sehun.

Well,sebenarnya aku menyimpan banyak makanan,seperti camilan,mie,minuman dingin yang kutaruh di kulkas mini,juga air panas di kamarku.” Kata Sooyoung sembari nyengir kuda.

“Pantas saja lemari dan kulkas kosong. Biasanya penuh dengan camilan yang menyebabkan gendut.” Ujar –sekaligus mengejek– Sehun.

“Yak!!” Sooyoung berteriak tidak terima.

Sehun terkekeh kemudian menyuruh Sooyoung makan,kemudian melanjutkan makannya yang tertunda oleh percakapan tadi. Sehun berpikir ini adalah saat yang tepat untung berbaikan.

.

Malamnya,Sehun duduk berhadapan dengan Sooyoung di seperti saat makan malam. Sehun lelah. Begitupula Sooyoung,jadi mereka memutuskan untuk meluruskan semuanya.

“Jadi..aku..ingin kita memulai dari awal.” Sehun membuka percakapan.

“Yah,akupun ingin begitu. Tapi..masih ada sedikit rasa sakit di sini,saat melihatmu.” Sooyoung menunjuk dada kiri-nya.

“Yah,aku tahu. Aku ingin minta maaf. Sudah menyia-nyiakan mu yang mencintaiku dengan tulus,sementara aku hanya memanfaatkan harta dan -Sehun terbatuk sebentar- tubuhmu.”

Sooyoung terdiam sebentar,kemudian menatap Sehun dalam,”Lalu,apa maumu?”

Sehun terdiam kemudian menunduk,”Aku ingin mengulang semua dari awal.”

Sooyoung mengalihkan pandangan dari Sehun kemudian menghela nafas,”Lalu bagaimana dengan YoonA,dan –Sooyoung terbatuk sebentar– ..bayimu?” Ia agak tidak ikhlas saat mengucapkan ‘bayimu’.

“..YoonA..dia membohongiku. Bayi itu,bukan anakku,dan..sebenarnya ayah bayi itu adalah Wu Yifan,” Sehun menghela nafas berat.

“Wu Yifan? Bukankah dia pemilik toko roti yang sering aku datangi? Dia bahkan sudah punya tunangan. Model majalah,Jung Jessica.” Sooyoung nampak agak terkejut.

“Entahlah,aku tidak ingin mengetahuinya.” Sanggah Sehun cepat.

Sooyoung mengulum senyum kecil. Ia juga menginginkan hal ini sebenarnya. Sooyoung kemudian bangkit dan memeluk Sehun kelewat erat. Sehun nampak terkejut,tetappi ia segera tersenyum dengan mata berair,kemudian balas memeluk Sooyoung. Ia dapat merasakan baju yang dikenakannya basah. Sooyoung menangis. Tapi ia tahu,ini bukan tangis kesedihan. Ini tangis haru,dan bahagia.

Mereka berpelukan cukup lama,kemudian melepaskan pelukannya. Sehun menangkup pipi Sooyoung yang basah,kemudian mengelap air matanya yang mengalir. Sooyoung sangat cantik. Melebihi YoonA. Kenapa Sehun samangat bodoh? kenapa ia lebih memilih YoonA yang jelas-jelas tidak memiliki rasa cinta padanya,dan hanya sekedar agar ada yang bertanggung jawab atas bayinya?

Sooyoung tersenyum kemudian menarik kerah baju Sehun,menutup matanya,begitupula Sehun. Dan,oh kalian pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya dan..biarkan mereka berdua merasakan kebahagiaan malam ini,dan jangan mengganggunya.

***

Sooyoung mengikat rambut cokelatnya dan melipat lengan baju putihnya. Ia membuka lemari yang kosong. Ia menghela nafas,kemudian masuk ke kamarnya,mengambil beberapa potong roti,dan sekotak susu. Ia kembali kedapur dan bersiap membuat roti panggang,selagi menunggu,ia menyiapkan dua gelas tinggi dan membuat susu.

Ia lalu membawa selai kacang dan cokelat,kemudian menyimpannya di atas meja makan dengan susu hangat.  Setelah mendengar suara dari toaster,ia segera mengambil roti panggang yang berjumlah empat buah,kemudian menaruhnya diatas piring. Tak lama kemudian,Sehun datang dengan wajah mengantuk,rambut acak-acakan,beberapa kotoran di mata dan pipi,kaos kumal,dan boxer kusut.

Sehun baru saja akan meminum susu sebelum Sooyoung menghentikannya,”Ke kamar mandi dulu,Oh Sehun.”

Sehun terdiam dengan mata merem-melek,kemudian mengangguk lucu,lalu berjalan agak sempoyongan menuju kamar mandi utama di dekat dapur. Sooyoung menghela nafas,kemudian tersenyum. Sehun kembali dengan wajah lebih segar,dan segera memakan sarapannya.

“Enak sekali,honey.” Sehun tersenyum hangat.

“Itu hanya roti dan susu,Hun.Bahkan aku belum mengoleskan selai di rotimu.” Sooyoung mengelak.

“Memang,tapi jika itu buatanmu,maka terasa sangat enak.”

“Gombal.”

Sehun terkekeh dan melanjutkan sarapannya. Begitupula Sooyoung. Ia mengoleskan selai kacang ke rotinya,dan cokelat ke roti milik Sehun yang tersisa satu. Kemudian sarapan.

Honey?” Panggil Sehun memecah keheningan.

Sooyoung hanya menggumam sebagai jawaban. Sehun menatap Sooyoung,dan berkata,”Aku akan mencari pekerjaan.”

“Kau yakin?”

“Ya. Tentu saja. Aku tidak ingin bergantung pada hartamu,aku ingin mandiri.”

Sooyoung tersenyum simpul,”Aku setuju. Tapi kuharap kau tidak tergoda jika salah satu rekan kerjamu cantik,sexy,atau apapun.”

Sehun terkekeh mendengar tuturan istrinya,”Tentu aku tidak akan begitu. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Lagipula,mulai saat ini,aku akan menutup hatiku,dan hanya melihat padamu.”

“Benarkah? Aku agak ragu,” Sooyoung terkekeh sambil melahap rotinya yang tersisa satu suapan.

“Hei,aku bersungguh-sungguh,bisakah kau menghargainya?” Sehun mendengus kesal.

Sooyoung tersenyum dan berkata,”Baiklah aku percaya,Sehun ku sayang.”

“Aku ingin kau memanggilku darling.”

“Keinginanmu sangat bodoh.”

“Ayolah honey,buing-buing.”

“Aish jinja! Kau harus sadar umur dan tidak melakukan aegyo! Itu menjijikan.” Sooyoung agak menjauh dari meja makan.

Oh Sooyoung!” Sehun mendengus.

“Hahaha,oke baiklah,darling. Puas kau?”

Sehun tersenyum,begitupula Sooyoung. Mereka kemudian terkekeh sendiri,seperti ABG baru jatuh cinta. Ah,aku harap mereka bahagia. Selamanya. (Aku tahu ini bukanlah kisah dongeng yang di endingnya akan bahagia,selamanya. Tapi aku boleh berharap bukan? Lagipula ini adalah fiksi karyaku,jadi aku bebas melakukan apapun *Nyengir kuda)

END

Huaaaaa!! Maaf aku telat banget update nyaaa>< 😥

INI LAPTOP SERING ERROR JADI HARUS DI SERVICE TERUS TERUSAN,DATA IlANG,MOOD NULIS PUN ILANG>:( 😥

Habis sudah kesempatan libur tiga bulan buat ngepublish ff sebanyak-banyaknya huhuhuhu:'( .Aku udah nulis sequel ff ini dari dulu dan beberapa ff lainnya yang udah siap di publish tapi yaampun. Malah error setelah dipake abang Fara 😥 .Akhirnya satu minggu pundung,gak nulis ff,atau pun buka wordpress. Cuma nyari dan ngetik tugas dari dosen yang super duper nyebelin yang gak ada tandingannya. Dan Well,ditengah keterpurukan,akhirnya Fara nulis ff sequel yang hasil akhirnya absurd bin aneh bin ajaib. Dan..alur yang terlalu cepat.-.

Intinya,Fara minta maaf sekali lagi,ngepublish ff lama banget:(.

Terima kasih yang udah mau baca ff absurd ini,comment jangan lupa ya,kritik boleh kok asal gak pedes kaya mak icih 😀

Regard,

Fara :*

13 thoughts on “Happy Ending? Sequel from “Fight For Love””

  1. wahh jdi yoona selama ini boong yaa?! busettt
    tpi untungnya sehun udh sadar , yay!
    akhirnya ad yg update ff jugaa . dr kemaren” ga ad yg update soalny… 😦
    ditunggi ff lainnya, hwaiting !

  2. Yoona bisaan amat boongnya -_- untung sehun akhirnya tau dan balik lagi ke sooyoung jadi sooyoung ga terpuruk lagiiii. Keren kak, ditunggu ff lainnyaa, semangatt! 😀

  3. Ku kira gk ada sequel.. :v
    Nah loo Sehun di boongin Yoona, si Yoona di boongin Wu Yifan, nah si Wu fan nya udah punya tunangan.. rumit sekali hidup nya si Yoona :V
    Di tunggu ff yang lainnya.. ‘_’)9

Leave a reply to ayu_hy99 Cancel reply