Family, Fantasy, Friendship, Humor, Romance

Story In 40 Days – Part 5 END

 

story in 40 days

Title                       : [SERIES] Story In 40 Days (Part 5)

Author                  : Chuyleez

Main Cast            : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Support Cast      : Lee Donghae, Im Yoona, Kris Wu

Genre                   : Fantasy, Romance

Length                  : Series

 

Annyeong yeorobun…. Author bawa part terakhir untuk FF Story In 40 Days ini. Yang belum meninggalkan jejak, harap meninggalkan satu jejaknya saja disini yah. Baik Like or Comment.

Jika menemukan kesamaan cerita, harap mention di Facebook Andria Chuyleez Minoz or twitter @chuyleezluvsuju. Happy reading All ^^

“Apa benar jodohku itu seperti dirimu? Sehingga aku tidak punya cinta sejati di dunia ini?”

“Apa maksudmu?”

“Jika benar jodohku sepertimu, Apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus mengikutimu juga kesana?”

Kyuhyun terdiam memandang Sooyoung. Ada apa dengan gadis ini? Tatapannya berubah menjadi sangat menyedihkan. Apa karena dia mulai merasa kesakitan, atau dalam hatinya dia benar-benar merasa sedih?

 

 

***

 

 

“Aku seorang namja yang tidak ditakdirkan untuk memiliki cinta sejati. Jadi jangan berfikiran yang tidak – tidak.”

Sooyoung masih diam dan memandang lurus mata Kyuhyun. Seolah – olah hari ini adalah hari terakhirnya menatap mata itu.

Kyuhyun terus mendekatkan wajahnya ke arah Sooyoung seperti hendak mencium pipinya. Perlahan ruhnya masuk ke dalam tubuh Sooyoung. Ruh Sooyoung pun berguling keluar dari tubuhnya sendiri.

Soohyun langsung membangkitkan tubuhnya dan kembali melanjutkan kegiatannya membuat komik.

Kris memilih keluar dari kamar hotel Sooyoung. Entah mengapa dia merasa tidak nyaman berada disana. Melihat tatapan kedua pasang mata yang saling beradu itu.

“Aisshhh…. Pergilah!! Bayangan itu pergilah!!” Kris memukul – mukul kepalanya berharap melupakan apa yang dia lihat tadi.

“Kris~Sshi.”

Kris menghentikan langkah ketika mendengar seseorang memanggilnya. “S… Sunbae?” ujar Kris tergagap.

“Waktumu tinggal lima hari lagi yah.”

Kris hanya diam mematung.

“Apa kau masih belum menemukan keberadaan Cho Kyuhyun?”

Kris menggeleng. Berbohong.

“Benarkah belum menemukannya?” tanya Sunbae-nya lagi. Sepertinya tidak yakin dengan jawaban Kris.

Kris lagi – lagi menggeleng.

“Baiklah. Sampai bertemu 5 hari lagi. Apa kau akan kembali hidup atau masuk ke pintu kematian abadi.”

Makhluk berjubah hitam itu menghilang. Ingin rasanya Kris berbalik dan menyeret Kyuhyun saat ini juga. Tapi nalurinya berkata untuk tidak melakukannya.

 

 

 

***

 

 

Soohyun masih terus menggambar komiknya. Tak terasa air matanya menetes ketika menggambar sesuatu yang membuatnya teringat akan kecelakaan yang dialaminya. Tangannya mulai bergetar. Kertas gambarnya pun semakin basah dengan tetesan air mata dan peluh di tangannya.

“Kyu~ah, gwenchana?” Sooyoung berjalan mendekatinya dan mendapati Soohyun menangis.

Soohyun menggeleng. Tanda dia tidak baik – baik saja.

Sooyoung melihat ke arah lembaran kertas yang berserakan di meja. Gambar kertas pertama terlihat seorang namja mengendarai motor kemudian hujan deras tiba – tiba turun. Lembaran kertas kedua, namja itu mempercepat laju motornya agar bisa tiba di taman dengan cepat. Dia tahu gadis itu menunggunya disana. Lembaran kertas ketiga, namja itu tiba di taman dan menghampiri gadis yang berjongkok di bawah pohon menunggunya.

‘Mian terlalu lama menunggu…’ ucap Marcus pada Calista yang sedang berjongkok di bawah pohon. Dilihatnya baju gadis itu basah. Marcus menariknya berdiri dan menggenggam kedua tangannya. ‘Mengapa tidak pergi? Tanganmu sudah nyaris membeku.’ Ucap Marcus.

‘Kau akan mencariku nantinya. Kau memintaku menunggu, karena itu aku harus menunggu.’jawab Calista dengan senyum.’Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?’ tanya Calista lagi.

Marcus mengeluarkan mawar yang sudah basah kuyup.’Ayo kita menikah.’ Ujar Marcus. Calista memandangnya terkejut.’Cukup lama kita berteman. Berarti sudah cukup aku mengenalmu. Bagiku, berpacaran setelah menikah, jauh lebih indah. Jadi… Maukah kau menemaniku hingga akhir nanti? Mencintaiku dan hanya aku sampai tua nanti? Melahirkan anak dengan perpaduan wajahmu dan wajahku? Maukah kau…”

Marcus menghentikan ucapannya ketika mendengar tangisan Calista.

‘Hiks!’ tangis gadis itu.

‘Uljima…’

‘Kenapa kau lama sekali?’

Marcus memandangnya bingung.

‘Aku menunggu lama disini di tengah hujan. Padahal mungkin jika kau datang lebih cepat dan aku menerimamu, lamaran ini jauh lebih indah.’

‘Apa bedanya dengan hujan? Kita menyukai hujan.’

‘Hujan selalu digambarkan untuk orang yang putus cinta di setiap cerita fiksi.’

‘Cish, kau terlalu terbiasa dengan cerita Novel buatanmu. Lalu… Bagaimana jawabanmu?’

Marcus melihat Calista mengangguk.

‘Apa maksudnya kau mau menikah denganku?’

Calista mengangguk lagi.

‘Sepertinya aku harus membuat cerita dimana hujan tidak lagi menggambarkan kesedihan cinta, namun juga indah saat melamar seseorang.’ Canda Calista.(#Untuk scene yang diatas kalian bayangin sendiri komiknya yah).

 

“Aku tidak bisa lagi menggambar gaun pengantinya.” Soohyun kini mulai menangis.

Sooyoung memandangnya sedih.

“Aku sudah mempersiapkan kata – kata saat aku akan melamarnya. ’Ayo kita menikah’, ‘Maukah kau menemaniku hingga akhir nanti? Mencintaiku dan hanya aku sampai tua nanti? Melahirkan anak dengan perpaduan wajahmu dan wajahku?’. Tapi kenyataannya Tuhan tidak menghendaki itu semua.”

“Kau begitu mencintainya?”

“Pada saat itu iya… Tapi sekarang, merasa tidak ada harapan lagi. Aku akan melupakannya…”

“Lalu mengapa kau menangis?”

“Karena keinginan dan kenyataan yang terjadi padaku, semuanya berbanding terbalik. Jika mengingat kematianku, aku benar – benar merasa sedih. Tinggal lima hari lagi kan?”

Sooyoung memandangnya sedih. Mengingat tinggal lima hari lagi. Setelah itu namja ini akan pergi dan tidak akan pernah menemuinya lagi.

Ting… Tong…

Terdengar suara bel. Soohyun langsung mendekat ke arah pintu dan membukanya.

“Donghae~Sshi…”

“Kau menangis?” tanya Donghae cemas melihat bekas air mata Sooyoung masih menempel di pipinya. Tangannya terulur membelai pipi Sooyoung. “Ada apa? Apa kau baik – baik saja?”

“Namja ini…. Begitu mencintai Sooyoung.” Batin Soohyun.

“Aku tidak apa – apa.”

“Lalu mengapa kau menangis?”

“Hanya… Tadi aku sedang menonton drama di televisi.” Jawabnya asal.

Donghae mengerutkan kening tanda tak percaya dengan ucapan gadis itu.

“Apa kau sudah makan?”

“Aku akan makan nanti.”
Tanpa di duga Donghae menerobos masuk ke dalam kamar hotel Sooyoung dan mengambil mantelnya yang menggantung.

“Ayo kita keluar cari makan. Aku tahu kau belum makan. Jangan mencoba berbohong padaku.” Donghae menarik tangan Soohyun dan membawanya pergi. Soohyun hanya menurut pasrah.

 

 

***

 

 

Malam hari tiba…. Kyuhyun telah mengembalikan tubuh Sooyoung. Pekerjaannya untuk membuat gambar komik telah selesai. Tinggal besok dia akan membawanya ke penerbit.

“Mengapa kau tidak tidur? Aku sudah mengembalikan tubuhmu. Istirahatlah.” Nasihat Kyuhyun yang berbaring di sisi ranjang Sooyoung.

“Aku tidak mengantuk.” Jawabnya singkat sambil terus membalik – balikkan lembar komik yang dia baca.

“Kau bisa membacanya lagi nanti. Sekarang tidurlah.” Kyuhyun mencoba menutupi kelopak mata Sooyoung dengan telapak tangannya. Namun ditepis tangan Sooyoung.

“Sudah kubilang aku tidak mengantuk!” jawabnya kesal.

“Besok aku ingin meminjam tubuhmu untuk yang terakhir. Aku ingin bertemu Omma-ku.”

Sooyoung seketika menghentikan kegiatannya. Hari terakhir? Mengapa jika dia mengingat kata – kata itu dadanya terasa nyeri.

“Aku juga ingin menemui Yoona. Memandangnya dan menyimpan wajahnya dalam memori otakku. Yah, semoga disana nanti aku tetap bisa melihat Yoona dari jauh.”

“Hanya Yoona yang kau fikirkan? Aku yang sudah lebih banyak membantumu, Cho!”

“Hohoho…. Jadi Nona Choi mau aku ingat juga. Baiklah…”

Kyuhyun memaksa tubuh Sooyoung untuk memutar menghadap ke arahnya. Kini mereka berbaring sambil berhadap – hadapan. Kyuhyun memandangnya dalam.

“Aku akan mengingat mata bulat ini… Hidung kecil ini… Pipi bulat ini….” Ujarnya memandang satu persatu bagian wajah Sooyoung. Kemudian memejamkan mata sejenak.

Sooyoung memandangnya bingung. Dia juga turut memandang intens namja yang kini sedang memejamkan mata. Memandang sepuas – puasnya seakan tak ada hari esok untuk kembali memandang namja ini.

Kyuhyun membuka matanya.

“Aku sekarang sudah mengingat wajahmu dalam memori otakku. Kau tidak cemburu lagi kan?”

“Hey, siapa  yang cemburu?” Sooyoung mengerucutkan bibirnya kesal. Pada kenyataannya yang dikatakan Kyuhyun adalah benar.

“Sekarang kau harus tidur.” Kyuhyun meraih tubuh Sooyoung dalam dekapannya. Diarahkan kepala Sooyoung ke dada bidangnya. “Apa besok kau mau berkencan denganku?”

“Ne?” Jawab Sooyoung samar.

“Hanya berjalan – jalan saja denganku. Sepulang dari rumah Omma, mari kita berkencan. Kau masih menyimpan tombol yang diberikan Kris kan? Setelah kita berkencan, aku akan pergi ikut dengan Kris.”

“Kyu~ah…. Mengapa kau menjatuhkan aku setelah melambungkan anganku?” batin Sooyoung menangis. Sooyoung menjauhkan tubuhnya dari dekapan Kyuhyun. Tanpa sadar air matanya menetes.

“Mengapa kau menangis?”

Sooyoung menundukkan kepalanya. Tak berani memandang wajah Kyuhyun.

“Aku pasti akan sangat merindukanmu.”

Kyuhyun tersenyum. “Aku juga.” Kyuhyun kembali meraih tubuh Sooyoung dalam pelukannya.

Sooyoung menangis. Sepanjang malam dia terus menangis. Kyuhyun sebenarnya ingin menangis juga, namun pada akhirnya semua akan sia – sia. Dia tetap akan pergi.

 

 

***

 

 

Sooyoung bersiap – siap di depan cermin. Memakai pakaian penyamarannya seperti biasa. Dia merasa berat untuk memakai pakaian ini. Bukan karena dia kesal harus memakai pakaian namja yang berukuran besar di tubuhnya, hanya mengingat ini hari terakhirnya dia memakai pakaian ini untuk namja itu.

“Bagaimana? Kau sudah siap?” tanya Kyuhyun.

Sooyoung membalikkan tubuhnya dan tersenyum tipis.

Perlahan Kyuhyun melangkah mendekati Sooyoung.  Matanya menatap lurus gadis di hadapannya. Hingga perlahan ruhnya memasuki tubuh Sooyoung. Ruh Sooyoung pun perlahan keluar dari tubuhnya sendiri.

“Sangat hangat berada di tubuhmu. Sedikit menyesal karena aku tidak bisa menikmati tubuh ini sedikit lebih lama.”

Sooyoung hanya diam. Yah, untuk hari ini, Sooyoung berubah menjadi sosok pendiam.

Soohyun keluar dari apartemen Sooyoung. Sooyoung mengikutinya dari belakang. Namun saat dipersimpangan jalan, keduanya dikejutkan dengan munculnya Donghae disana. Untuk hari ini memang Sooyoung kembali meminta izin kerja pada Donghae dengan alasan ingin bertemu bibinya di Jeju.

Donghae memandangnya penuh selidik. Langkah kakinya tergerak mendekati Soohyun yang mematung di tempatnya.  Tangannya terulur untuk menarik topi yang menutupi kepalanya, hingga topi dan wig yang dipakai Soohyun terlepas begitu saja.

“Sooyoung~ah….” Donghae memandangnya tak percaya.

Soohyun panik. Dia bingung harus melakukan apa.

“Mengapa kau berpakaian seperti ini? Kau mau kemana?”

“Ada sesuatu yang harus kulakukan Oppa.”

“Tapi mengapa…”
“Maaf Oppa, bibi sudah menungguku.” Soohyun mengambil kembali wig dan topinya yang tadi dilepas Donghae. Kemudian memakainya dengan cepat. “Aku akan menceritakannya nanti.” Soohyun pergi meninggalkan Donghae yang masih terdiam di tempatnya. Tampak kebingungan dalam raut wajah namja itu.

 

 

***

 

 

Jin Hyuk memandang sebuah rumah sederhana dari dalam mobil mewahnya. Mencocokkan nomor rumah dengan secarik kertas di tangannya.

“Benarkah ini rumah Cho Ha Na?”

“Ne, Sajangnim. Setelah meninggalkan Seoul, dia dan putra anda tinggal disini.” Jelas Assisten pribadi Tuan Jin Hyuk.

“Apa menurutmu aku harus memberitahunya?”

“Memberitahu apa  maksudmu, Sajangnim?”

“Bahwa putrinya masih hidup. Putrinya… Anakku dan anaknya… Setelah memutuskan pernikahan dengan Tiffany, aku tidak pernah mencintai orang lain selain dia. Aku juga tahu dia masih mencintaiku…. Dia belum menikah dengan siapapun dan merawat anak kami sendiri. Aku merasa bersalah padanya. Apa dia mau memaafkanku?”

Asissten Kim hanya diam. Tanda dia tidak bisa memberi saran yang baik untuk boss-nya.

Jin Hyuk dan Assisten Kim keluar dari mobilnya dan mendatangi rumah itu. Di tekannya bel rumah itu.

“Nugusseo?” terdengar suara dari intercom.

“Annyeonghaseyo. Saya Kim Hyung Joon Bisa saya bertemu dengan Nyonya Cho Ha Na?”

Nyonya Cho membuka pintu rumahnya dan mendapati dua orang berbadan tegap berdiri di hadapannya. Salah satunya bernama Kim Hyung Joon seperti yang dia perkenalkan tadi, sedangkan satu orang lagi berbalik membelakanginya.

Perlahan orang yang membelakanginya itu memutar tubuhnya menghadap Nyonya Cho dan menampakkan wajahnya. Nyonya Cho membulatkan matanya dan hendak masuk kembali ke rumahnya, namun dengan cepat Jin Hyuk mencegahnya.

“Ha Na~ah, mianhae….”

“Kau tidak bersalah. Tidak perlu meminta maaf padaku.” Jawab Nyonya Cho dingin.

“Sudah bertahun – tahun aku mencarimu.”

“Untuk apa mencariku?” tanyanya ketus.

“Aku…”

Nyonya Cho melepaskan cengkeraman tangan Jin Hyuk dan mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang diam di depan pagar rumahnya. Dia mendekati orang itu.

“Kim Soo Hyun~Sshi??” Nyonya Cho mulai mengingat nama sosok yang ada di depan rumahnya.

Soohyun membungkukkan sedikit badannya. Sooyoung yang mengikuti Soohyun di belakang mulai menyelinap masuk halaman rumah.

“Appa? Mengapa kau disini?” tanya Sooyoung pada Jin Hyuk yang sedang memandang Nyonya Cho.

Soohyun mengerutkan keningnya. Appa? Sooyoung memanggil orang itu Appa??

“Kyu~ah, dia Appa-ku. Tapi mengapa dia disini yah?”

Soohyun mengerdikkan bahu. Tanda dia memang tidak tahu.

“Soo Hyun~Sshi, mari kita masuk.” Ucap Nyonya Cho ramah pada Soohyun.

“Ha Na~ah…” Jin Hyuk kembali bersuara namun tak diperdulikan Nyonya Cho.

Nyonya Cho mengajak Soohyun untuk masuk ke dalam rumahnya.

“Putrimu masih hidup.” Ujar Jin Hyuk sebelum Nyonya Cho memasuki pintu rumahnya. Benar saja, ucapannya mampu menghentikan langkah Nyonya Cho. “Saat itu, aku menyuap dokter rumah sakit untuk membawa putri kita pergi. Aku tahu kau tidak akan mengizinkanku untuk menemui anakku nanti. Jadi aku membawanya pergi.”

“Mworagu??” Nyonya membalikkan tubuhnya dengan ekspresi wajahnya terkejut.

“Salah satu anak kembar itu masih hidup. Dia tidak mati. Aku membohongimu.”

Nyonya Cho mendekati Jin Hyuk dan mencengkeram kerah kemejanya.

“Apa maksudmu berkata begitu??!! Apa kau masih berharap aku mau kembali padamu? Semuanya sudah berakhir. Kita tidak ada hubungan apa – apa lagi. Kau sudah bahagia dengan wanita itu.”

“Anni. Aku tidak jadi menikah dengannya.”

Nyonya Cho kembali terkejut.

“Selama dua puluh empat tahun saat aku meninggalkanmu, aku tidak menikah dengan Tiffany… Putrimu… Putri kita… Tumbuh menjadi gadis yang cantik. Sama sepertimu.”

“Appa~ya? Nugu? Kau punya anak lain selain aku?” celoteh Sooyoung yang jelas tidak akan didengar oleh Appa-nya.

Soohyun masih diam memandangi drama keluarga di hadapannya ini. Mungkin dulu Omma dan Appa-nya Sooyoung memiliki suatu hubungan, namun Appa Sooyoung meninggalkan Omma dan hampir menikah dengan gadis lain. Mereka memiliki anak kembar yang dikira Omma anak itu sudah mati…

“Tunggu! Anak kembar??” batin Soohyun terkejut.

“Maafkan aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku hanya menemuinya sekali dalam satu bulan karena kesibukan mengurus bisnisku di luar negeri. Dia tumbuh menjadi gadis yang cantik. Mirip sekali sepertimu.”

Nyonya Cho menunduk dan menangis.

Soohyun merasakan jantungnya berdegup kencang. Jangan sampai sesuatu  difikirannya adalah kenyataan.

“Saudara kembarku bukan Sooyoung kan?” batin Soohyun cemas.

“Appa…. Apa gadis itu aku? Anak kembar yang masih hidup itu aku dan anak kembar yang lain adalah Kyuhyun?” batin Sooyoung sama cemasnya dengan Soohyun.

“Namanya Sooyoung… Choi Sooyoung. Anak kita yang masih hidup.”

Bagai dijatuhkan berton – ton batu Soohyun dan Sooyoung merasakan tubuhnya melemah. Kepalanya mendadak pusing dan perut terasa mual. Sooyoung menutup mulutnya dan mulai menangis.

“Tidak mungkin! Aku dan Sooyoung saudara kembar?” Soohyun masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

“Mengapa kau baru mengatakannya? Mengapa kau baru menemuiku disaat putraku meninggal dunia?”

“Mianhae… Jeongmal mianhae….”

Dari kejauhan Kris memandang sendu keluarga terpisah yang kini bertemu. Termasuk kedua anak kembar mereka yang kini berbeda alam.

“Karena itulah aku tidak ingin kau mencintainya terlalu dalam, Soo… Karena pada akhirnya kau yang akan tersakiti… Oleh kenyataan ini.” Ujar Kris lirih.

 

 

***

 

 

Setelah kejadian dramatis di halaman rumah Nyonya Cho, kini Jin Hyuk, dan Soohyun duduk diam di ruang tamu. Suasana berubah sunyi dan tegang.

Soohyun berulang kali mencuri pandang ke arah Tuan Jin Hyuk. Tuan Jin Hyuk sedikit merasa risih dengan tatapan orang yang duduk di sofa seberang sofa yang dia duduki.

“Jadi dia Appa-ku?” batin Soohyun.

Jin Hyuk berbalas memandang Soohyun membuat Soohyun memilih untuk menundukkan kepala.

“Maaf yah kau harus melihat kejadian tadi. Sudah dua puluh empat tahun kami berpisah.”

Soohyun hanya tersenyum tipis.

“Kau temannya Kyuhyun?”

“Ne, Ahjusshi.”

Lama memandang Soohyun beberapa detik kemudian Tuan Jin Hyuk mengerutkan kening.

“Wajahmu sekilas mirip dengan putriku.”

“Benarkah?” Soohyun mulai nampak panik. Jin Hyuk menyadari itu.

“Mengapa kau gugup begitu?”

“Anniyo, Ahjusshi.”

Tak lama Nyonya Cho datang membawa sebuah nampan berisi dua cangkir teh hangat.

“Maaf menunggu lama Soohyun~Sshi. Maaf juga karena kejadian tadi.”

“Gwenchana, Ah… Jumma.”

Nyonya Cho duduk di samping Jin Hyuk.

“Dulu aku hamil di luar pernikahan dan melahirkan sepasang anak kembar. Namun aku diberitahu bahwa putriku sudah meninggal. Anak kembar yang satunya kau sudah mengenalnya. Dia adalah Kyuhyun.”

Soohyun hanya diam dan tersenyum getir.

“Apa tujuanmu kesini, Nak?” tanya Nyonya Cho.

“Aku hanya ingin… berpamitan.”
“Kau mau kemana, Nak?”

“Ke sebuah tempat yang cukup jauh. Kyuhyun sudah seperti saudaraku sendiri, berarti orang tua Kyuhyun seperti orang tuaku juga.”

“Jaga dirimu baik – baik dimanapun kau berada, Nak.”

Soohyun mengangguk.

“Boleh aku memeluk Ahjumma dan Ahjusshi?”

“Tentu.”

Soohyun mendekat ke arah kedua orang tua kandungnya dan memeluknya bergantian. Rasanya berat untuk melepaskan pelukan mereka. Tanpa terasa air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.

“O… Omma….” Soohyun rasanya ingin menjerit menyebut nama Ommanya diiringi dengan tangisan perpisahan darinya. Namun kenyataannya dia hanya bisa menjerit dalam hati tanpa ada yang bisa mendengar isi hatinya, kecuali Tuhan.

Soohyun bergantian memeluk Appa Sooyoung yang juga merupakan Appa-nya.

“A…. Appa…” Soohyun menahan tangisan merasakan kehangatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dua puluh empat tahun hidup tanpa seorang ayah, tanpa mengetahui siapa ayahnya dan bagaimana rupanya.

Soohyun menghapus cepat air matanya yang sempat menetes.

“Hubungi kami jika kau berada di Korea.”

Soohyun mengangguk meskipun dalam hati dia sungguh tidak yakin.

 

 

***

 

 

Sooyoung menangis keras di taman yang letaknya tak jauh dari rumah Kyuhyun. Mengigat orang yang dia cintai kenyataannya adalah saudara kandungnya. Saudara kembar yang tidak pernah diketahuinya.

“Apakah ini artinya mengapa ruh Kyuhyun hanya cocok dengan tubuhku?? Hanya karena aku adalah saudaranya yang lama hilang?? Apakah Tuhan berniat mempertemukan kami dengan cara seperti ini? Kau tahu…. Disini terasa sesak… Sesak hingga rasanya sulit untuk bernafas. Hingga rasanya aku ingin mati seutuhnya.”

“Kau benar menyukainya? Apa kau benar – benar menyukainya? Lalu bagaimana dengan aku?” tanya Kris sedih.

Sooyoung memandangnya heran.

“Apa maksudmu?”

“Aku menyukaimu, Soo~ah. Tapi kau lebih memilih namja itu. Namja yang sudah jelas – jelas tidak akan kembali padamu. Sampai kapanpun kalian tidak akan bisa bersatu. Dunia yang berbeda… Ikatan darah yang terikat, tidak akan bisa menyatukan kalian.”
Sooyoung menundukkan wajahnya dan menangis.

“Lupakan dia. Dengan begitu kau tidak akan merasakan sesak itu lagi.” Nasihat Kris.

 

Setelah berpamitan dengan Omma dan Appa-nya, Soohyun pergi dengan berat hati. Dia melewati rumah Yoona yang berada tepat disamping rumahnya. Dilihatnya yeoja itu sedang asyik menyiram taman di depan rumahnya. Soohyun terdiam dan memandangi Yoona dari kejauhan.

Yoona mulai mengedarkan pandangannya menyadari ada seseorang yang memperhatikannya. Seketika pandangannya bertemu dengan mata orang itu. Orang yang selalu mengejarnya dan mengaku bahwa dia adalah Kyuhyun. Yoona melempar selang air yang dia pegang dan mematikan kran air kemudian  masuk ke rumah. Rasanya takut untuk bertemu orang itu. Seperti bertemu orang asing yang terus mengejar – ejarnya. Soohyun tersenyum tipis melihat tingkah Yoona.

Dari dalam rumahnya, Yoona mengintip dari jendela, Soohyun masih berdiri disana. Lima menit berdiam diri, akhirnya Soohyun memilih pergi.

“Sebenarnya bukan ini yang kuinginkan. Aku ingin kau mengiringi kepergianku dengan senyum. Bukan wajah ketakutan seperti ini.” Batin Soohyun meninggalkan rumah Yoona dengan wajah sedih.

Soohyun terus melangkahkan kakinya menuju taman. Dia tahu gadis itu ada disana.

“Nae Dongsaeng!!” Panggil Soohyun pada Sooyoung dengan ceria.

Sooyoung dan Kris menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Soohyun sedang tersenyum.

“Aku tidak tahu kau Noona atau Dongsaeng-ku, tapi karena aku namja, jadi biarkan aku yang menjadi Oppa-mu.” Soohyun tertawa canggung.

Sooyoung masih memandangnya tidak rela. Rasanya candaan Kyuhyun tadi tidak membuat bibirnya terbuka tersenyum atau tertawa.

“Ayo kita berkencan…. Tapi sebelum itu kita ke tempat penerbit dulu.” Soohyun mendekati Sooyoung dan mengulurkan tangannya.

Sooyoung hanya diam dan memandang uluran tangan Kyuhyun.

“Ah, kau tidak mau berkencan yah? Kita kan bukan sepasang kekasih. Kita ini saudara kembar. Kau masih ingat perkataanku saat itu? Ternyata kita ini saudara, bukannya berjodoh.” Soohyun masih terus berceloteh. “Cish, kau lama sekali!”

Soohyun langsung menarik tangan Sooyoung dan membawanya pergi.

“Oh, iya Kris~Sshi. Persiapkan dirimu, setelah tombol itu ditekan, kau harus… Membawaku pergi dari sini.”

Kris hanya diam. Dia tahu, meskipun namja itu tersenyum di hadapannya, namun kenyataannya berbanding terbalik dengan hatinya.

 

 

 

***

 

 

Hampir satu jam berhubungan dengan karyawan kantor penerbit yang sudah berulang kali menerbitkan komik karyanya, Soohyun dan Sooyoung akhirnya meninggalkan kantor penerbit. Sebelumnya harus berdebat cukup panjang mengenai hak cipta dan sebagainya.

“Komikku akan diterbitkan 6 bulan lagi. Kau harus membelinya satu dan memberikan royalti untuk Omma-ku…. Anni, Omma kita.”

Soohyun menoleh ke arah Sooyoung yang sedari tadi terdiam. Gadis itu terlihat aneh. Sepanjang hari ini dia hanya diam. Apakah masih terkejut dengan peristiwa hari ini?
“Apa kau masih tidak percaya bahwa aku adalah saudaramu?” tanya Soohyun. “Tidak perlu difikirkan, tetap lanjutkan hidupmu seperti biasa dan anggap saja aku tidak pernah ada.”

Soohyun dan Sooyoung tiba di sebuah taman bermain. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, mereka akan berkencan. Mungkin bukan berkencan lagi namanya, tapi piknik keluarga. Karena nyatanya mereka adalah saudara.

Sepanjang berkeliling wahana, Soohyun sama sekali tidak melepaskan tangan Sooyoung. Dia selalu memesan dua kursi untuknya dan untuk Sooyoung. Jelas saja mendapat beberapa tatapan aneh dari beberapa pengunjung yang hanya dapat melihat Soohyun saja. Layaknya orang rakus yang memesan dua kursi hanya untuk satu orang.

Kini mereka tiba di sebuah bioskop. Menyaksikan sebuah film komedi romantis. Seorang wanita yang duduk selang satu kursi dengan Kyuhyun meletakkan tasnya di kursi yang Sooyoung duduki. Kyuhyun protes.

“Agasshi, kursi ini milikku.”
“Tapi bukankah ini kosong?”

“Iya tapi aku sudah membelinya. Singkirkan tasmu!”

“Cish, dasar pelit.” Dengus wanita itu sebal.

Sooyoung ikut memandang Soohyun sebal. Soohyun hanya tersenyum dan mengeratkan genggaman tangannya.

 

 

***

 

 

Tak terasa matahari mulai tenggelam. Burung – burung mulai terbang kembali ke sarang dan langit berwarna oranye yang perlahan mulai menghitam. Soohyun membawa Sooyoung ke sebuah tempat di pinggiran danau. Menyaksikan bayangan matahari yang seakan tertelan oleh bumi.

“Bukankah ini tempat yang indah? Cocok untuk tempat perpisahan kita.”

Sooyoung hanya diam. Soohyun menghela nafas.

“Rasanya aku seperti menarik sebuah patung. Tidak berbicara sepatah katapun sejak tadi. Apa kau bisu? Mana suaramu yang selalu meneriakiku?”

Soohyun memutar tubuhnya dan menghadap Sooyoung.

“Apa karena kita bersaudara kau jadi canggung padaku?  Atau karena perpisahan ini? Aku minta maaf jika hal itu membebanimu. Gamsahamnida, Sooyoung~ah. Telah memberiku kesempatan hidup walau hanya sebentar.”

Soohyun mulai mendekatkan tubuhnya ke arah Sooyoung dan menghimpitkan tubuhnya. Seketika mereka bertukar posisi. Kyuhyun kembali menjadi ruh, sedangkan Sooyoung kembali ke tubuhnya.

“Seperti ini mungkin lebih baik.”

Kyuhyun menggerakkan tangannya yang masih bertautan dengan tangan Sooyoung ke arah topi yang menutupi kepala Sooyoung. Terlepaslah topi  dan wig yang menutupi rambut panjang Sooyoung.

“Aku ingin kau mengiring kepergianku sebagai seorang gadis.”

“Kyu~ah, Aku ingin ikut denganmu.”

“Ne?”

“Aku ingin ikut denganmu. Aku juga melakukan kesalahan karena telah menyembunyikanmu dan membiarkanmu memakai tubuhku. Aku pantas dihukum juga.”

“Andwae!!” tolak Kyuhyun. “Neo micheosso??”
“Saranghae… Saranghanta….” Ucap Sooyoung tulus.

Kyuhyun membulatkan matanya terkejut. “Soo~ah.”

“Saranghae, Kyu~ah.”

“Anniya… Kau tidak boleh melakukannya.”

Sooyoung mengambil tombol yang diberikan Kris dan menekannya. Seketika Kris muncul di hadapan mereka.

“Kau sudah siap untuk pergi? Matahari sudah hampir sepenuhnya tenggelam.” Ujar Kris.

Kyuhyun mencoba melepaskan tautan tangan mereka, namun entah mengapa genggaman tangan Sooyoung semakin mengerat. Akhirnya dia membawa tangannya yang masih bertautan dengan tangan Sooyoung untuk membelai pipi gadis itu. Pandangannya berubah sendu. Sooyoung mulai menangis.

“Jangan mencintai orang sepertiku. Itu hanya sia – sia. Carilah seseorang yang dapat membahagiakanmu.”

Sooyoung memejamkan matanya menikmati sentuhan tangan Kyuhyun di pipinya.

“Kris~Sshi, aku melakukan kesalahan kan? Kau bilang jika aku menyembunyikan Kyuhyun, aku bisa terkena hukum langit. Ayo bawa aku juga kesana.”

Kris menggelengkan kepalanya. “Aku tidak akan membawamu kesana.” Jawab Kris tidak rela. Yah, bagaimanapun dia tidak ingin orang yang dicintainya berakhir seperti ini.
“Kris~Shi…”

“Anniya!!”

“Haruskah kisah ini berakhir seperti kisah Little Mermaid ?”

Kris dan Kyuhyun membulatkan matanya. Teringat akan kisah Little Mermaid dimana Putri Duyung mengalami patah hati setelah Pangeran menolaknya dan menikah dengan orang lain. Putri Duyung menyayat tubuhnya dan menceburkan dirinya ke dalam laut. Menghilang bersama gelembung – gelembung air(Kisah Little Mermaid karya Christian Andersen diterbitkan tahun 1837)

“Jangan pernah lakukan itu! Karena dalam kisah ini, Pangeranlah yang berubah menjadi gelembung air dan menghilang. Aku tidak akan kembali.”

Kris langsung menarik tangan Kyuhyun hingga membuat tautan tangan Kyuhyun dan Sooyoung terlepas.

“Sudah saatnya kita pergi.” Ujar Kris.

“Soo~ah, tetaplah hidup. Jaga Omma…. Jaga Appa kita… Jangan biarkan mereka kehilangan salah satu diantara kita lagi… Sudah cukup aku saja yang pergi. Sampai kapanpun kita tidak akan bisa bersatu.”

Kyuhyun kembali mendekat ke arah Sooyoung dan mencium keningnya lama.

“Saranghae…” ucap Kyuhyun lirih.

Sooyoung menangis keras. Perlahan tubuh Kyuhyun semakin menjauh, seiring Kris membawanya pergi ke arah pusaran hitam yang akan membawanya lenyap dari muka bumi. Terpancar senyum pahit dari bibir Kyuhyun. Perlahan ruh keduanya masuk dan menghilang bersama dengan pusaran hitam yang hilang terbawa angin.

“Kyuhyun~ah!” tangis Sooyoung.

 

 

***

 

 

“Kris~Sshi, kau sudah berhasil membawanya kembali. Seperti yang kami janjikan padamu, kau akan mendapat apa yang kau inginkan.” Ujar Sunbae yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya.

“Setelah aku bereinkarnasi, aku tidak akan mengingat ini semua kan?”

“Tentu. Kau akan melupakannya dan memulai kembali hidupmu yang baru.”

Kris terdiam. Tugasnya telah berakhir, begitu juga rasa sakit hatinya juga akan berakhir saat ini juga.

 

Tuan Choi Jin Hyuk membawa Sooyoung untuk bertemu dengan Omma kandungnya untuk yang pertama kalinya. Tangis haru menyelimuti keluarga mereka yang sudah terpisah selama dua puluh empat tahun.

“Kau putriku?”

Sooyoung mengangguk. Cho Ha Na langsung memeluknya erat. Merasakan kembali kehangatan memeluk anak kandungnya yang sempat hilang semenjak Kyuhyun pergi.

“Seandainya Kyuhyun masih hidup. Keluarga kita pasti jauh lebih bahagia.”

Yah, Choi Jin Hyuk dan Cho Ha Na memutuskan untuk menikah dan hidup bersama.

Cho Kyuhyun. Nama itu kembali terlintas dalam memori seorang Choi Sooyoung. Bagaimana keadaannya sekarang di alam sana? Apa yang sedang dia lakukan? Dan beribu pertanyaan lain yang ada dalam benaknya.

 

 

***

 

 

Enam bulan kemudian….

Komik seri terakhir ‘My Secret’  terpajang rapih pada rak – rak buku di beberapa toko buku di seluruh wilayah Korea Selatan. Beberapa remaja berdatangan untuk membeli komik seri terakhir untuk mengetahui bagaimana kisah akhir dari Marcus dan Calista. Bahkan diantara mereka ada yang menangis terharu, mengingat bahwa pengarang komik ini menyelesaikan komiknya sebelum dia meninggal . Yah, sedikit memanipulasi berita karena mereka tidak akan percaya bahwa sebenarnya sesosok ruh yang menyelesaikan komik itu. Jika mereka tahu, mungkin ribuan buku – buku komik itu akan dikeramatkan dan dikaitkan dengan sosok – sosok mistis seperti dalam acara reality show yang berhubungan dengan hantu.

Seperti biasa setiap minggu kedua setiap bulan, Yoona akan mengunjungi beberapa toko buku di Seoul untuk memantau penjualan Novel karyanya dan Komik karya Kyuhyun. Sedikit dikejutkan ketika melihat sebuah komik ‘My Secret’ seri ke-16 yang terpajang pada rak buku bertuliskan Best Seller. Yoona mengambilnya dan menemui Manager Toko Buku.

“Bagaimana ini bisa disini? Kau tahu Kyuhyun…”

“Aku juga tidak tahu pasti, menurut cerita dari staf  penerbit, seorang namja datang membawa beberapa gambar dan tulisan milik Kyuhyun. Kyuhyun sempat menyelesaikannya sebelum dia meninggal. Hasil tulisannya dia titipkan pada temannya itu.”

“Siapa? Siapa yang membawa tulisan dan gambar ini?”

“Kami tidak tahu. Orang itu tidak menyebutkan identitasnya.”

Seketika Yoona teringat pada seseorang yang selalu mengejarnya dan mengaku Kyuhyun.

“Cho Kyuhyun…. Itu aku… Aku meminjam tubuh orang ini karena aku ingin bertemu denganmu. Ada hal yang harus ku katakan. Jika saat itu, aku tidak mengalami kecelakaan… Aku pasti sudah mengatakannya.”

Yoona membawa buku itu ke kasir. Setelah membayarnya dia bergegas pergi meninggalkan Toko Buku.

Sooyoung membuka buku komik seri terakhir yang baru di belinya tadi pagi. Membaca dan membalik – balikkan bukunya dengan cepat. Persis seperti gambar yang pernah dia lihat saat Kyuhyun membuatnya waktu itu. Namun saat dia membalikkan halaman terakhir, Sooyoung dikejutkan dengan tulisan yang tidak pernah dia lihat sebelumnya saat proses pembuatannya.

“…. Untuk Sooyoung~Sshi, terima kasih telah memberikan kesempatan untukku melanjutkan karya ini. Kebaikanmu, tidak akan pernah kulupa seumur hidupku. Maaf telah menyusahkanmu, merepotkanmu dan membuatmu marah. Tetaplah mengingatku, apapun diriku yang ada dalam memori otakmu.”

Sooyoung menangis membaca tulisan yang Kyuhyun buat tanpa sepengetahuannya. Mungkin dia menambahkannya setelah Sooyoung membaca rancangan komiknya.

Yoona membolak – balikkan komik karya Kyuhyun yang dibacanya. Tanpa sadar air matanya terus menetes. Menyadari bahwa beberapa adegan dalam komik itu persis dengan kenyataan yang dialami Kyuhyun dan Yoona. Hanya… Akhir dari kisah dalam komik itu, Kyuhyun dan Yoona menikah dan hidup bahagia, sedangkan akhir dari kisah nyatanya, Kyuhyun dan Yoona terpisah karena Kyuhyun meninggal saat kecelakaan.

“Mianhae, Kyuhyun~ah! Jeongmal mianhae… Aku bodoh tidak mempercayaimu.” Tangis Yoona.

Yoona terus menangis dan menutup komiknya. Memeluknya erat sebagai  pelampiasan rindunya pada sahabat yang sangat dia cintai.

 

***

 

 

Empat tahun enam bulan kemudian…

Sooyoung hanya diam saja ketika seorang penata rias sedang sibuk memoles wajah cantiknya dengan beberapa produk make up. Tubuhnya berbalut gaun pengantin putih gading karya seorang perancang busana terkenal di Korea. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan seorang namja yang sudah lima tahun menjadi tunangannya, Lee Donghae. Namja yang akhirnya memenangkan hatinya dan mendapat kesempatan untuk menikah dengannya.

Namun pada kenyataannya tidak demikian. Dalam hatinya tetap ada satu nama. Selama lima tahun ini tetap hanya ada satu nama. Cho Kyuhyun. Nama seorang namja yang dalam dunia nyata adalah saudara kembarnya. Merasa sakit, jika selama lima tahun ini dia terus membohongi perasaannya dan terus menyakiti perasaan Donghae secara tidak langsung. Donghae mencintainya dengan tulus, tetapi tidak dengannya selama nama itu masih ada dalam hatinya.

Melarikan diri. Terbesit dalam fikirannya untuk lari dari pernikahan ini. Dia tidak bisa terus membohongi Donghae seumur hidupnya. Namja itu begitu baik. Dia pantas mendapatkan seseorang yang bisa mencintainya.

Ketika ada kesempatan, Sooyoung menyelinap keluar ruang rias berdalih ingin ke toilet. Namun apa daya baru seratus meter dia meninggalkan gedung pernikahannya, beberapa orang mengejarnya dan hendak menangkapnya yang mencoba lari dari pernikahannya. Sooyoung berlari sekuat tenaga melemparkan high heels 10 cm yang menghalangi larinya dan mengangkat tinggi – tinggi gaun yang menghalangi geraknya.

Merasa dejavu. Teringat saat Kyuhyun menggenggam tangannya dan membawanya lari saat menghindari kejaran Donghae.

Entah berhalusinasi atau tidak, Sooyoung merasa melihat bayangan Kyuhyun tak jauh darinya. Sooyoung terus mengejar seiring bayangan itu juga terus menjauh dari jarak pandangnya.

“Kumohon jangan lari lagi, aku benar – benar ingin bertemu denganmu.”

Dilihatnya wajah Kyuhyun putih bercahaya dalam balutan senyum di bibirnya.

Sooyoung merasakan kilatan cahaya putih disisi kanannya. Seakan menghentikan waktu dan detakan jantungnya seketika.

“Mungkin kau salah… Akhir dari kisah ini adalah Putri Duyung memilih untuk menyusul Pangerannya. Berubah menjadi gelembung – gelembung air dan menghilang.”

BRAKK!!

Tubuh Sooyoung terhantam keras sebuah mobil yang melaju. Balutan gaun pengantin berwarna putih itu pun perlahan mulai memunculkan noda berwarna merah darah dan membuatnya sedikit koyak. Dari kepalanya mengalir darah segar yang keluar dari sela – sela rambut yang tersanggul rapi.

Mungkin benar kata – kata peramal saat itu. Seorang Choi Sooyoung tidak ditakdirkan untuk memiliki cinta sejati. Karena pada akhirnya dia harus meninggal dalam keadaan masih muda.

 

 

***

 

 

Sebuah makam yang masih baru terlihat ramai dengan puluhan pelayat yang berdatangan. Tampak foto seorang gadis manis berada di atas makam itu dengan batu nisan bertuliskan namanya. Choi Sooyoung. Tangis haru mengiringi kepergiannya menyusul saudara kembar yang dicintainya.

Terlihat Nyonya Cho Ha Na menangis sambil mengelus perutnya yang telah membuncit. Yah, kini wanita paruh baya itu sedang hamil 6 bulan. Hamil adik Sooyoung dan Kyuhyun yang akan menjadi pengganti mereka ketika keduanya tidak ada lagi di muka bumi ini.

Tuan Choi Jin Hyuk selalu setia berada di samping istrinya. Sedikit merasa bersalah karena waktu bersama keluarnganya terasa singkat karena pekerjaannya. Merasa bersalah pada Putrinya karena tidak bisa sepenuhnya menemani masa mudanya.

Lee Donghae, seorang namja yang ditinggal mati calon istrinya. Berharap hari kemarin menjadi hari paling bahagia seumur hidupnya, harus berganti dengan hari paling menyedihkan seumur hidupnya. Namja itu terlihat masih tidak percaya bahwa gadis yang dicintainya itu kini telah terkubur di dalam tanah.

Sepulang dari pemakaman, Donghae merasa hidupnya terasa hampa. Layaknya orang frustasi yang berjalan tak tentu arah di pinggiran kota Seoul.

BRUK!

Entah karena dia yang melamun atau gadis ceroboh yang tergesa – gesa itu, mereka bertabrakan hingga membuat beberapa buku yang ada dalam dekapan gadis itu jatuh berserakan di atas tanah.

“Jeosonghamnida.” Ujar gadis itu membungkuk meminta maaf.

Setelah memungut beberapa bukunya, gadis itu bangkit dan pergi. Donghae melihat satu buku gadis itu masih tertinggal di atas tanah. Sepertinya benar firasat seorang Lee Donghae. Gadis itu ceroboh.

“Chakkaman, agasshi!” panggil Donghae.

Gadis itu mungkin tak mendengar panggilannya dan terus berlari. Sepertinya dia sedang dikejar waktu. Donghae membaca halaman depan buku itu. Sebuah nama tercetak disana.

“Im Yoona….”

Donghae berlari dan mengejar gadis itu. Dengan cepat dia meraih pergelangan tangan gadis dan menghentikan pergerakan darinya.

“Bukumu tertinggal, Yoona~Sshi.”

Yoona melihat  bukunya yang berada di tangan Donghae. Dia tersenyum. “Gamsahamnida. Tapi… Darimana kau tahu namaku?”

“Dari buku itu.”

Yoona kembali tersenyum. “Gamsahamnida.”

Sepertinya kejadian ini telah membawa seorang Lee Donghae pada takdir baru yang akan membuatnya lebih bahagia dari sebelumnya.

 

 

***

 

 

Dua puluh tahun kemudian….

Seorang  namja berusia dua puluh lima tahun sedang sibuk mengetik naskah dalam laptopnya. Berhenti sejenak untuk berfikir, kemudian melanjutkan mengetik. Bahkan tak menghentikan kegiatannya meskipun seseorang masuk ke dalam ruangan pribadinya.

“Hey, beristirahatlah dahulu….”

“Tidak bisa. Besok mulai syuting  episode terakhir kan? Aku harus mengejar penulisan naskah ceritanya. Kalau si tua bangka itu tidak merengek mengajakku ke Busan 10 hari, pasti aku sudah menyelesaikan naskah ini.”

“Tapi tidak perlu memforsir dirimu juga. Hey, kau mau lihat syuting hari ini?”

“Tidak mau.”

“Kenapa?”

“Aku bosan melihat Marcus dan Summer terus bertengkar.”

“Hey, bukankah itu mengasyikkan melihat mereka bertengkar?”

“Pergilah, jangan ganggu aku. Karena kau aku jadi semakin tidak mood untuk melanjutkan naskah ini.”

“Kenapa tidak mood? Apa yang barusan kulakukan? Aku tidak melakukan apapun, Wu Yi Fan~Sshi.”

“Aku sangat tidak mood untuk membuat kisah Kyuhyun dan Sooyoung dalam naskah dramaku ini berakhir dengan bahagia. Aku ingin mereka berakhir sad ending.”

“Jika kau membuatnya berakhir sad ending, aku bisa menjamin setelah ini kau tidak akan dapat pekerjaan menulis naskah lagi.”

“Itulah yang kutakutkan.”

“Lalu mengapa kau membuat cerita ini? Drama fantasy yang benar – benar out of logic.”

“Aku tidak tahu. Tiba – tiba cerita ini ada dalam fikiranku ketika sutradara memintaku menulis naskah. Aku sedikit muak dengan cerita happy ending-nya.”

“Whoaaa, ada kissing scene-nya? Sepertinya akan seru jika melihat Marcus dan Summer bertengkar dulu sebelum melakukan kissing Scene.

Wu Yi Fan adalah seorang namja yang merupakan reinkarnasi dari Kris. Bekerja sebagai seorang penulis naskah drama. Entah mengapa tangannya tak berhenti mengetik apa yang ada difikirannya. Seperti kilasan film masa lalu yang pernah dia lihat. Namun pada kenyataannya hanya buah pemikirannya saja.

 

 

 

***

 

 

 

Seorang gadis sedang memakan lahap hotdog berukuran jumbo di tangannya. Mulutnya nyaris penuh dengan hotdog hingga beberapa saus melesat keluar menempel ke pinggiran bibirnya.

PLUK!

“Uhuk… Uhuk!!” Gadis itu tersedak ketika seseorang melempar naskah drama ke arahnya. “YAA!!” teriaknya kesal.

Namja yang melempar naskah itu hanya tertawa gaje. “Makan terus. Itu naskah drama untuk episode terakhir. Huh, akhirnya penderitaanku akan segera berakhir juga.”

“Tapi tidak perlu melempar juga kan? Kau tahu aku sedang makan?” omel gadis itu.

“Lihat lah, kau makan seperti anak kecil. Saus bertebaran dimana – mana. Sebenarnya kemana semua makanan itu pergi? Kenapa tubuhmu masih tetap kurus?”

“Jangan menghinaku!!”
“YAA!! Marcus, Summer kita take sebentar lagi.” Teriak Sutradara.

“Ne, sutradara.” Jawab Namja bernama Marcus itu. “Cepat selesaikan makanmu itu, Nona Summer.”

Summer hanya menggerutu kecil.

Mungkin kalian bingung,  siapa sebenarnya Marcus dan Summer ini. Mereka adalah sepasang aktor dan aktris yang memerankan tokoh drama berjudul ‘Story In 40 Days’ yang ditulis oleh penulis naskah drama terkenal Wu Yi Fan.

Marcus atau Marcus Cho adalah reinkarnasi dari Kyuhyun. Bagaimana bisa? Bukankah namja itu harus menerima hukuman dan tidak bisa kembali ke bumi lagi? Nyatanya tidak begitu.

 

Flashback

“Kau tahu apa kesalahanmu?” tanya seorang namja berpakaian serba putih bertubuh besar dan kekar.

“Melarikan diri dari takdir. Tapi aku punya alasan untuk itu. Karena aku melarikan diri juga, aku bisa bertemu dengan saudara kembarku yang lama hilang.”

“Oleh karena itu kami memberikanmu remisi.”

“Ne?”

“Kau dihukum menjadi seorang penjemput selama 5 tahun. Setelah itu kau bisa kembali ke bumi dan bereinkarnasi.”

“Apakah berarti aku memiliki tugas yang sama dengan Kris pada saat itu?”

“Ya. Hanya Kris memiliki masa waktu 40 hari. Lebih singkat dibandingkan denganmu. Masa hukumanmu cukup panjang karena kau telah melanggar hukum langit. Jadi laksanakan tugasmu dengan sebaik – baiknya. Jangan sia – sia kan kesempatan  yang hanya sekali diberikan padamu. Jika kau kembali lagi ke bumi, kau mungkin akan mendapatkan cinta sejatimu.”

Flashback End

 

Cho Kyuhyun kembali bereinkarnasi dan kini hidup menjadi seorang Marcus Cho. Seorang aktor terkenal.

Summer Choi adalah seorang reinkarnasi dari Choi Sooyoung, gadis pemarah yang membantu Cho Kyuhyun menjalani masa 40 harinya seperti yang kita kenal. Seorang aktris dan model terkenal di Korea Selatan.

Kini keduanya kembali dipertemukan dalam rangkaian takdir. Bukan lagi sebagai Saudara Kembar yang tidak boleh saling mencintai. Namun sebagai orang lain yang mungkin akan merasakan rasa yang sama seperti pada saat itu.

 

 

***

 

 

“Aku tidak menyangka akhir dari drama ini akan ada Kissing Scene-nya.” Ujar Summer tak percaya ketika membaca naskah dramanya.

“Summer~ah, ayo kita latihan.” Ajak Marcus yang membuahkan lembaran naskah itu melayang ke kepalanya.

“Latihan saja sama patung!” cibir Summer.

Marcus mengerucutkan bibirnya.

Kini tibalah saat pengambilan scene terakhir dari drama ini. Marcus dan Summer saling memandang dalam.

“Kau menemuiku?” Ujar Marcus menghayati perannya sebagai Cho Kyuhyun.

Summer mengangguk. Air mata mulai membasahi kedua pipinya.

“Mungkin di dunia nyata kita terikat sebagai saudara, namun aku harap, disini kita bisa bersatu.”

Summer mengangguk dan mendesakkan kepalanya ke arah perpotongan leher Marcus.

“Saranghae Soo~ah.”

“Nado, Kyuhyun~ah.”

Marcus melepaskan pelukannya dan kembali memandang dalam kedua mata Summer. Perlahan dia mulai mendekatkan wajahnya ke arah Summer. Summer memejamkan matanya ketika hidung mereka mulai bersentuhan. Jantung keduanya bergemuruh seketika. Perlahan namun pasti kedua kulit tipis berwarna merah itu bersentuhan dan mulai saling melumat.

“Cut!” teriak sutradara.

Marcus dan Summer mengakhiri ciumannya.

“Hey, Marcus mengapa kau terlihat kaku seperti itu?? Kita ulangi lagi adegan Kissing-nya.”

“Ne, Sutradara.”

Marcus dan Summer kembali memulai adegan Kissing mereka. Saat bibir mulai bersentuhan, kembali sang sutradara meng-cut adegan dengan berbagai alasan.

“Summer~ah, letakkan telapak tanganmu di depan dadanya seperti ini agar lebih menghayati.”

“Marcus Cho, kau tidak pernah ciuman yah?? Mengapa kau merasa seperti orang bodoh saat ciuman?? Kita ulangi lagi adegannya.”

“Summer Choi, mengapa kau harus batuk disaat pengambilan gambar?? Kau mau menghancurkan suasana hah??”

“Marcus Cho, tolong hayati sedikit peranmu. Kita harus membuat penonton larut dengan adegan ini!!”

“Summer Choi!! Kau terlambat memejamkan matamu!!”

“Marcus Cho!! Berikan ciuman yang sedikit lama untuknya. Kau baca naskahnya kan?? Kau harus berciuman panas sampai 2 menit.”

“Summer Choi!!”

“Marcus Cho!!”

Hampir sembilan kali mereka melakukan adegan Kissing yang selalu membuahkan teriakan sutradara terkenal. Sedikit jengah juga. Bibir keduanya mulai memerah dan nyaris membengkak akibat berciuman panas selama 9 kali berturut – turut. Mungkin jika yang terakhir kali ini mereka diteriaki lagi, mereka akan lebih memilih melarikan diri dari syuting. Tanpa memikirkan berapa jumlah potongan honor yang harus diterima mereka nanti.

Untuk pengambilan gambar yang ke sepuluh. Marcus memandang Summer dalam seakan Summer adalah orang yang paling dia cintai di dunia ini. Tangannya terulur untuk menangkup kedua rahang milik Summer menghapus air mata yang menetes di pipinya. Matanya memandang bibir memerah Summer  dan membuatnya semakin mendekatkan wajahnya dan menginginkan bibir itu kembali di kecupnya.

Chu~

Bibir Marcus menempel sempurna di bibir merah merekah Summer. Melumatnya lembut dan mulai melibatkan lidah untuk menjilat bibirnya. Setetes air liur menetes menambah panas ciuman ini. Mereka mulai terlarut dalam ciuman panas dan panjang ini.

“Wah, mereka benar – benar menghayati.” Puji namja yang duduk di samping Wu Yi Fan.

Yi Fan bangkit dari duduknya dan meninggalkan lokasi syuting dengan wajah kesal.

“YAA!! Kau mau kemana? Syuting belum berakhir.”

“Bukankah sudah ku beritahu? Aku muak melihat endingnya.”

Namja itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah dua pasangan yang masih berciuman mesra di depan layar kamera.

“Mwo? Sudah hampir 4 menit mereka belum mengakhirinya?? Mereka benar – benar terlarut rupanya atau memang sutradara lupa dengan durasi waktu ciumannya yang sebenarnya hanya 2 menit?”

Lama terlarut akan nafsu yang mulai muncul, Marcus mengakhiri ciumannya. Dirasakanya bibirnya semakin menebal dan bibir gadis itu juga.

“Kalian hebat!! Benar – benar profesional!! Syuting hari ini dinyatakan berakhir. Terima kasih pada semuanya yang sudah bekerja keras.”

Marcus dan Summer menghela nafas lega. Akhirnya semuanya berakhir. Keduanya saling melirik. Merasa ada perasaan yang aneh setelah 9 kali ciuman singkat dan satu kali ciuman panjang itu.

“Senang bekerja sama denganmu, Summer Choi.” Marcus mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Summer.

“Senang juga bekerja sama denganmu, Marcus Cho. Kuharap kau tidak sombong padaku saat kita dipertemukan lagi suatu saat nanti.”
“Tentu. Mana mungkin aku melupakan gadis kurus pecinta makanan namun tidak pernah gemuk ini.”

“YAA!!”

Marcus menutup kedua telinganya ketika teriakan Summer memekakan telinganya.

“Aissh…. kau mau membuatku tuli?? Cepat kompres bibirmu dengan es kalau tidak nanti akan semakin membengkak. Kau mau menggodaku dengan bibir sexy-mu itu dan mengakhiri semuanya di ranjang huh??”
“YAA!!” Summer kembali berteriak lebih keras dari sebelumnya.

Yah, begitulah akhir dari kisah ini. Kisah mengharukan antara Cho Kyuhyun dan Choi Sooyoung yang harus berakhir menyedihkan. Namun kembali dimulai dengan Kisah Marcus Cho dan Summer Choi yang penuh pertengkaran. Yah, semoga saja hidup baru ini merupakan awal yang baik untuk Marcus dan Summer menemukan cinta sejati mereka.

 

 

END

 

WHAAA!! Akhirnya FF gaje ini telah berakhir. Bagaimana endingnya?? Gaje sangat bukan?? Mian kalau banyak typo, maklum aku baru buat satu hari ini. Yang belum sempat meninggalkan jejak di part sebelumnya, kuharap bisa meninggalkan satu jejak saja di part ini. Gamsahamnida yeorobun…^^

 

 

 

8 thoughts on “Story In 40 Days – Part 5 END”

      1. kalo yang udah terlanjur itu gapapa ko 🙂 tapi lain kali jangan gitu lagi yaa, kalo masih kaya gitu bakal dikasih alert 1 🙂 kan kasian sama admin yang update library nya kewalahan 🙂

Leave a reply to Chuyleez Cancel reply