Friendship, Romance

Dare or Dare?

dare or dare 2

Written by Winterchan

Romance

PG-15

Oh Sehun, Choi Sooyoung, the rest of GG and EXO members

The plot is mine.

Graphics © Winterchan

It’s also posted on here and here (Eng ver.)

•••

“Jadi, rencananya kau mau ikut tidak?”

“Ikut untuk apa sih, Jess?” Gadis berambut coklat itu bertanya malas. “Ish, kau seharusnya memperhatikan ketika guru berbicara!”

“Aku tidak mengerti.”

“Choi Sooyoung, tidakkah kau mendengar apa yang tadi Jeon Seonsaengnim katakan ketika di kelas?” Wanita bermarga Choi itu menggeleng. “Sepertinya tidak.”

“Ayo beri tahu aku, Jess,” tambah Sooyoung. “Oke, tadi Jeon Seonsaengnim bilang–“ Kata-kata Jessica terpotong oleh suara berisik yang muncul tiba-tiba. “A-yo Sooyoung! A-yo Jessica!” Lelaki berpostur tubuh tinggi muncul dengan tiba-tiba, membuat gadis berambut gelap tersebut sedikit terkejut. “Park Chanyeol!” desis Jessica kesal. “Apa?”

“Jangan muncul dengan tiba-tiba! Kau mengagetkanku, bodoh.”

Lelaki yang dipanggil Chanyeol itu menyengir dari telinga ke telinga “Hehe maaf.”

“Jess, teruskan yang tadi.” Jessica memutar kepalanya kembali kearah sahabatnya, “Jeon Seonsaengnim bilang–“

“HEY YO!” Sahutan keras seorang terdengar dan wanita berambut blonde muncul di belakang Jessica secara tiba-tiba, membuat Jessica kembali kaget. “Oh my god, Hyo. Jangan lakukan itu lagi padaku!” “Aku? Sepertinya tadi aku tidak melakukan apa-apa.”

Wanita berambut coklat itu akhirnya berbicara, “Kau muncul dan berteriak ‘hey-yo’ secara tiba-tiba sebenarnya, Hyo.” Wanita yang disebut sebagai Hyoyeon itu mengedikkan bahunya tak peduli kemudian duduk di seberang Chanyeol. “Jadi, sebenarnya apa yang kalian bicarakan sebelum aku datang?”

“Tadi kita sedang mengobrol tentang sesuatu ketika tiba-tiba namja dengan wajah derp-nya muncul entah darimana.” Jessica melirik sinis kearah namja derp tersebut, namun si derp sepertinya tidak sadar dia sedang disindir.

Eh ngomong-ngomong, kalian ikut MT tidak?” tanya Hyoyeon.

“MT?” tanya Sooyoung bingung.

Jessica mengangguk, “Sebenarnya, itu yang tadi sempat aku ingin bicarakan.”

“Jadi, Kim Saem membicarakan ini tadi di kelas?” Wanita bermarga Jung itu kembali mengangguk, “Ya.” “Sepertinya kata MT familiar ya, aku seperti pernah mendengarnya.” Sooyoung tenggelam dalam pikirannya. “Ah! MT itu kegiatan dimana kita akan tinggal bersama di suatu tempat wisata karena musim panas akan datang kan?” Tanya wanita brunette itu bersemangat.

“Tepat.”

“Eh tapi kapan? Dimana?”

“Minggu depan. Tapi soal tempatnya, aku juga tidak tahu. Sepertinya Jeon Saem tidak menyinggung soal itu tadi. Mungkin masih didiskusikan,” jawab wanita blonde itu, “Aku sebenarnya ingin tinggal di villa yang disana terdapat sebuah danau dan hutan seperti di film-film!” Chanyeol mengangguk bersemangat, “Aku setuju denganmu!”

“Jadi, kalian sudah fix akan ikut kan? Karena aku ingin sekali ikut, kurasa ini akan menyenangkan!” Ocehan Hyoyeon terdengar sangat excited.

“Aku juga! Aku juga!” Sahut Chanyeol. “Memang siapa yang bertanya padamu?” tanya Jessica sinis. “Sepertinya aku juga akan ikut. Otak dan pikiranku perlu direfresh.”

“Yeay!” Jessica mengacungkan kepalan tangannya tinggi-tinggi, diikuti Hyoyeon yang tampak memukul udara dengan tangannya yang dikepal kuat-kuat dan Sooyoung hanya tertawa kecil.

•••

Tampaknya lelaki bertubuh tinggi itu tengah lari secepat yang ia bisa, mencoba mengejar lelaki yang berjalan beberapa meter di depannya, “Oh Sehun! Tunggu aku.” Merasa namanya terpanggil, lelaki itu memelankan laju langkahnya yang memah sudah santai sejak tadi. “Sehun, aku punya berita bagus.”

Yang dipanggil Sehun menatapnya malas, “Apa itu?” Chanyeol menatap Sehun dengan semangat berlebihan, “Coba tebak.” “Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik, Yeol hyung.” Hyung, ya Sehun memang memanggilnya seperti itu. Ternyata lelaki tampan ini mengikuti program akselerasi ketika ia di tingkat high school, hingga kini ia seangkatan dengan lelaki yang dipanggilnya Hyung itu.

“Kau bilang tidak berencana untuk ikut acara tahunan MT kan?” “Uhuh.” “Nah, aku ingin melihat apa kau akan berubah pikiran setelah mendengar ini.” Chanyeol memasang smirk di wajahnya, “Kau tahu? Choi Sooyoung akan ikut acara ini.”

“Woah benarkah?” Reaksi Sehun terlihat penuh semangat, “Um maksudku, kenapa aku harus peduli?” Dia kembali pada mode kerennya, mengontrol reaksinya yang sempat berlebihan tadi. “Ehey, bukankah seharusnya kau senang?”

“Kenapa harus begitu?” Chanyeol memainkan alisnya, menggoda lelaki yang lebih muda darinya. “Aish! Park Chanyeol, kenapa terus menatapku seperti itu?” Oh Sehun menampar pipinya, kenapa ia sempat jadi bodoh sih tadi? Ia bisa menjadi bulan-bulanan Chanyeol kalau seperti ini jadinya.

Sementara itu Park Chanyeol terus menatap Sehun dengan pandangan menyebalkannya dengan masih tetap memainkan alisnya tidak jelas, Sehun meliriknya dengan pandangan aneh. “Park Chanyeol berhenti! Jangan menatapku terus seperti itu! Atau jangan bilang… Kalau kau… sebenarnya seorang… gay?” Sehun menatapnya horror dan dibalas dengan sebuah pukulan keras di kepala mulusnya. “Lupakan.” Lelaki tinggi itu melangkahkan kaki panjangnya, meninggalkan Oh Sehun yang tengah menyengir lebar di belakang.

•••

Setelah mengecek barang-barang dan yakin tak ada barang yang tertinggal, semua murid tergesa memasuki bis. Hari ini adalah hari H-nya. Di sana terdapat 3 bis yang telah disewa untuk membawa mereka semua ke tempatnya. Masih pukul 8.15 di pagi hari, ada sekitar 15 menit lagi sebelum bis ini meninggalkan kampus.

“Baik anak-anak, kita masih memiliki 15 menit. Bisa saya cek kehadirannya terlebih dahulu?” Ucap seorang guru di bis nomor 3. Terpampang nama ‘Cho Kyuhyun’ di name tag yang beliau kenakan. “Ya, pak.” Jawab murid-murid tersebut serempak.

“Im Yoona.”

“Saya disini, Pak!”

“Kim Hyoyeon.” “Hadir, Pak!”

“Kwon Yuri.”

“Yuri disini.”

“Lee Sunkyu.” “Hadir.”

“Park Chanyeol.” “Hadir!” Seruan nada bass terdengar dari bagian belakang bis. “Oh Sehun.” Tak ada suara yang menyahut, sang guru kembali mengulang namanya, “Oh Sehun.”

“Saya disini, Saem.” Akhirnya pemilik dari nama tersebut muncul dari pintu bis bagian depan, dia baru saja datang. “Oke,” ucap sang guru seraya mencontreng buku absen di tangannya. “Choi Sooyoung.” Lagi, tak terdengar suara dari pemilik nama tersebut. “Choi Sooyoung.” Guru tersebut menaikkan sedikit volume suaranya. “Apa Choi Sooyoung sudah disini?”

“Dia belum datang, Saem. Mungkin masih di jalan,” Yoona menjawab. “Oh, sebaiknya telepon dia, beri tahu bahwa bis akan segera berangkat. Sebaiknya dia cepat.”

“Baik, Seonsaengnim.”

Sehun masih berdiri di depan pintu bis, matanya mencari keberadaan kursi kosong. Setelah menemukannya, langkah kakinya membawanya kearah dimana Chanyeol tengah terduduk.

Sekian detik kemudian, seorang gadis tinggi berambut coklat muncul dari pintu depan bis tersebut. Dia menumpukan kedua tangannya di atas lutut, mencoba mengatur napas setelah berlari sepanjang jalan menuju tempat dimana bis-bis diparkirkan.

“Choi Sooyoung hadir!” Kaki jenjangnya melangkah menuju kursi kosong di sebelah Im Yoona. “Apa aku terlambat?” Yoona menepuk kursi di sebelahnya, memberi sinyal untuk segera duduk di sebelahnya. “Tidak. Kau tepat pada waktunya.”

“Anak-anak. Apakah semuanya sudah hadir? Kita akan segera berangkat. Silahkan duduk dengan nyaman di tempat duduk kalian. Sebelum berangkat, mari kita berdoa.” Setelah Guru Cho mengatakannya, semua murid berdoa berharap mereka akan sampai di tempat dengan selamat. “Selesai. Kalian sudah duduk dengan nyaman kan? Nah, ayo kita buat perjalanan ini menyenangkan!” Cho Seonsaengnim berseru dengan semangat yang menggebu, tak lupa juga dengan wajah cerianya, membuat mereka terkikik geli.

•••

Setiap orang tengah tertidur tetapi Choi Sooyoung hanya menatap kearah luar lewat jendela tepat di sebelahnya, masih terjaga. Suasana tampak sangat tenang dan damai. Tetapi suara yang muncul tiba-tiba membuat suasana tenang itu terganggu, dan Choi Sooyoung dibuat kaget olehnya, “Hey, Choi!”

“Aish, kau baru saja mengganggu waktu damaiku, tahu! Apa yang kau lakukan, sih? Chanyeol nyengir aneh, “Tidak apa-apa. Hanya ingin memberitahumu, bahwa dia, lelaki di sebelahku menyukaimu!” serunya seraya menunjuk-nunjuk.

Ekspresi yang Chanyeol kenakan membuat wanita itu tertawa tertahan. Ya, memang wajahnya konyol sekali, bahkan dari lahir sudah begitu, tampak idiot. “What? Aku tidak bercanda, Choi.”

“Pfft! Tapi wajahmu menunjukkan yang sebaliknya.” “Huh? Aku serius, Choi. Apa wajahku sebegitu lucunya ya?” Gadis berambut coklat itu tak dapat menahan tawanya, “Ahahahaha ya, Park Chanyeol.”

“Ssshhh, Choi Sooyoung please. Semua orang sedang tidur.” Seorang lelaki yang diketahui bernama Kim Jongin memperingati gadis itu dengan ekspresi mengantuk di wajah tampannya. “Okay.” Dia tersenyum minta maaf pada lelaki tersebut. Tatapannya kembali tertuju kearah Chanyeol. “Park Chanyeol, jangan ganggu aku lagi.”

“Hey, tapi kau harus percaya padaku! Yang aku katakan tadi itu benar, tahu! Sehun menyukaimu.” Sebuah pukulan tak diundang mendarat mulus di puncak kepala Chanyeol. “Siapa yang bilang seperti itu? Jangan berbicara yang tidak-tidak.” Rupanya sang pelaku pemukulan itu adalah Sehun. Dia terbangun akibat suara berisik yang mereka ciptakan. “Yayaya, tapi jangan coba-coba memukulku lagi! Aku tetap lebih tua darimu, Oh Sehun”

Whateverhyung.” Sehun kembali ke tidurnya.

•••

Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam, akhirnya bis yang menampung murid-murdi SM University tiba di tempat wisata yang dimaksud. Tempatnya terbilang sangat damai, dan memiliki pemandangan bagus. Terdapat 2 buah villa besar dimana semua murid akan tinggal. Yang satu untuk perempuan dan yang satu untuk laki-laki.

Seluruh penghuni bis tengah tertidur dengan damai ketika akhirnya sebuah suara mengganggu aktivitas paling menyenangkan mereka. “Perhatian semuanya, bangun sekarang juga!” Suaranya cukup terdengar keras untuk membangunkan mereka. Suara menguap terdengar dimana-mana. Tersisa satu orang masih dalam dunia mimpinya, sedangkan lelaki sebelahnya sudah terbangun. “Bangun sekarang juga, Park Chanyeol!” Sang guru berteriak.

“Aish, diam bodoh!” titah Chanyeol dengan mata yang masih separuh terbuka separuh tertutup, tidak melihat siapa yang sebenarnya tengah berbicara menyebabkan seluruh pasang mata penghuni bis tertuju kearah Chanyeol. “Park Chanyeol!” sang guru berteriak marah, dan Park Chanyeol terbangun sempurna

Shit!’

“Bisa tolong katakan lagi, Park Chanyeol?”

Oh my God maafkan aku, Saem. Aku sungguh meminta maaf Saem. Aku tidak bermaksud berteriak seperti itu, Saem. Sungguh!” Namja pemilik wajah derp itu menatap gurunya horror.

Sehun berada di sebelahnya, ia menutup mulutnya. Berharap dapat menahan tawanya yang siap meledak kapan saja. Ya ampun, ini sungguh lucu! “Hahaha, Park Chanyeol, wajahmu pffft!” Si derp itu meliriknya galak. “Serves you right, Park Chanyeol hyung.”

•••

“Yeay! Ini seperti yang aku harapkan. Coba lihat danau disana, dan hutannya! Ini seperti yang di film-film!” Oceh Hyoyeon, ia melompat-lompat ceria. “Ya, unnie. Sebaiknya kita mengambil barang-barang kita dulu. Kita harus istirahat.” Ujar Yoona kemudian ia berjalan kembali menuju bis lalu ke villa, diikuti oleh Hyoyeon dan Sooyoung.

Lokasinya jauh dari keramaian kota. Villa yang berada di sana cukup besar untuk menampung mereka semua. Disamping villa untuk laki-laki, terdapat villa untuk perempuan. Ukuran keduanya sama-sama besar. Terdapat juga sebuah rumah tua sederhana tepat di samping villa perempuan. Rumah itu milik Lee Harabeoji, pengurus dan penjaga tempat wisata disini. Sebenarnya dia tidak terlalu tua, tetapi pria itu cukup misterius.

Beberapa meter dari vila, danau membentang luas. Pemandangannya sangat bagus. Udaranya cukup dingin dan sejuk. Angin berhembus dengan damai. Ini merupakan tempat yang bagus untuk liburan dan refreshing. Beberapa meter di samping danau, terdapat hutan. Semuanya terlihat sangat natural, ini tempat yang bisa menyegarkan pikiran.

Tidak ada jadwal untuk hari pertama, karena setiap orang tengah sibuk tertidur, istirahat, mengecek barang-barang dan yang lainnya, termasuk Sooyoung. Dia dan teman satu kamarnya, Jessica, Yoona, dan Hyoyeon tengah tertidur dengan damai.

•••

Malam datang, di sebuah ruangan yang terisi oleh beberapa namja, suara-suara berisik dapat terdengar di setiap sudut ruangan. Chanyeol dan Baekhyun mengobrol dan tertawa keras-keras seakan tiada hari esok, Sehun membaringkan tubuhnya di atas kasur seraya tidak melakukan apapun, Luhan dan Kai memainkan random games di ponsel mereka.

“Teman-teman.” Suara Sehun terdengar memecah keramain di ruangan tersebut tapi tak seorang pun mendengar ocehan bocah itu.

“Teman-teman, bisakah kalian berhenti melakukan kegiatan tidak jelas kalian?” Tanyanya dengan nada menyebalkan khasnya. Mereka berhenti sejenak, menatap Sehun. “Apa yang kau mau?” tanya Kai.

“Hey aku hampir mati karena kebosanan ini,” dia merengek imut, “Kalian sibuk melakukan kegiatan tanpa mengajakku”

Chanyeol ikut manyun, “Aku bosan juga, ini sudah malam tapi aku belum bisa tidur.”

Mereka teridam sejenak sampai lampu di atas kepala Chanyeol tiba-tiba menyala. “Hey, Bagaimana kalau kita pergi ke area yeoja, dan lihat apa yang sedang mereka lakukan?”

“Chanyeol, laki-laki tidak diperbolehkan memasuki area perempuan, ingat?” Kai mengingatkan. “Ya, tapi siapa peduli? Ini sudah larut pula.”

“Hey, kita bisa menakuti-nakuti mereka lalu mereka akan berteriak histeris. If you know what I mean.” Ucap Baekhyun menyetujui ide aneh milik Chanyeol. “Ayo lakukan hal-hal menyenangkan!”

Chanyeol dan Baekhyun mengangkat tangannya tinggi-tinggi, ber-high-five seraya tertawa sangat keras. “Sebenarnya peraturan dibuat untuk dilanggar.” Pernyataan sesat tersebut keluar dari mulut milik Chanyeol.

•••

Terkumpullah 4 orang namja tampan, berkerumun di belakang sebuah ruangan di area vila milik perempuan. Berjalan berjinjit, menghindari terciptanya suara untuk meminimalisasi terjadinya kegagalan. Di wajah mereka terpasang topeng hantu masing masing. Para namja itu akhirnya sampai di beranda, mereka bisa melihat Hyoyeon sedang mengobrol dengan Yoona, Sooyoung dan Jessica bermain sesuatu dengan ponsel masing-masing.

Sebuah smirk merekat di wajah imut Baekhyun. “Guys, kalian siap?” Mereka berdiri di dekat jendela. “1, 2… 3!”

……..

“BA!!!” 4 wajah-wajah seram terpampang di jendela secara tiba-tiba,

“KYAAAAAA.” Teriakan kencang dapat terdengar. “Cepat pergi dari sini, makhluk halus!” Gadis-gadis itu berlarian panik mengelilingi ruangan mereka, beberapa dari mereka bahkan berlari seraya kedua tangannya menutupi matanya.

“Pffft! AHAHAHAHAHAH.” Baekhyun tertawa terpingkal, tangannya meraih topeng yang ia kenakan dan melemparnya sembarang. “Aku tidak tau hasilnya akan seseru ini!” pekiknya bangga. Chanyeol mengangguk setuju, “Kerja bagus teman-teman.”

Para korban kenakalan lelaki-lelaki gila ini mulai sadar suara-suaranya terdengar familiar. Mereka berhenti teriak dan membelalakkan matanya, “Apa? Jadi ini kalian? Sialan!”

Sooyoung mendesah risih, “Ey, jangan sampai wajahku derp saat teriak tadi.”

You, little brats!” Hyoyeon menyerang pelaku-pelaku tersebut dengan bantal-bantalnya. “Ish, kalian sedang apa sih? Tidak tau ya, laki-laki tidak boleh kesini!” Yoona mengomel, “Pergi sana!” Bukannya pergi, namja-namja tadi malah masuk satu persatu melalui jendela yang memang rendah.

Dengan masih tertawa, Kai berkata, “Dengar para gadis, kami minta maaf. Kami hanya kurang kerjaan.” Yoona melirik Sehun yang tengah tertawa terpingkal dilantai sambil berguling-guling. “Sehun aku tidak percaya kau termasuk diantara orang-orang ini,” pekik Yoona.

“Ahaha maaf maaf, mereka memaksaku.”

•••

Manusia-manusia itu tengah berkumpul di beranda vila milik para perempuan, duduk di tengah tengah. Mereka membentuk lingkaran dengan tidak melakukan apapun setelah diomeli Yoona dan dipukuli Hyoyeon. Menit demi menit berlalu, namun mereka tetap diam.

“Teman-teman, apa kita tetap akan diam seperti ini sepanjang malam?” Chanyeol merengek, “Ayolah lakukan sesuatu yang menyenangkan.”

“Ah! Bagaimana kalau kita menonton film saja?” usul Kai.

Film apa?”

“Aku punya berpak-pak DVD film, tinggal pilih.” Chanyeol menggeleng tidak setuju, “Oh tidak tidak tidak, semua yang kau punya itu blue film. Aku tidak ingin kehilangan mata perawanku.”

“Eww, Kai.” Sooyoung melempar gumpalan tissue yang ia genggam. “Pervert.” Jessica, gadis di sebelah Sooyoung menjentikkan jarinya, “Kita main game saja bagaimana?”

Game apa?” tanya wanita berambut coklat itu. Baekhyun yang sejak tadi terdiam menegakkan posisi duduknya dan menatap ke semua temannya, “Aku tahu! Kita bisa bermain Dare or Dare.”

“Eh?”

“Terakhir kali aku mengecek, judulnya itu Truth or Dare.” Ucap Sooyoung sesuai fakta.

“Eyy, itu terserahku! Kan aku The King of Games!” mendengar pernyataan itu, Kai menggeleng kuat. “Tidak. Rajanya game ya jelas jelas aku.” “Aku! Byun Baekhyun!” “Tidak! Aku!” “Aku!!”

“Aish, stop para hyung!” Sehun menjedakan perdebatan mereka.

Dare or Dare? Sepertinya aku baru mendengar game ini. Siapa yang menciptakan permainan dengan judul aneh ini?” tanya Jessica. “Tadi kan aku bilang, aku yang membuat!” teriak Baekhyun tepat di telinga Jessica.

“Tunggu apalagi? Ayo mainkan!”

“Aku tidak tau bagaimana kita akan memainkan permainan ini, aku baru saja mendengarnya beberapa menit yang lalu kalu boleh jujur,” ungkap Sehun malas. “Peraturannya hampir sama dengan Truth or Dare. Hanya saja yang bisa kau pilih itu hanya Dare atau dare. Tidak ada Truth.”

“Aneh.”

•••

Mereka masih terduduk di beranda, memainkan permainan aneh yang katanya diciptakan oleh Baekhyun sekalipun ini sudah sangat larut. 11.40 pm. Tetapi untungnya pondok milik para guru berada jauh dari tempat mereka kini, sehingga suara berisik mereka tidak akan terdengar, palingan hanya yang berada di sebelah atau di dalam.

Permainan masih berjalan, Sooyoung memegang botolnya, “Ini giliranku kan?” Botol yang diputarnya berhenti tepat di Im Yoona. Wanita brunette tersebut memasang smirk-nya, telah menemukan dare yang tepat untuk sang sahabat. “Aku menantangmu untuk mengetuk pintu rumah milik Lee Harabeoji dan setelah itu kembali kesini.” Yoona menatap sahabatnya horror dan menggeleng kuat-kuat. “Tapi Soo, rumahnya sangat seram! Begitu pula dengan si kakek itu, dia horor!”

Rumah milik Lee harabeoji tepat berada di sebelah vila mereka, hanya berjarak beberapa kaki dan agak menjorok ke belakang. Rumahnya memang selalu gelap dan anjing penjaganya selalu menggonggong secara misterius. Benar-benar seperti film horror.

“Aku pikir kau temanku, Choi.” Yoona pura pura menangis. “Lakukanlah, demi temanmu, Yoong.” Sang sahabat malah memasang puppy eyes gagalnya. “Aish!”

Mereka memperhatikan saat Yoona mulai berjalan mendekati rumah yang terbilang horror itu. Ia mengetuk pintu kayu tersebut. Suasananya sepi, suara ketukan yang dihasilkan terdengar lumayan jelas. Anjing penjaga yang tadinya tertidur mulai membuka matanya, dan mulai menggonggong terus-terusan. Yoona yang mendengarnya melotot takut, sejurus kemudian ia berlari sekencang yang ia bisa menuju tempat asalnya. Untungnya, anjing helder hitam pekat tersebut dirantai dan Kakek Lee sama sekali tidak membuka pintunya.

Gosh! Ini benar-benar menakutkan. Anjingnya, angin dingin nan menyeramkannya, astaga! Hosh! Kau, Choi Sooyoung! Tunggu sampai dendamku menyerangmu!” ucapnya berapi-api, masih mengatur nafasnya. “Hahaha wajahmu, Yoong. Pucat sekali.” Ucap Chanyeol seraya terbahak. “Tentu saja. Aku ketakutan, bodoh!”

“Hahahaha aigoo maafkan aku, Yoong. Ini adalah resiko dari permainan aneh ini.” Sooyoung memasang wajah aegyo-nya yang terlihat sekali dipaksakan.

Sekarang giliran Hyoyeon. Putaran botolnya tepat berhenti mengarah ke Sooyoung. Sooyoung terduduk tenang, dia tidak berpikir bahwa tantangannya mungkin akan lebih menyeramkan dari sebelumnya. “Dare atau dare?”

Choi Sooyoung memutar bola matanya  malas, “Apa aku punya pilihan?”

Seulas senyum agak licik terpasang di wajah cantik wanita blondy tersebut. “Hmm aku menantangmu untuk–“ Ucapannya menggantung kala Chanyeol yang duduk disampingnya membisikkan sesuatu. Smirk milik wanita itu kian melebar. “–Untuk menciumnya!” Sesaat setelah mengatakan itu, jari telunjuknya terangkat dan berhenti tepat mengarah kearah lelaki yang duduk tepat di depannya. Dia duduk di seberang Kim Hyoyeon. Lelaki itu terkesiap. Manik Sooyoung mengikuti arah kemana jari telunjuk sahabatnya tengah mengarah.

 

Oh Sehun.

 

“Menciumnya?” Tanya wanita tinggi tersebut, hanya meyakinkan bahwa matanya tidak salah. Yoona, yang duduk di lain sisi dari Hyoyeon ikut membisikkan sesuatu. Ikut memasang smirk.

“Ya, aku menantangmu untuk menciumnya–“

Fine!” Sooyoung mendekatkan dirinya hingga tepat di depan Oh Sehun, dia hampir mencium pipi lelaki yang lebih muda darinya itu ketika Hyoyeon kembali melanjutkan “–di bibir.”

Sooyoung berhenti. Sehun membelalakkan matanya. Sooyoung menatap Hyoyeon tidak percaya, “Tapi Hyo–“ Baekhyun memotong ucapannya, “Kau tahu, protes tidak akan diterima. Tantangan adalah tantangan. Kau tidak punya pilihan lain.” Statement menyebalkan dari Baekhyun memaksanya untuk mau tak mau melakukan dare dari sahabatnya itu.

“Lakukanlah, Youngie. Demi temanmu,” ucap Yoona. “Baiklah.”

Ia kembali melanjutkan kegiatannya yang hampir terhenti, ia kembali mendekatkan dirinya, hanya saja tujuannya berubah arah. Akhirnya. Bibir keduanya bertemu dan seluruh pasang mata mengarah ke keduanya, fokus dengan scene menarik di depan mereka. Detik demi detik berlalu, Sooyoung menyudahi tantangannya. Ia menatap Sehun dengan pandangan rasa bersalahnya.

What a romantic scene!” pekik Yoona dengan mode fangirl-nya. “Woah!” Chanyeol menonjok pelan bahu sahabatnya kemudia berhigh-five dengan Baekhyun. Jessica terkekeh pelan dan menyenggol bahu Sooyoung, “Hehe semoga aku bisa melihat scene seperti ini lagi dengan live.” Gadis brunette itu memberikan tatapan death-glare terseramnya.

Oh Sehun menggaruk bagian belakang lehernya awkward.

––Ini sungguh asdfghjkl.

•••

Oh Sehun membulak-balikkan tubuhnye ke kanan kiri di atas ranjangnya. Terlihat dari yang ia lakukan, sepetinya lelaki itu belum bisa tidur. Yang lain sudah terlelap sejak tadi, bahkan suara dengkuran halus mereka bisa terdengar. Kejadian tadi terus ter-replay di otaknya, layaknya sebuah kejadian yang didokumentasikan. Sehun masih bisa merasakan bagaimana lembutnya bibir milik Choi Sooyoung, walaupun sebenarnya kejadian itu sudah beberapa jam yang lalu. Sehun menggelengkan kepalanya kuat-kuat, kemudian memukul kepalanya sendiri.

Lelah memikirkan hal tersebut, ia melangkahkan kakinya ke luar. Angin bertiup kencang, hawanya dingin sekali. Sehun mengambil hoodienya dan kembali berjalan ke luar. Mungkin dengan berjalan-jalan sebentar bisa membuat matanya mengantuk.

•••

Choi Sooyoung terduduk di atas sebuah bangku di dekat danau. Gadis itu tidak bisa memejamkan matanya. Ia masih memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu. ‘Aish, bocah itu! Rupanya Yoona serius tentang dendamnya. Aku pikir dia hanya bercanda’ tanpa sadar bibirnya sudah manyun layaknya bocah lima tahun.

Sooyoung berdiri dari duduknya. Dia memutar tubuhnya dan maniknya menangkap sesuatu, tidak, seseorang tengah berjalan, jaraknya beberapa meter dari tempatnya. Orang tersebut berhenti berjalan kemudian terdiam, lalu memasukkan telapak tangannya ke dalam saku hoodie yang dipakainya

Sooyoung ikut terdiam berdiri. Angin berhembus dengan kejam, rambutnya menari-nari mengikuti angin. Oh dia.

 

Oh Sehun.

 

Langkah kaki keduanya menuntun mereka untuk mendekat. Keduanya tidak mengira akan bertemu disini. “Hai, Sehun.” Sooyoung tersenyum hangat. Anehnya, Sehun tidak lagi merasakan dinginnya hawa saat itu. Mungkin senyum yang gadis itu lemparkan cukup membuatnya hangat kembali. Sehun masih menatapnya dalam diam. Ia tak dapat mengalihkan pandangannya dari wanita di hadapannya, ia masih tersenyum. Di bawah sinar bulan, gadis itu terlihat sangat mempesona, menakjubkan, atau kata apalagi yang dapat mendeskripsikan ia saat itu. Sungguh Sehun pun tak tahu.

“Hai, noona.” Langkah kaki wanita itu menuntunnya mendekati Sehun, “Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah sangat larut.” Sehun terkekeh pelan, “Bagaimana denganmu, noona? Perempuan seharusnya tidak boleh berjalan sendirian di malam hari. Terlalu berbahaya.”

“Tapi aku tidak sendiri sekarang.” Sooyoung kembali melempar senyum kecil nan manisnya. Sehun dapat merasakan oksigen di sekitarnya menguap entah kemana, jantungnya seperti berhenti berdetak, namun anehnya ia masih bisa hidup.

Kemudian keduanya kembali berjalan, beriringan. “Haish, aku tidak bisa tidur,” aku Sehun. “Aku juga. Mungkin belum terbiasa disini.” Ucap Sooyoung menanggapi.

Ia kemudian kembali terdiam, langkah kaki keduanya berirama pelan. “Oh! Sehun-ah!”

“Ya?”

“Maaf untuk kejadian yang tadi.” Sehun terlihat berpikir. “Maaf untuk apa?”

“Kau tahu, permainan itu.” Sehun terdiam, menunggu untuk melanjutkan kalimatnya.

“Maaf karena telah menciummu,” ucap Sooyoung akhirnya.

Sehun mengangguk-angguk pelan, “Oh, itu.” Sehun kemudian tersenyum misterius, “Sebenarnya aku menyukainya.” Sejurus kemudian, langkah kaki gadis itu terhenti, “Huh?”

Tubuh Sehun kini telah menghadap Sooyoung, “Aku bilang aku menyukainya.” “Eh?” Sooyoung semakin menatapnya bingung.

“Tolong berikan aku satu lagi.”

“Eh? Sehun kau demam?” Tangannya terangkat lalu menyentuh dahi lelaki yang lebih muda darinya itu. Ternyata tidak panas sama sekali.

“Tidak. Ayolah noona, lakukan lagi untukku.” Sehun merengek layaknya anak kecil. ‘dia sedang bercanda ya?’ “Ayolah aku serius noona, cepat cium aku lagi!” titahnya seraya memasang ekspresi sedih tak lupa dengan puppy eyes andalannya.

Gadis berambut coklat itu dapat merasakan pipinya memanas. Jantungnya berdetak super keras. Lelaki tampan di depannya, memohon untuk menciumnya. Siapa yang tidak akan merasakan hal seperti itu?

“Tapi Sehun–“ Sebelum ia dapat protes lebih jauh, Oh Sehun telah meraih tengkuknya dan akhirnya Sehun mendaratkan ciumannya, bibir keduanya bertemu. Sehun menciumnya lembut dan Sooyoung dengan senang hati membalasnya. Sehun menariknya lebih dekat, memperdalam ciumannya.

Kehabisan oksigen, Sehun melepaskan tautan diantara mereka. Lelaki itu menggaruk lehernya. Sementara perempuan yang lebih tua darinya hanya terdiam kemudian tersenyum lalu menatap sepatunya.

“Hey!” Sehun hampir meraih dagunya dan berniat mencuri sebuah ciuman lagi ketika teriakan yang terdengar familiar menghentikannya.

“Berisik Baekhyun! Kau baru saja mengganggu mereka tahu!”

“Siapa disana? Aku dengar nama Baekhyun sepertinya disebut tadi,” bisik Sooyoung dengan posisi keduanya yang belum berubah, sangat dekat satu sama lain dan terlihat agak awkward, hanya berjarak beberapa inchi mungkin.

“Hey, ini aku, Yoona!” Seorang gadis muncul tiba-tiba, diikuti temannya yang lain yang muncul dari belakangnya. Setelah melihat temannya, Sooyoung bergerak mundur sehingga jaraknya dan Sehun tak terlalu dekat, posisinya kini bisa dibilang normal daripada sebelumnya dan sudah tidak awkward.

“Apa yang kalian lakukan?” Tanya Sehun, sedikit risih dengan kehadiran teman-temannya. ‘menggaggu saja!’ “Aku akan bertanya dengan pertanyaan yang sama. Kalian sebenarnya sedang apa disini? Hanya kalian berdua.” Tanya Hyoyeon.

“Kita? Tadi kita hanya berjalan-jalan? Um– yeah?” Sooyoung nyengir gugup. Yoona menatapnya curiga, “Benarkah?”

“Ya begitulah.”

“Dan kenapa kalian disini?” Sehun kembali bertanya.

“Kita mencari kalian, tahu! Yoona dan Hyoyeon bilang Sooyoung hilang. Dan kau, Oh Sehun juga tidak ada di kamar,” jelas Kai.

“Aww, jadi kalian khawatir ya? Aku sangat tersentuh.” Sooyoung mengelap air mata palsunya. “Eww, terserah.” Hyoyeon kembali menatap Sooyoung dan Sehun yang masih bersebelahan, “Ey, aku masih penasaran dengan mereka berdua. Woah kurasa kita masih perlu penjelasan.”

“Mungkin mereka pergi untuk berkencan atau semacamnya, kyaaa” teriak Yoona dengan mode fangirlnya. “Wowowow, apa yang kau pikirkan, bodoh?!” Gadis berambut coklat itu memutar bola matanya kemudian pukulan darinya mendarat sempurna di atas kepala sang sahabat.

•••

“Ahem!” Sebuah deheman berat terdengar. “Apa yang kalian semua lakukan disini?!”

Chanyeol membalikkan tubuhnya, kemudian terkesiap melihat seseorang di depannya. “Diamlah! Bukan urusanmu!” jawab Yoona risih. Chanyeol menyenggolnya pelan, memberinya sinyal untuk segera membalikkan tubuhnya. Rupanya gadis itu masih belum sadar suara milik siapa ini. Yoona kemudia membalik. Figur seseorang terlihat, orang itu memiliki kumis. Wajahnya cukup menakutkan.

Orang itu adalah

Mr. Kim. Kim Dong Jin.

Dosen paling menakutkan menurut mereka.

Pandangan Yoona berubah horror. “Ya Tuhan. Maafkan aku Saem. Aku tidak pernah bermaksud untuk berteriak seperti itu, sungguh! Aku sungguh-sungguh minta maaf, Kim Seonsaengnim!”

“Jam berapa sekarang?”

“Kami sungguh minta maaf, Saem.”

“Temui saya besok pagi.” Suara milik dosen tersebut terdengar kalem namun menyeramkan.

“Kami sung–“

“Kalian semua cepat tidur. Sekarang!”

“Umm, b-baik Sae–“

“SAYA BILANG SEKARAAANG!”

Dan dengan itu, semuanya dengan sigap lari marathon menuju tempat asal mereka.

••• FIN •••

••) Bzzz gimana? Seperti biasa, ini alay -_- Malah menurut author ini ff ter-alay diantara ff alay author yang lain. Maaf ya maaf, author lagi butek banget. Biasalah anak kelas 10 korban kurikulum 2013 lagi sekarat keracunan tugas, mana baru pulang kemping lagi. Bah ini kulit author warnanya udah kaga ada bedanya sama rok pramuka (?)

Okelah bacotannya udah lumayan panjang kaya ff, jadi disudahi sampe disini, byebye ya author mau pamitan, mau segera debut.

Dadah, yu ah capcusss

45 thoughts on “Dare or Dare?”

  1. Kya~ Keren !! (y)
    Ngakak begitu baca Kyu jd gurunya.. hha
    Ending nya gmn? SooHun jadian gk?
    Lanjutan lg dong 🙂

  2. Ahhh…yoooowww

    SooHun…♥

    Kerennn…waahh…permainannya Baekhyun sangar…
    Sippp..siip

    Ohyaa…
    FF yang SooHan “Stolen Cat” kapan dilanjut ??? (*secepatnya yaa…^^)

  3. Aww, di sehun minta cium lagi :*
    nice Ff

    Oh ya, kapan ff stolen cat part 4 nys di post! Udah penasaran 😀

  4. entah kenapa aku ngerasa fanfic ini dikuasai sama chanyeol ketimbang SooHun, wakakak~
    sama kekonyolan dia dan mulut bacotnya ckck -_-
    dan baekki, permainan macam apa itu, pabo.
    hyoyeon yoona koplak abis, untung sooyoung wanita tangguh, jadi dia menyanggupi itu tantangan sinting, untung juga sehunnya ganteng. coba kalo disuruh kisseu cowok jelek, kan berabe, bunuh gue sekalian, deh!
    endingnya tuh paling ngakak, ketauan sama guru killer masa, kalo aku mending langsung pura-pura pusing terus lupa ingatan, hahaha
    oke, maaf nyepam komen gak mutu.
    satu lagi, ff kamu lucu-lucu dan selalu menarik (y)
    hwaiting buat ff lainnya! /seriusan komenku panjang bgt/

    1. Kan Chanyeol happy virus (?)
      Baekhyun kan pacar aku♥
      Sooyoung kan seterong ‘-‘)9 Woah iyadong Sehun ganteng, pacar siapa dolo♥
      guru killernya ceritanya ngeganggu moment gitu (?)
      Beneran? Awawa makasih♥♥
      hwaiting juga!♥ gapapa aku suka yang panjang panjang muahaha

  5. Stolent cat nya, dilanjutkan donk……. Aku sudah tidak sabar nih…..
    Author ‘dare or dare’ nya daebakk
    Chayeol n baekhyun lucu di ff ini
    Aku suka pairing soohun

  6. aw aw aw..
    thehun elu masih kecil udhberani maen cipok-cipok anak orang tp gapapa sih ane dukung elu asalkan dengan Soo eon xD
    thor, Stolen catnya mana nih ?
    ditunggu FF lainnya ya ^^

  7. Daebak thor…:),q pling ska pas moment soohun…:),seru..
    Tpi ending’a krang puas..,bkin sequel’a duinnd..

  8. Pingback: ONE-TWO SHOOT

Leave a reply to WINTERCHAN Cancel reply