Family, Fluff, Friendship, Humor, Hurt, Romance

Eloquence

Eloquence

Eloquence

Eloquence

Presented by

CHO HIKA

Starring by

Choi Sooyoung and Kris Wu

Supporting by

Tiffany Hwang, Choi Siwon, Xi Luhan, Choi Minho, Jung Krystal, Shim Changmin and other…

With feelin’ Fluff

and

Rate for PG+

Disc : PLOT is MINE !

A/N : Sorry for bad fict.

.

“All i do is waste my time. I am stuck in mine. That’s before i meet you (again).”

.

Hujan deras melanda Canada malam itu. Seorang gadis kecil berumur lima setengah tahun terjebak hujan dikala ia hendak kembali kerumah. Untunglah seorang bocah lelaki kecil yang juga temannya melihatnya dan mengajaknya pulang kerumah si bocah laki-laki.

Are you okay, Sooyoungie?” Sahut bocah kecil berambut pirang pada gadis kecil yang dipanggilnya Sooyoungie.

“Maaf Sooyoung, Kris tidak dapat berbahasa Korea. Dan kau belum bisa berbahasa Inggris juga kan?” Lanjut ibu Kris pada Sooyoung dengan lemah lembut.

Sooyoung kecil mengangguk dan membuka tangannya agar ibu Kris dapat memakaikannya baju ganti dengan lebih mudah.

She look funny, mommy~” Ucap Kris kecil manja.

Ibu Kris tersenyum. Mungkin maksud funny dari Kris adalah betapa lucunya Sooyoung kecil yang tubuhnya nampak tenggelam karena baju yang dipakainya kebesaran.

Take care her self. This is tonight. Leave her to sleep in your bed room. Understand, Wu?” Titah ibu Kris sembari mengusap kepala Kris lembut.

Okay, mommy~ Good night.” Kris mengecup bibir ibunya dan kini hanya tinggal Kris dan Sooyoung kecil dikamar besar milik Kris.

Hening.

Sooyoung masih bersandar diatas ranjang Kris. Dan Kris masih menatap Sooyoung kagum dari sofa yang ia duduki.

Wanna sleep?” Buka Kris kala ia melihat Sooyoung mulai menguap.

Sooyoung sama sekali tidak menjawab. Ia justru menarik selimut yang ada diranjangnya (Kris) dan mulai terlelap.

.

“Terimakasih sudah menjaga putriku, Nyonya Wu. Hampir saja keluarga kami melapor kepada polisi.” Ibu Sooyoung lega begitu mengetahui bahwa anaknya selamat.

“Sama-sama Nyonya Choi. Kulihat Kris senang mendapatkan teman baru.”

Kris kecil yang mendengar namanya disebut langsung memasang wajah manis dihadapan Ibunya, Ibu Sooyoung dan juga Sooyoung pastinya.

“Kau bisa saja Nyonya Wu. Tapi sepertinya Sooyoung juga terlihat senang bisa bertemu dengan Kris.”

Begitulah para ibu. Jika sudah bertemu, mereka tidak akan berhenti berbincang. Dari sini sampai sana, objek pembicaraan mereka berganti. Sampailah pada Sooyoung yang mulai risih dengan menarik-narik pakaian ibunya.

“Ayo Sooyoung, kita pulang. Pamit pada Bibi Wu dan Kris dahulu ya~”

Sooyoung kecil mengangguk. Ia kemudian membungkukan badannya hingga membentuk sudut 90° pada ibu Kris. “Gamsahamnida, Wu ahjumma.”

Sooyoung kecil mengambil satu langkah kesamping dan berhadapan dengan Kris. Ditatapnya Kris kecil yang berwajah imut itu. Ia tersenyum dan mulai membungkuk kecil.

Tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir Sooyoung untuk Kris. Hanya sebuah kecupan hangat dipagi yang dingin Sooyoung berikan pada Kris.

Blush.

Pipi Kris kecil memerah. Dan kedua ibu yang ada disana justru tertawa melihat ulah anak-anaknya.

17 years later …

 

Sooyoung kecil sudah menjadi Sooyoung dewasa. Dia benar-benar berubah dari gadis kecil menjadi wanita dewasa sekarang.

Hanya saja, ini sudah lain tempat.

Sooyoung telah kembali ke Korea karena tugas pekerjaannya.

Dan Kris?

Sejak berusia 6 tahun, Kris pindah ke Cina.

Setidaknya Sooyoung merasa senang karena dapat bermain dengan Kris kecil selama kurang lebih 6 bulan.

Malam ini hujan deras. Tepat seperti 17 tahun lalu di Canada. Di Seoul pun hujan deras seringkali datang dimusim tertentu.

Untunglah halte kala itu sedang ramai. Jadi sama sekali tidak ada rasa takut dalam diri Sooyoung.

Sooyoung duduk dikursi halte yang berada tepat ditengah-tengah.

Pluk.

Sebuah kepala dengan rambut pirang bersandar lemas dibahunya.

Panik?

Tidak!

Sooyoung memiliki pribadi yang tenang.

Ia melihat sekitar. Tidak satu orang pun memperhatikannya. Semuanya sibuk memandang jalan. Berharap-harap cemas menunggu bus terakhir hari ini.

“Tuan!” Bisik Sooyoung.

Nyeg.

Tercium aroma alkohol dari tubuhnya.

Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukan Sooyoung?

Dan ah! Bus terakhir datang!

‘Astaga, bus terakhir hari ini!’ Batin Sooyoung.

“Tuan kumohon bangunlah! Aku harus pulang! Tuan bangun Tuan!” Sooyoung berusaha sekeras mungkin tapi hasilnya nihil.

“Nona! Ingin naik atau tidak?” Pekik sang sopir bus.

Bagaimana ini? Apa Sooyoung tega meninggalkan pria beraroma alkohol ini dihalte ini sendirian? Dari pakaiannya yang rapi, Sooyoung yakin bahwa pria ini pasti orang penting. Apalagi setelah melihat setelan jasnya. Sooyoung tahu benar bahwa ini adalah jas mahal yang mana hanya orang-orang tertentu yang dapat menggunakannya.

“Tidak, ahjussi.” Seru Sooyoung lemas.

Dan ya~ Bus terakhir pergi meninggalkan dua manusia dihalte malam kini.

.

Sooyoung memutar otak. Bahunya kini mulai terasa pegal.

Eungh.

Lenguhan sang lelaki memberinya harapan.

“Ak aku dimmana?” Seru pria tersebut sambil mengangkat kepalanya dari bahu Sooyoung.

Yes! Batin Sooyoung.

Ia segera meregangkan bahunya yang pegal.

Tanpa sadar, pria beraroma alkohol itu menatap Sooyoung lekat. “Kau?” Tanya pria itu.

Sooyoung menoleh. Ia tersenyum dan mulai angkat bicara.

Cup.

Tak sempat membuka mulut, bibir pria tersebut sudah mendarat tepat dibibir Sooyoung.

Mata Sooyoung membulat. Bibirnya kelu. Tubuhnya kaku.

Sejauh ini, belum pernah bibirnya ternodai oleh bibir pria -kecuali ayahnya sendiri-.

“Kau pasti telah membantuku. Terimakasih ya?”

Sooyoung terdiam. Pipinya memerah dan detak jantungnya bekerja lebih cepat.

Plak!

Sooyoung menampar pria itu.

“Hey!” Ucap sang pria.

“Apa?!” Tantang Sooyoung dengan mata bulatnya.

Grrt.

Gertakan antar-gigi milik sang pria terdengar begitu keras. Sepertinya ia tidak terima dengan perlakuan Sooyoung.

Dicengkeramnya bahu Sooyoung yang masih pegal dengan sangat keras hingga Sooyoung merintih. Dan ia mencoba melakukannya lagi. Mencium bibir Sooyoung. Ya! Itulah incarannya.

Tapi sayang! Kali ini Sooyoung lebih gesit hingga berhasil melarikan diri.

.

Sooyoung pergi dari halte. Berlari menebas hujan. Airmatanya tampak samar diguyur hujan. Sejujurnya, ia tidak pernah menyangka atas kejadian yang menimpanya kali ini.

Dan harus kemana ia sekarang? Rumahnya jauh dan tidak ada tempat peristirahatan disekitar sini.

Tap.. Tap.. Tap..

Langkah seorang pria dengan payung ditangannya terdengar begitu mantap. Sayang sekali, Sooyoung tidak dapat melihat wajah pria itu lantaran gelap.

“Nona!” Seru pria tersebut.

Suara itu!

Pria itu!

Sooyoung berlari sejauh mungkin. Sampai langkahnya terhenti karena sebuah kata.

“Maaf.”

Pria tersebut lantas menyusul langkah Sooyoung dan memayungkan wanita itu.

“Tadi aku menyewa payung. Kau boleh memakainya. Ingin kuantar pulang?”

Sooyoung diam.

“Maafkan aku ya? Aku masih sedikit mabuk.” Lanjutnya.

Sooyoung mengangguk kecil. “Aku harus menunggu bus untuk pulang.”

“Memang rumahmu dimana?”

“Di distrik Dangwon.”

“Jauh sekali! Kalau begitu kerumahku saja dahulu.”

Dengan cepat Sooyoung menggeleng. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi nantinya.

“Dirumahku ada mobil. Jadi kita kerumahku dulu. Setelah itu, akan kuantar kau pulang dengan mobilku. Eottae ?”

Sooyoung berpikir sejenak.

“Baiklah.”

.

“Ini teh, handuk dan pakaian. Sementara kau menghangatkan tubuhmu, aku akan mengecek mobilku terlebih dahulu. Kamarku disana, kau bisa mengganti bajumu disana. Kulihat kau wanita karir, kau tidak boleh sakit. Jadi gunakanlah pakaianku terlebih dahulu.”

Sooyoung mengangguk sambil menghirup teh hangatnya. Pria ini baik juga ternyata.

Hanya saja Sooyoung tidak mengenali pria ini, yang ternyata adalah Kris.

Kris bergegas menuju garasi dibelakang rumahnya. Ia memanaskan mobilnya. Dan berpikir sejenak.

‘Sooyoung’ Batinnya.

.

Langkah demi langkah Kris terdengar sangat pelan. Hingga ia sampai didepan pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Kepalanya menyembul masuk. Dilihatnya Sooyoung yang tengah bercermin hanya dengan berbalut kemeja putih milik Kris.

Muncul nafsu dahsyat dalam diri Kris. Rencana awalnya, ia ingat betul.

Masuklah Kris ke kamarnya. Ditutupnya pintu kamar itu perlahan.

Krkrk.

Lalu Kris mengunci pintunya dengan tangan yang ia sembunyikan dibalik badannya.

Sooyoung menoleh. Seiris senyum ia lemparkan pada Kris. “Terimakasih. Bisa kita pulang sekarang?”

Kris balas tersenyum. “Maaf, aku lupa bahwa mobilku rusak. Makanya aku tidak membawanya ke kantor hari ini.” Kris berbohong.

“Apa?! Lalu bagaimana?” Sahut Sooyoung cemas.

“Kau bisa menginap disini. Kalau kau mau, kau bisa tidur diranjangku dan aku tidur di sofa depan saja.”

“Tidak! Tidak! Kau saja yang tidur disini, aku didepan.”

“Eungh. Tidak apa-apa, biarkan aku saja yang tidur didepan.”

“Ah! Begini saja! Aku tidur diranjang, dan kau tidur disofa ini. Kulihat didepan kan tidak ada penghangat ruangan. Jadi kau tidur disini saja.”

Kris menarik satu sudut bibirnya. Ia yakin, rencananya akan berjalan lancar.

.

Sreeek

Suara gorden yang dibuka sama sekali tidak membangunkan seorang Sooyoung.

Padahal sinar ultraviolet yang menembus kaca ruangan pagi ini sangat menusuk.

Kris pun yang melihat wajah cantik Sooyoung kelelahan, membiarkannya untuk tetap dalam balutan selimutnya.

“Sepertinya kau lelah sekali setelah 5 ronde tadi malam.” Pekik Kris senang.

Hmm~

Sooyoung menggeliat kecil. Kris duduk disamping ranjangnya.

Begitu Sooyoung membuka mata, Kris lah yang ia lihat.

“Kau sudah bangun?” Tanya Sooyoung sambil mengucek matanya.

Kris balas tersenyum. “Bersihkan tubuhmu dan pakailah pakaian yang sudah kupesan diatas sofa itu. Setelah itu pergilah ke meja makan. Kita akan sarapan bersama.”

Sooyoung mengangguk.

Setelah itu Kris bergegas ke meja makan dan membiarkan Sooyoung dikamarnya.

“Pria itu baik sekali.” Gumam Sooyoung.

Lantas ia segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi yang ada dikamar itu. Badannya terasa pegal sekali, apalagi bagian selangkangannya.

Hingga saat ia melewati cermin, terpantullah bayangan tubuh polosnya. Dan barulah ia sadar akan apa yang terjadi.

Flashback ON

“Aneh sekali.” Keluh Sooyoung.

“Ada apa?” Kris mulai berakting!

“Kepalaku terasa sangat berat. Sepertinya aku masuk angin sehabis kehujanan.”

“Yasudah, kalau begitu tidurlah.”

“Baiklah.”

“Ya, tidurlah…. denganku.”

Suara Kris yang melemah pada klausa terakhirnya membuat Sooyoung tidak mendengarnya.

Dan mulailah ‘perang’ tanpa izin.

Flashback OFF

Plak!

Satu tamparan lagi didapat Kris.

“Pria keparat!” Ucap Sooyoung.

Kris terdiam dan menunduk. Hatinya bergejolak. Entah karena apa. Tapi sepertinya ia tahu alasan atas perlakuan Sooyoung ini.

“Aku menyesal telah menolongmu!” Sooyoung keluar dari rumah Kris saat itu juga.

Diruang kerja…

 

Agent Sooyoung, kau tidak apa-apa? Kau tampak lesu hari ini.” Seru Tiffany, rekan kerjanya.

“Tidak. Aku hanya kurang bersemangat.” Sahut Sooyoung lemas.

“Tumben sekali.” Pekik Tiffany. “Oh ya, kau dipanggil ke ruangan Inspektur Shim.”

“Baiklah, aku pergi dahulu ya?”

.

Brak!

“Beginikah kelakuan seorang agent ?! Pantas saja tim kita tidak pernah menyelesaikan kasus dengan benar. Kalau saja mayoritas agent seperti ini, tentu saja kita tidak akan pernah menyelesaikan kasus.” Gertak Inspektur Shim sambil melempar beberapa lembar foto dari amplop cokelatnya.Dilihatnya foto-foto tersebut oleh Sooyoung. Dan ternyata foto itu berisi kemesraan Sooyoung yang tengah berhubungan intim dengan pria yang tak lain adalah Kris.

Bukan foto telanjang yang ada disana. Hanya saja dua manusia itu memasang ekspresi yang panas.

“Kau belum menikah kan? Tapi kau sudah tidak perawan. Ck! Maka dari itu, kuberitahu kau mulai detik ini juga kau dipecat dari Agent Rahasia SPY !”

Tes tes tes.

Airmata mengalir begitu deras dipelupuk mata Sooyoung. Perbuatan yang sama sekali tak diketahuinya justru membuatnya kehilangan pekerjaan.

“Keluar dari ruanganku sekarang juga.” Ucap Inspektur Shim.

Cekrek.

Pintu ruangan terbuka. Seluruh agent yang tidak sengaja mendengar perkataan Inspekturnya menatap Sooyoung iba. Mereka sudah lama berada dalam satu tim. Dan mereka semua tahu bahwa Sooyoung tidak akan berbuat hal keji seperti itu.

“Kau tidak melakukannya kan, Agent Sooyoung?” Tanya Agent Luhan dari meja kerjanya.

“Tentu saja tidak!” Jawab Tiffany yang tiba-tiba merangkul Sooyoung.

“Kami semua mengenalmu, noona.” Sahut Agent Minho yang lebih muda dari Sooyoung.

Fighting eonni-ya ! Kami percaya padamu.” Tambah Agent Krystal.

Sooyoung tersenyum. Ia bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.

.

Sooyoung menelusuri tepi jalan Kota Seoul dengan lunglai. Saking malasnya, ia bahkan menghitung langkah kakinya.

“Langkah keberapa ini? Aku lupa.” Sahut Sooyoung pada dirinya sendiri.

“Tepat limaratus.” Timpal seseorang yang ada dibelakangnya — yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kris.

Sooyoung menoleh. Ia melemparkan death glare nya pada pria berambut pirang tersebut. “Pergi! Aku tidak ingin melihatmu.”

Kris menarik satu sudut bibirnya. Langkahnya sengaja ia tambah kedepan untuk memperkecil jarak antara mereka berdua.

“Suatu saat nanti kata ‘tidak’ itu akan berubah menjadi ‘sangat’.” Seru Kris dengan smirkeyes nya.

Sooyoung berdecak. Dalam batinnya ia tertawa. ‘Entah setan apa yang merasuki tubuh pria ini hingga pikirannya selalu bertolak belakang denganku’ batin Sooyoung.

“Kau butuh pekerjaan?”

“Apa? Aku? Bekerja?”

“Ya, kalau kau mau kau bisa bekerja di -”

“TIDAK!” Sela Sooyoung tegas.

Kris terkejut. Sebegitu bencikah Sooyoung pada Kris? Hingga penolakan yang selalu didapat oleh Kris.

“Hey aku belum selesai bicara.”

Sooyoung menghiraukan Kris. Ia kembali melangkah dan terus melangkah. Biarkan saja pria itu berpikir sendiri tentang bagaimana perasaan Sooyoung sekarang.

“Nona, ini kartu namaku. Kau bisa menyimpannya.”

Sooyoung masih terus melangkah.

Tapi Kris bahkan ikut menyelaraskan langkahnya.

“Mungkin sekarang tidak dibutuhkan. Tapi nanti?”

Sooyoung berhenti melangkah. Kalau saja Kris dapat membaca aura, mungkin saja Kris dapat melihat bagaimana Burgundy berubah menjadi Auburn. Menyeramkan.

“Kau bilang apa?! Nanti?! Membutuhkan kartu namamu? NEVER !” Jawab Sooyoung berapi-api.

Hampir saja Kris membuka mulutnya. Tapi Sooyoung rupanya belum menyelesaikan perkataannya.

“Oh atau kau berpikir bahwa kelak aku akan menghubungimu untuk meminta taggung jawab huh?! Dengar ya! Seandainya benar ada bibit diperut ini, sudah pasti aku akan — ”

Yep! Sekarang gantian Kris yang memotong pembicaraan Sooyoung.

“Jangan digugurkan! Dia bayi-ku, bayi kita!” Sahut Kris iba.

Sooyoung tercekat. Ia hampir menampar Kris untuk ketiga kalinya. Tapi niat itu diurungkannya.

“Kau kira imanku setipis apa sampai aku berani menggugurkan kandunganku? Lain kali biarkan orang lain selesai berbicara, baru berkomentar!”

Cukup. Ini sudah seperti masalah rumah tangga diluar rumah tangga, atau bahkan sebelum rumah tangga.

“Aku sudah pasti akan mengurus bayi ini sendiri! Atau aku dapat meminta bantuan keluargaku. Kau mengerti?! Jadi simpan kembali kartu namamu. Aku sama sekali tidak membutuhkannya.” Lanjut Sooyoung.

Kris sedikit bernapas lega. Pikiran kotornya kini telah ia lempar jauh-jauh. Tapi bagaimana sekarang?

Bagaimana cara untuk meyakinkan Sooyoung untuk menyimpan kartu nama Kris?

Tenang saudara-saudara~ Pria kita yang satu ini selalu memiliki ide brilian. Maka dengan ke-brilian-annya ia menyelipkan kartu namanya pada celah kecil dibagian atas kardus yang dibawa oleh Sooyoung.

Yaa, kalian tahu sendiri kan? Sooyoung baru saja dipecat. Ia keluar dengan kardus yang berisi peralatan pribadinya di ruang kerja.

“Aku pergi. Sampai jumpa!” Kris berlari meninggalkan Sooyoung.

“Dasar gila!” Pekik Sooyoung.

.

“Masalah.” Buka Tiffany.

“Maksudmu?” Tanya Sooyoung sambil menyeruput susu chocolate mint-nya.

Ya! Tiffany dan Sooyoung tengah berbincang di sebuah kafetaria dekat kantor Tiffany.

“Kemarin ada Agent Eloquence yang datang. Mereka — ”

“Wow! Agent Eloquence datang ke kantor Agent Rahasia SPY Korea Selatan? Keren!” Ucap Sooyoung terkagum-kagum.

Sementara Sooyoung dengan mata berbinar, Tiffany justru memasang sademot pada bibirnya.

“Aku belum selesai bicara, Sooyoung.” Seru Tiffany.

Ok! Sooyoung kembali calm sekarang. Pada dasarnya, ia memang sulit bersikap calm seperti Tiffany.

“Maafkan aku Tiff, lanjutkan bicaramu.” Timpal Sooyoung.

“Mereka datang mengacak-acak kantor. Dan mereka memberikan surat izin pemeriksaan terhadap Inspektur Shim. Mereka bilang, mereka sedang menyusun rencana untuk menghentikan koneksi kerja Agent Rahasia SPY Korea Selatan.”

Bagus! Sekarang mata Sooyoung membulat dengan sangat bagus!

“Apa ini ada hubungannya dengan pria itu ya?” Pikir Sooyoung.

“Pria siapa?”

“Pr– huek!” Sooyoung merasa mual. Ia bahkan tidak sempat melanjurkan pembicaraannya.

“Sooyoung, kau tidak apa-apa? Kau sakit? Kau butuh obat? Astaga Sooyoung kau kenapa?”

Beginilah Tiffany. Meskipun ia seorang agent, tapi ia tidak pernah bisa menghilangkan sifat panik. Lain halnya dengan Sooyoung yang hiperaktif.

Selagi Sooyoung ber-huehuek ria, Tiffany berpikir sejenak.

Ting!

Satu buah lampu berhasil menyala terang diatas kepala Tiffany.

“Huwa~ Sooyoung, selamat yaa kau hamil.”

“APA?!”

.

Rumah Sooyoung memang selalu sepi. Orangtuanya tinggal di Canada, dan kakak laki-lakinya selalu sibuk bekerja. Dan hari ini rumahnya tidak terlalu sepi. Karena ada Tiffany yang sengaja menginap untuk menemani Sooyoung.

“Sebulan tanpa kau, kantor menjadi sepi sekali. Tidak ada lagi tawa yang renyah. Ruangan menjadi kental dengan wajah datar. Sangat membuatku stres.” Seru Tiffany yang sedang menyiapkan segelas air putih untuk Sooyoung minum sehabis minum obat.

“Benarkah? Jangan berpikiran seperti itu terus. Kau benar-benar bisa stres kalau terus berasumsi seperti itu.” Jawab Sooyoung sambil mengambil gelas dari tangan Tiffany yang kemudian diminumnya.

“Ya, aku mengerti.” Tiffany duduk disamping Sooyoung. Pandangannya yang sedari tadi tidak fokus, kini tertuju pada satu titik. “Bagaimana dengan yang ini? Apa membuatmu stres juga?” Tanya Tiffany dengan mata yang terarah tepat diperut Sooyoung.

“Sangat!” Yakin Sooyoung.

Tiffany tertawa kecil. Temannya yang satu ini tampak lucu dimatanya.

“Mohon maaf pemirsa. Acara kami potong sebentar untuk memberikan sekilas info.”

 

Begitulah suara seorang reporter yang muncul dari televisi yang sedang dilihat oleh Sooyoung dan Tiffany.

“Malam ini telah terbongkar semua alasan untuk penurunan drastis pendapatan perkapita di Negeri kita. Ini dia, Shim Changmin, Inspektur besar dari sebuah Agent Rahasia milik Negeri kita sendiri. Telah terbukti bahwa ia telah menyelundupkan uang negara untuk Korupsi dan Nepotisme. Tidak sampai disini, ia bahkan diketahui memotong gaji agent lainnya tanpa sepengetahuan siapapun. Dan yang paling mengejutkan adalah, kejahatan ini tidak diketahui pasti dari mana sumber-sumber buktinya. Menurut Kepala Kepolisian Kota Seoul, tiba-tiba saja bukti berupa foto, rekaman dan surat-surat penting telah sampai di Kantor Kepolisian Pusat Kota.”

 

“Kami sudah mengecek amplop yang membungkus bukti-bukti tersebut. Hasilnya tanpa alamat. Dan kami juga sudah memeriksa CCTV untuk memastikan apakah ada orang lain yang dapat mengirim surat atau paket seperti ini. Tapi hasilnya, CCTV kami rusak entak karena apa.” Begitu penuturan Kepala Kepolisian Brigjen Yunho malam ini juga.

 

“Sekian sekilas info kali ini –“

Tut.

Televisi dimatikan oleh Sooyoung.

Tiffany menoleh dan melihat Sooyoung yang tampak mengekspresikan sebuah tanda tanya.

“Ayo kita ke kantor polisi.” Seru Sooyoung pada Tiffany.

Didepan kantor polisi, terdapat seorang pria dengan tubuh tegap dan langkap mantap tengah berjalan santai. Sooyoung yang merasa tidak asing dengan pria itu pun menghampirinya.

Oppa !” Seru Sooyoung.

Pria tersebut lantas menoleh dan menyunggingkan senyumnya.

Annyeonghaseyo Siwon oppa.” Sapa Tiffany ramah pada pria bernama Siwon, yang ternyata adalah kakak Sooyoung.

“Sedang apa oppa disini?”

“Tidak apa-apa. Hanya mampir.”

Sooyoung mendelik. Ia terlalu bodoh untuk dibohongi. “Untuk apa pebisnis sepertimu datang ke kantor polisi hanya untuk mampir?”

Siwon tetap tenang. “Kau sendiri sedang apa disini?”

Sooyoung memutar bola matanya, mengetahui bahwa ada hal yang ditutupi oleh kakaknya sendiri. “Tak apa.”

Siwon tersenyum. Dalam hati ia berkata ‘Kau akan tahu dengan sendirinya, nanti’.

“Baiklah, oppa pulang dulu ya~ Kau jangan pulang larut malam. Kalau tidak ada bus, gunakan taxi saja. Oh ya! Tiffany, titip adikku ya?”

Ne, annyeonghaseyo.” Jawab Tiffany ramah.

.

“Apa yang membuatmu pergi kemari, Sooyoung? Ramai sekali, banyak wartawan.” Tanya Tiffany.

“Entahlah~ Hanya saja aku seperti melihat seseorang yang kukenal di televisi tadi.”

Sooyoung harap-harap cemas. Dalam hatinya muncul hasrat mendalam tentang sesuata yang tidak ia tahu pasti.

“Hoaaam~ Soo, ayo pulang.” Elu Tiffany.

Sooyoung meng-iya-kan, tapi tatapannya masih terlempar menelesuri setiap sudut tempat itu.

Menyerah! Mungkin bukan sekarang waktunya, Sooyoung~

Sooyoung dan Tiffany menebas kerumunan wartawan untuk pulang.

Dan tanpa sadar, siluet tubuh seorang Kris terlukis jelas tengah mengamati dua gadis yang baru saja pergi sedari tadi. Mata elangnya menjurus pada Sooyoung. Ditatapnya dengan teduh punggung gadis cantik itu. “Apakah kau datang untukku?” Katanya lemah.

.

Oppa, siapa yang membereskan kamarku?” Tanya Sooyoung heran.

“Tiffany. Kau pasti tidak tahu karena kau bangun sangat siang.” Siwon terkekeh kecil.

Tiffany! Ia tak pernah tahu bahwa ada kartu nama Kris didalam kardus yang juga ikut dibereskan Tiffany.

Apa? Kartu nama Kris?

Oh ya! Jadi begini, sebangun tidur tadi Sooyoung bergegas mencari kartu nama Kris. Ia harus menemukannya secepatnya!

Oppa, tolong telpon Tiffany sementara aku mencari kartu nama itu dikamarku.” Seru Sooyoung sambil bergegas menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya yang berada dilantai atas.

“Hati-hati dengan langkahmu, Sooyoung~”

Siwon, kakaknya mungkin jarang berada dirumah. Tapi bukan berarti ia tidak peduli terhadap saudara perempuannya itu. Buktinya, ia bahkan cemas tatkala melihat tingkah Sooyoung yang masih hiperaktif meski sedang hamil.

Kakak yang baik bukan?

Ah! Kembali ke keadaan rumah Sooyoung pagi ini. Oh tidak! Ini bukan pagi, tapi sudah pukul 10.30 KST. Mari kita lihat kamar Nona Sooyoung.

Sreek. Gubrak. Sreeek. Gubrak.

Begitu suara laci yang ditarik dan ditutup dengan kekuatan penuh.

Mencari benda kecil memang sangat sulit. Sudah kecil, ditambah tipis pula ~

Kasihan Nona Choi kita ini.

Cekrek.

Pintu dibuka, muncul sosok Siwon disana.

“Tiffany bilang kartu nama yang kau cari mungkin ada didekat televisi. Ia meletakannya dibawah remot.”

Sooyoung menoleh dan melempar hazell auburn nya. “Disaat seperti ini dia masih mengatakan ‘mungkin’ ? Astaga akk-…. Ah! Ini dia!”

Selalu saja! Nona Choi kita ini hampir meletup.

Untunglah~ Kartu nama ‘Kris’ telah ditemukan.

“Bereskan kamarmu kembali, sehabis itu mari ikut oppa bertemu dengan teman.”

“TIDAK. Tidak untuk perintah keduanya.”

Sebelah alis Siwon terangkat. Sooyoung tahu betul bahwa kakaknya ini tidak mengerti.

“Yang pertama, aku tidak mau membereskan kamarku. Aku lelah!” Ucap Sooyoung sambil menghapus peluhnya. “Yang kedua, aku tidak mau ikut oppa untuk bertemu dengan temanmu. Membosankan sekali. Lagipula aku masih ada urusan.” lanjut Sooyoung.

“Yasudah, terserah kau saja. Oppa tidak ingin mengganggu mood-mu.”

Cekrek.

Pintu ditutup.

.

“Kris ada?”

“Dia baru saja berangkat ke kantornya.”

“Apakah akan lama?”

“Ya, sepertinya begitu. Biasanya ia akan pulang larut malam.”

“Benarkah?”

“Iya.”

“Kalau begitu terimakasih, maaf mengganggu.”

“Iya, tidak masalah.”

Huft~

Pupus sudah.

Jauh-jauh Sooyoung datang kemari, hasilnya nihil.

Menit pertama ia datang, ia bertahan diteras depan rumah Kris.

Puluh menit berikutnya ia gelisah hingga bertanya langsung kepada tetangga Kris barusan.

Dan sekarang? Sudah hampir perjam ia menunggu.

Sebenarnya apa yang ia tunggu? Entahlah~ Tidak ada yang tahu.

Merasa bosan, Sooyoung menyuruh Tiffany untuk menemuinya di kafetaria tempat biasa mereka bertemu.

Sooyoung menunggu Tiffany dengan santai. Ia memgambil tempat duduk disudut ruangan. Disanalah tempat favoritnya. Karena dari sudut ruangan, ia dapat melihat keluar. Karena kebetulan pembatas antara kafe tersebut dengan keadaan luar hanyalah kaca.

Nah! Itu dia yang ditunggu telah datang.

Tiffany melambaikan tangannya pada Sooyoung, begitu pula Sooyoung meresponnya.

“Sudah lama menunggu?” Tanya tiffany sambil menarik kursi, tempat duduknya.

“Tidak juga.” Jawab Sooyoung ramah dengan senyum khas nya.

“Maaf karena aku tidak pamit padamu tadi pagi. Aku sangat buru-buru.”

Kali ini Tiffany sudah duduk ditempatnya, dan ia bahkan sudah menyeruput Strawberry Juice yang sudah dipesan oleh Sooyoung terlebih dahulu.

“Iya tidak apa-apa. Memangnya ada urusan apa sampai buru-buru begitu?”

“Tadi pagi aku mendapat telepon dari Agent Eloquence. Mereka bilang akan merekomendasi tim kita untuk berada dibawah naungan cabangnya di Korea Selatan. Padahal setahuku di Negeri kita ini hanya ada Agent Rahasia SPY. Hm, se-rahasia itukah mereka?”

Sooyoung terlihat berpikir. Tengah dicernanya frasa Tiffany dengan hati-hati. Dan ya! Satu kesimpulan didapatnya! “Kau bilang merekomendasi tim ‘kita’? Apakah aku termasuk?”

Tatapan Sooyoung yang sangat teduh membuat hati Tiffany bergetar. “Tentu saja! Tim kita, kau, aku, Luhan, Minho dan Krystal.”

Sooyoung tersenyum. Baginya ini adalah awal yang baik.

Tapi sejujurnya Tiffany tidak yakin atas jawabannya barusan. Tapi menurut artikel yang pernah dibacanya, wanita hamil sangat sensitif. Jadi ia berusaha menjaga mood Sooyoung. Apalagi ditambah dengan kenyataan yang menimpa Sooyoung.

Kenyataan bahwa ia hamil diluar nikah. Dan entah dimana pasangannya itu.

“Bagaimana keadaanmu Soo? Sudah baikan?” Alih Tiffany.

“Ya, aku sudah tidak mual-mual lagi. Hanya sedikit pusing.”

“Seharusnya kau dirumah saja. Jangan keluyuran seperti ini. Aku bahkan sudah menyuruh oppa mu untuk tidak bekerja dulu hari ini.”

“Apa?” Sooyoung terkejut. Tak pernah disangka, kakak laki-lakinya itu akan menuruti perintah Tiffany. “Semudah itukah ia mematuhi perintahmu? Kalau aku yang minta, pasti tidak akan diijinkan.”

Tiffany menepuk pundak Sooyoung. “Bukan memerintah, tapi hanya memberi nasihat. Lagipula oppa mu bilang bahwa ia memang berencana untuk tidak kerja hari ini. Katanya ia sudah mendapatkan tangan kanan.”

“Se-detail itukah ia bicara padamu? Bahkan padaku saja ia jarang membuka mulut.”

Tiffany tersenyum. Sooyoung tahu, senyum itu berbeda.

“Aku curiga dengan kalian.”

Yeah! Semburat glare Sooyoung terpancar sampai tatapan Tiffany. “A…aaan..aniyo !” Jawab Tiffany gagap.

“Tapi tidak apa-apa. Seandainya memang ada sesuatu diantara kalian, aku tidak masalah. Justru bagus! Jadi oppa ku tidak akan menjadi perjaka tua. Kekeke…” Sementara Sooyoung terkekeh geli, Tiffany justru menunduk malu. Pipinya bahkan berubah menjadi warna kesukaannya, pink.

“Lalu bagaimana denganmu, Soo?” Timpal Tiffany.

Hanya dengan satu kalimat itu, Sooyoung tiba-tiba terkaku. “Aku? Apa? Apanya yang bagaimana?”

“Kris kan?”

Yep! Sooyoung kembali meneduhkan dunia dengan tatapan teduhnya. “Aku sedang mencarinya.”

“Menunggunya”

Kepala Sooyoung terangkat. Ditatapnya Tiffany dengan penuh rasa heran. Sooyoung heran. Apakah kata Tiffany yang barusan adalah pertanyaan ataukah pernyataan.

“Aku mencarinya, setelah berbelas-belas tahun tak bertemu.”

“Aku tidak mengerti.” Seru Tiffany.

“Aku juga.”

‘Hah?!’ Mungkin begitulah gesture Tiffany.

“Darimana kau mengetahui Kris?”

“Tentu saja dari kartu nama itu. Kartu nama yang kau cari itu, Kris kan?”

“Ya, yasudahlah tidak perlu membicarakan dia.” Sooyoung tersenyum getir.

“Apapun yang terjadi, aku akan mendukungmu Soo! Fighting !” Tiffany mengepalkan tangannya.

Secara tidak langsung, Tiffany baru saja mentransfer energi bagi Sooyoung.

.

“Tiffany, apa kau bersama Sooyoung?”

“Tidak, aku sedang dirumah orangtuaku.”

“Astaga! Sooyoung tidak ada dirumah sampai sekarang.”

.

Hujan kembali mengguyur Kota Seoul. Ini sudah sangat malam. Tapi terlihat satu sosok tak asing, Sooyoung.

Sendirian di halte bus, tanpa berniat menaiki bus.

Kris. Dia hanya sedang menunggu Kris.

Dia berharap mobil Kris rusak lagi. Kris naik bus. Kris pulang larut malam. Kris berhenti di halte ini. Kris melihatnya. Kris. Kris. Kris.

Hanya Kris yang ada dipikiran Sooyoung.

Tapi Kris tidak juga menampakan diri. Dan ini saatnya pulang. Sooyoung tidak ingin membuat oppa nya khawatir.

Ditelusurilah oleh Sooyoung jalan sepi ditengah hujan malam. Sepertinya ia dibuat gila oleh satu objek, Kris!

Hujan berhenti. Hanya disisi Sooyoung berdiri. Dan Sooyoung tahu, itu Kris.

“Kris?” Ucap Sooyoung kala ia menangkap objek Kris dihadapannya.

“Soo?” Timpal Kris.

Mereka tertawa bersama. Sampai tawa itu berubah menjadi kecanggungan manakala Sooyoung mengecup kilat pipi Kris. “Aku menunggumu.”

Kris tersenyum dan justru membalas pernyataan Sooyoung dengan perlakuannya.

Kris mencium bibir Sooyoung. Kali ini dengan sangat lembut, tidak seperti dulu saat Kris terpengaruh alkohol. Naluri lelakinya yang menuntunnya. Dan entah kenapa Sooyoung pun meresponnya. Ini seperti sebuah luapan asmara. Tidak! Mereka justru terlihat seperti orang yang haus bercinta. Ups! Ini jalanan umum, tidak seharusnya mereka melakukan ini.

Mari kita skip adegan ini 😀 *author gabisa mendeskripsikan scene ini*

.

“Hacih!”

Semua langsung panik. Kris, Siwon dan Tiffany dengan serempak memberikan tisu kepada Sooyoung. Suasana ini justru terlihat awkward.

Tidak ingin ambil pusing, Sooyoung mengambil tisu sendiri dari kotak tisu dihadapannya.

Lantas Kris, Siwon dan Tiffany semakin canggung. Kris pura-pura membasuh kepalanya — bukan peluhnya karena ia sama sekali tidak berpeluh kala itu. Siwon langsung melempar tisunya ke bawah meja. Sementara Tiffany menggunakan tisunya sebagai pembersih kuku.

Aneh.

“Tidak usah repot-repot sampai kalian mau membuka mulut.” Ucap Sooyoung dingin.

Kris, Siwon dan Tiffany saling menatap satu sama lain.

“Tapi dalam kasus ini aku tidak tahu apa-apa, Soo!” Bela Tiffany.

“Baiklah! Kalau begitu kau ada di pihakku. Duduk disini.” Sooyoung menepuk-nepuk sofa disamping tempatnya duduk.

Tiffany dengan tampang polosnya itu menuruti permintaan Sooyoung.

“Tidak adakah hal yang ingin kalian bicarakan padaku?” Tanya Sooyoung dengan death glare nya.

Kris menatap Sooyoung dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Sementara Siwom menunduk. “Hidup memang tidak seperti film-film di TV ya? Oppa kira kau akan mengetahuinya sendiri, ternyata tidak.” Siwon terkekeh kecil, diikuti Kris dan Tiffany. Sedangkan Sooyoung memutar bolanya. Ia tahu betul bahwa kakaknya pecinta film.

“Baiklah kalau memang tidak ada yang ingin membuka mulut. Aku tidak akan pernah ingin melihat kalian lagi!”

Sooyoung pergi dari konferensi meja bundarnya. Siwon dan Tiffany bingung. Kris berjalan tenang mengejar Sooyoung.

Grep.

Ditahannya pergelangan tangan Sooyoung oleh Kris. “Kau mau mulai darimana?” Sahut Kris.

Sooyoung bingung. Sebenarnya Kris bicara apa? “Kau bicara apa?”

“Cerita kita sudah dimulai dari belasan tahun lalu. Sempat terpisah, tapi bertemu lagi. Sekarang sudah lebih dari satu bulan. Ceritanya akan sangat panjang. Jadi kau ingin mulai darimana?”

Flashback ON

“Kris Wu, bisa bantu aku untuk ikut meng-handle kasus KKN Korea Selatan?” Begitulah suara telepon dari Korea Selatan.

“Tentu. Jadi aku dimutasi?” Jawab seorang pria bersuara khas dari seberang sana, China.

“Iya, mohon bantuannya.”

Pip.

Ini pertama kalinya Agent Eloquence Kris dimutasi. Sejak masuk akademi Eloquence, Kris ditempatkan di China. Dan inilah alasan mengapa keluarga Kris pindah ke Negeri tirai bambu. Karena untuk mendidik seorang SPY, haruslah sejak dini.

Dengan latar belakang keluarga detektif, tidak heran bagi Kris untuk dapat menjadi seperti sekarang ini.

Di China, Kris kecil langsung ditempatkan di akademi Eloquence yang bertempat ditengah hutan. Disanalah calon-calon SPY di trainee. Hingga sampai waktunya tiba, mereka barulah menyandang gelar ‘Agent Rahasia’. Dan karena mereka ada dibawah organisasi bernama Eloquence, jadilah mereka ‘Agent Rahasia Eloquence’.

Inilah organisasi Agent Rahasia tertinggi di dunia. Luas cakupannya adalah dunia, tapi mereka juga menempatkan beberapa SPY di Negeri tertentu tanpa sepengetahuan siapapun.

Flashback OFF

“Jadi kau seorang Agent ? Dari Eloquence ? Wah~” Seru Sooyoung dengan mata berbinar-binar.

“Dengar dulu, cerita belum selesai.” Kris menyentil kening Sooyoung.

“Ah! Appo !”

Flashback ON

“Selamat datang, Kris! Ah! Kris, kau?”

Yep! Siwon bertemu dengan Kris.

Hyung ? Ah senang sekali dapat bertemu denganmu lagi.”

Mereka lantas ber-high-five. Rasanya seperti ada harapan terbuka didalam hati kecil Kris.

“Apa kabar dengan Sooyoung?”

Siwon mendorong bahu Kris dengan bahunya sendiri, kemudian sedikit terkekeh. “Sepertinya ada yang merindukan seseorang.” Goda Siwon.

Kris tersenyum malu.

Jujur, memang begitulah rasanya.

Flashback OFF

“Ah~ Ternyata selama ini kau merindukanku ya? Tapi tidak seharusnya kau meniduriku dasar pria haus cinta!” Rutuk Sooyoung.

“Iya, aku memang pria haus cinta. Kau tahu? Di akademi sana, kelompok pria dan wanita dipisahkan. Dan setelah terbentuk tim, tim ku berisi para pria. Ya, mungkin inilah cara Tuhan agar aku hanya dapat mengingatmu. Kekeke..”

Mereka tertawa bersama.

Flashback ON

“Titik beratnya ada disini. Di Shim Changmin.” Buka Kris di pertemuan rahasia Agent Eloquence.

“Tapi dia Inspektur dari Agent SPY Korea Selatan.” Sahut salah satu orang dalam pertemuan itu.

“Itu dia titik beratnya!” Jawab Kris.

“Rapat selesai!” Suara datar pemimpin rapat menggebu di ruang rapat. Dia, Choi Siwon, langsung melangkah pergi dari ruang rapat.

Kris yang melihat hal ini merasa ada yang ganjal. Ia menghampiri Siwon diluar ruangan yang tengah memijat kepalanya perlahan.

“Ada masalah?” Tanya Kris.

Agent SPY Korea Selatan.”

“Kenapa?”

“Adikku disana.”

“Sooyoung? Agent ?”

“Ya, hanya aku yang tahu. Dan sekarang kau juga tahu.”

“Kalau begitu kenapa sejak awal kau tidak mengajaknya bergabung di Eloquence?”

“Tidak semudah itu. Dia tidak tahu bahwa aku adalah Agent Eloquence, karena aku berbohong padanya dengan mengatakan bahwa aku pebisnis.”

“Kenapa begitu?”

“Aku rass kau sudah tahu alasannya.”

Ya! Agent Eloquence adalah Agent Rahasia tertinggi. Tidak ada yang tahu siapa anggotanya dan tidak ada yang tahu banyak tentang hal ini. Karena kerahasiaan dijamin disini.

Flashback OFF

Mworago ?! Jadi Siwon oppa juga Agent Eloquence? Huh! Curang sekali dia.”

Flashback ON

“Bantu aku mengeluarkan adikku dari sana.”

“Pasti!”

“Kau ada rencana?”

“Aku punya rencana ‘pribadi’ dan ‘dewasa’.”

Flashback OFF

“Rencana untuk menghamiliku eoh?!”

Kris mengangguk kecil

“Krisseu! Menyebalkan!”

Sekarang gantian Sooyoung yang menyentil kening Kris.

Merasa tidak terima, Kris membalas.

Berlanjut lagi oleh balasan dari Sooyoung.

Begitulah seterusnya.

Dan jadilah mereka sebagai “Couple Kening Merah”.

END

Wokwok gaje bingit endingnya xD jadi pen ngakak sendiri 😀

Ini ff aku dedikasikan untuk temankuh(?) fanfan (wufanneey) yang udah nge-req ke aku untuk dibuatin ff kapel ini :3

Panjang kan? *biasanya kan aku bikin pendek” xD

Ini biar pada puas yang bacanya 😀 eh tapi kayanya masih ngegantung ya? Biarin lah, mungkin itu ciri khas aku wkwk 😀

Buat yang udah baca, jangan sungkan buat dikomen yaa 🙂 mau komen kaya apaaja terserah 😀 mau ngejelekin posternya yang keliatan banget kalo yang bikinnya masih super newbie juga ga papa 😀

Oh ya! Buat yang nunggu” 2nd shot nya Verxes Blue, coba buka ini deh. Udah aku buatin preview nya tuh. Insyaallah di post besok 🙂 stay tune yaa 🙂

LOVE,

HIKA

63 thoughts on “Eloquence”

  1. aduuh bagus banget ini ff ^^ . Semuanya bener2 diluar dugaan, sookris romantis banget nih di akhir :3 , itu sifany ada hubungan apa yaa? Mencurigakan -_- . Ditunggu ff lainnyaa^^

    1. aduuh makasih banget :3
      oh jadi kalo sentil”an begitu romantis ya? Wkwk xD
      iya mereka sengaja aku pake buat multikonflik di ff ini biar ga monoton 🙂
      oke (y) makasih ya udah nyempetin buat komen ^0^

  2. Aiiihhh … Kriiisss …
    Kalo kangen bilang aja kaliiii ,nggak usah pake cara begituan segala ..

    Keren thooorrr …
    Makin cinta deehhh #ditimpukbaekhyun

  3. aahh kris mah modus itu, sambil menyelam minum air lah pepatahnya.. tpi gangtung nih.. as or sequel gitu…

  4. Aigoo..
    Krisss.. Aku kira dia jadi namja yg tak bertanggung jawab, eh ternyata ada hikmah dibalik musibah.. #jiaahh Hhaha ;D
    Keren ff nya.. Lagi dong, SooHan atau SooHun gitu..

  5. HIKAAA! maaf aku gakbisa first komen, duh!
    tapi seneng banget udah dibuatin spesial buat aku, dikasih kecup deh, muaaah :*
    sumpah kangen pisan sama ini dua tiang listrik! SooKris aaaa~
    apalgi jalan ceritanya kece dan gak ketebak, awal-awal aku kira kisah penuh fluffy karena sookris udah temenan dari kecil, eh salah…
    pas bagian ketemu di halte. si kris main cium-cium aku udah curiga kalo kris tau sooyoung temen kecilnya, nah pas bed scene itu…. owh~ kenapa di skip coba? /fanibyun/
    endingnya sempet shock, changmin koruptor, kris agen, misi-misi, dan sebagainya..
    good job deh! ^^
    kalau baca fanficnya hika tuh, selalu berasa ada ‘hika’nya gitu, tulisan kamu memang punya khas sih, hehe.
    udah ah segitu aja, kepanjangan ya xD

    1. iya gapapa kok fan /kecupbalik/ 😀
      sengaja dibuat flashback” gitukan biar ga ketebak fan 🙂
      aku gaberani ambil resiko buat adegan” dewasa fan -_- inget dosa ._.v
      duh fan lebe masa sampe shock ‘-‘)/
      padahal pas dibagian endingnya itu miris banget loh 😀
      ciyeelah sampe ada ‘hika’nya gity 😀
      sip makasih ya fan gapapa kok, panjang lebih bagus (?) 😀

  6. aaaa sookris ^^ kangen couple ini…. aku minta dibuatin juga dong thor 🙂 ya ya ya…. keren deh 🙂 ditunggu loh sookris lainya, jangan lupa aku buatin ya ^^ /aegyo XD

  7. OH MY
    Ada FF Sookris lagi aaaaaa~
    Huaaa jadi kangen FF kapel sookris

    Ckckck kris neo. Jinjja beraninya kau eoh. Untung soo eonn orangnya Clam, kalau tidak di golok kau. hehehe

    Ini masih gantung thor 😥
    Bikin AS or Sequel ya
    Please ya ya ya. Ayolah #Maksa
    Ditunggu
    Fighting!!!!

  8. speechless…………
    sumpah ini sookrisnya asdgkdzlpwld banget ;_; keren atulah, 5 thumbs up deh buat author XD

    sookris kecil lucu :3
    sookris dewasa teteup lucu juga hahaha

    itu ide kris ya ampun…… tapi waktu kecil kan mereka emang udah pernah sekamar sih ya(?) /plak

    pokoknya ini ceritanya diluar dugaan banget! gak nyangka eh gak nyangka xD

    pokok e kweren banget mah auhtor. Ditunggu ff sookris lainnya xD

    1. haha thumbs mu ada banyak juga yah? 😀
      haha yaa begitulah mereka :3
      iya itulah makanya aku bikin intro mereka sekamar wkwk 😀
      hehe makasih”, oke” 🙂

  9. Aku ngebaca awal poas mreka anak” tuh udh mesem” sndiri aja. Pas mreka udh dewasa s kris nyium” soo. Smpt trbersit d otak aku tuh kris yadong begeteh pake nyium” soo.

    Baca part slanjutnya ada kata *5ronde xD
    srius aku ktawa banget d sni, aplgi pas soo eon ngegampar kris.

    Maju lagi ke crita brikutnya makin banyak hal menarik mulai dari kris, siwon yg trnyata agen rahasia s tif yg puinya hub sma oppa dan soo yg hamil :3
    aku suka banget deh penyajiannya itu loh kagak monoton. Ada lucu, ada menegangkannya. Bagus bagus (y)
    #mianbarusempetbaca-,-

  10. baca endingnya emang bikin ketwa sama godeg-godeg soalnya kenapa jadi couple kening merah chingu -__-
    hahhahahahaa tapi saya suka
    buat cerita kaya gini lg yg susah ditebak
    kl cerita kaya gini emang cocok buat couple krisse sama sooyoung eoni chingu 😀
    soalnya entah kenapa kl liat kris saya ngeliat kl dia itu seorang badboy yang buat cewek pada histeris #apahubungannyacoba hehehehe

  11. Pingback: ONE-TWO SHOOT

Leave a reply to ariyantiretno Cancel reply