Romance, School-life

Sherlock Holmes Academy – [Chap’4] The Key of Mystery [Baekhyun cont’]

Image

Author: Park JeByung

Tittle: Sherlock Holmes Academy –

Rating: T.

Genre: Mystery, Romance, Friendship, Garing

Lengt: Series

Cast: Choi Sooyoung, Park Chanyeol, Kang Jiyoung, Baro, Kris Wu, Byun Baekhyun, Xi Luhan

Other Cast: Kim Jonghyun, Krystal Jung, Bae Suzy, Lee Taemin and other(find by yourself)

 Warning: Typo bertebaran dimana mana permirsah!

 

Annyeong! Adakah yang masih setia nunggu ff lanjutannya? Semoga saja 🙂 Readers di chapter yang ini cukup panjang mungkin(?) SELAMAT MEMBACA!^~^

 

BAEKHYUN POV

“Byun Baekhyun!” Kulihat ternyata kepala sekolah datang dengan semangatnya. Beserta anak anak yang kuyakini mereka dari eskul Jurnalis.

“ne?”

“Syukurlah kau selamat!! Terima aksih anak anak, kalian sungguh berani dan berhasil menemukan bocah ini! Kalian pantas mendapat penghargaan sebagai detektif!” Seru Kepala Sekolah girang.

“NE?!” Teriak mereka kencang. Sampai sampai aku menutup telinga karena pekikan Sooyoung dan Jiyoung melengking 4 oktaf.

“Iya! Ku beri gelar Detektif Cilik! Ah ani ani, itu terlalu ke kanak kanakan. Bagaimana kalau 6 Detektif Holmes?! Iya benar!” Kepala sekolah benar benar antusias.

“Aku ingin ikutan!” Seruku. Kepala sekolah mulai menimbang nimbang,

“Baiklah, 7 Detektif Holmes!” Iapun menyetujuinya. “Baiklah, Kalian yang ikut jurnalis silahkan mewawancarai mereka. Kutinggal ya,” Iapun pergi dari hadapan kami semua. Para anak eskul jurnalis mulai mewawancarai kami dan terakhir mengambil foto kami.

Aku mulai membaringkan badanku di kasur, sementara para jurnalis keluar UKS karena sudah selesai mewawancarai kami. Kulihat Luhan sunbae keluar dari kamar UKS-ku mungkin ia akan mengunci UKS. Kulirik jarum jam di ruanganku sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Setengah jam kemudian aku masih belum bisa tidur, kusenderkan punggung ini ke bantal dan duduk di kasur. Kulihat Jiyoung sudah tertidur bersama Baro di kursi dekat pintu. Luhan sunbae dan Kris tertidur di lantai /pukpuk Kris dan Luhan/ sementara Sooyoung    hei, dia tidur dibangku dekat kasurku sambil memegang tanganku, entah kenapa sedari tadi aku tidak menyadarinya         ya! Chanyeol, kenapa kau tidur di pundak Sooyoung dan menenggelamkan mukammu di rambutnya? Aish! Kalau begitu kubaringkan lagi saja badanku.

Aku berusaha tidur namun tidak bisa. Efek obat bius ittu sudah hilang dan menggangtikan efek itu dengan insomnia(?). Kini jam dinding di kamar uks ku seudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Oh Tuhaaan aku ingin tidur kumohon L

“Baekhyun-ah, kau belum tidur?” eh? Sooyoung terbangun dan membuat Chanyeol jatuh kebelakang. Rasakan itu haha. “Oh Chanyeol-ah mianhae.” Sial, kenapa ia malah menidurkan kepala Chanyeol di pundaknya lagi? Ish ish!

“Ani, aku tidak bisa tidur.” Jawabku memalingkan muka tidak ingin melihat mereka.

“Kalau begitu kau minum obat tidur saja.” Ia berujar seraya bangkit dan menidurkan kepala Chanyeol di samping ranjang. Namja itu masih terlelap rupanya.

“Ani, shireoyo, kalau minum obat tidur aku takut efeknya berlebihan.”

“Baiklah, kubuatkan susu hangat saja, itu akan membantumu tertidur. Jangan protes,” Ia berjalan menuju ruang depan. Aku baru tahu di UKS ada susu(?) /author juga baru tau kok baekhyun._./  Lalu ia kembali dengan segelas susu putih beserta sendok di dalamnya(?)

“Gomawo.” Dengan senang hati aku mengambil susu itu dari tangannya dan emneguknya. Rasanya lebih pas dari buatan ibuku. “sepertinya ibuku harus belajar padamu tentang membuat susu yang pas. Biasanya ia membuat susu kemanisan atau tidak sebaliknya. Hahaha” Aku terkekeh, ia pun tertawa kecil.

“tidak juga, waktu aku kecil aku suka membuatkannya untuk kakak ku sepulang ia les piano.” Ia terkekeh lalu mengeluarkan ponsel nya dari saku seragam sekolah. Kuperhatikan dia mulai mengetik pesan untuk seseorang.

“Kau mengirim pesan untuk siapa?” Tanyaku polos. Ia melirikku lalu menjawab,

“Untuk kakekku. Aku akan menceritakan kejadian hari ini padanya, mungkin ia akan bangga pada kita.”

“Untuk apa kakekmu tau?” Pertanyaan macam apa itu Baekhyun? Dasar bodoh.

“heem, sebenarnya kakekku itu seorang pengacara dan ia konsultan bagi para detektif.” Jawabnya. Wow, itu hebat. Sepertinya cucunya diwarisi kecerdasan seperti si kakek.

“Daebakk, kau tidak pernah menceritakannya padaku.”

“Tidak hanya kau, bahkan Jiyoung yang dekatpun tidak tau. Aku tidak ingin orang-orang tau.”

“arrasseo, igeo, gomawo atas segelas susunya. Enak sekali.” Aku menyerahkan gelas yang kosong padanya, lalu ia pergi ke ruang depan, aku mendengar suara gemericik air, kurasa Sooyoung sedang mencuci gelas itu. Anak rajin. Aku jadi teringat masa masa kelas pertama bersamanya. Kelas 7.

 

Flashback-

 

Hari itu hari dimana kami akan melakukan uji coba dalam pelajaran kimia. Song Songsaenim menyuruh kami membuat 1 kelompok terdiri dari 2 orang. Di saat itu aku kebingungan mencari pasangan, semua temanku tidak ada yang mau sekelompok denganku. Aku menjelajahi setiap wajah teman temanku di kelas, dan kudapati seoranag yeoja yang sedang sendiri menatap kosong kearah teman teman yang bergerombol mencari pasangan mereka. Karena anak anak yang lain begitu ribut dan bersenggol senggolan, aku tertubruk seorang namja gendut dikelasku dan terjungkal ke arah yeoja itu sampai menabraknya. Aku jatuh menindihnya.

“Ah appo.” Rintihnya.

“ah mianhamnida!” Aku langsung berdiri lebih tepatnya terduduk di hadapannya, iapun mengangkat tubuhnya hingga terduduk berhadapan denganku dilantai. Anak anak lain tidak ada yang memerhatikan kami. Syukurlah.

“Ah, apakahkau sudah dapat kelompok?” Tanyaku, ia menggelengkan kepala sambil menunduk kebawah. Kurasa dia tipe yeoja pemalu, dingin, dan susah bergaul. “Kalau begitu bagaimana kalau kita sekelompok. Perkenalkan, namaku Byun Baekhyun. Siapa namamu?” ia melirikku sekilas lalu kembali tertunduk tanpa menjawab. “A-ah! Kalau kau tidak mau juga tidak apa apa, aku bisa mencari kelompok yang lain. Maaf mengganggu.” Aku hendak berdiri dan meninggalkannya namun ia meraih pergelangan tangan bajuku.

“Ch-Choi Sooyoung imnida. Aku mau jadi kelompokmu.” Ia menatapku dari bawah membuat aku terbius oleh tatapan matanya, namun aku mengerjapkan mata beberapa kali dan tersadar ke dunia nyata.

“Baiklah, ireona.” Aku membantunya berdiri dan kami berjalan ke depan meja guru lalu menulis anggota kelompok yang terdiri dari aku dan Sooyoung. Kami kembali mencari tempat duduk kosong dan mendapat yang paling ujung belakkang pojok kiri dekat jendela.

Pelajaran dimulai, 1 kelompok diberikan 6 tabung kosong dan 3 tabung dengan isinya masing-masing yang entah itu apa isinya aku tidak tahu. Song Songsaenim menyuruh kita untuk hati hati agar cairan di tabung tidak tumpah karena akan susah untuk membersihkannya dari lantai karena lengket(?)

Disamping bangku kami ada 2 yeoja yang menurutku tidak menyenangkan karena mereka yang paling sering menggosip dan terkadang bebuat ulah bersama 2 namja di depan mereka. Aku tau Sooyoung anak cerdas, karena terkadang aku mengintip nilai ulangannya dan hasil nya sempurna. Aku hanya salah beberapa. Dia murid pintar.

Saat kami mencampurkan beberapa cairan. Tibatiba kulihat tabung berisi cairan berwarna biru jatuh kelantai. Itu tabung milik 2 yeoja disebelah yang kalau tidak salah bernama Suzy dan Krystal.

“OMO!!” Pekik mereka. Sooyoung tidak memperdulikan mereka dan serius mengerjakan uji coba dan membuat laporan.

“Ada apa ini?” Sog songsaenim menghampiri mereka dan melihat kelantai yang dipenuhi cairan biru di dekat bangku mereka. “Siapa yang bertanggung jawab atas ini?”

“Ah itu bu itu! Siapa namanya? Sooyoung bu yang menjatuhkannya!” Suzy menunjuk Sooyoung yang masih serius menulis laporan. Hah kenapa dia menunjuk Sooyoung?! Sooyoung yang merasa terpanggil akhir nya menoleh dengan tatapan bingung.

“Oh jadi kamu ya?! Ibukan sudah ingatkan jangan sampai terjatuh! Setelah pelajaran selesai kau harus membersihkannya sampai bersih! Ibu tidak mau tau!” Song songsaenim membentak Sooyoung membuat semua tatapan menuju kearah nya.

“Eh? Tapi songsaenim, aku dari tadi mengerjakan laporan.” Ia membela diri. Aku juga harus membantunya,

“Iya! Dari tadi dia menulis laporan kok bersamaku!” Ujarku meyakinkan song songsaenim.

“Apaan? Dia yang menjatuhkan kok! Udah ngaku ajaa!” Krystal dan Suzy bersikeras menyalahkan dan memfitnah Sooyoung. Song songsaenim melotot kearah kami. Saat aku ingin berkata kata, Sooyoung mencela,

“Baiklah songsaenim, akan kubersihkan. Maafkan aku.” Ia membungkuk lama dan saat song songsaenim peri ia kembali duduk di bangku nya. Hei hei Sooyoung? Kenapa kau malah seperti itu? Kau harusnya membela dirimu sendirikan? Kau kan tidak salah! Yang salahkan mereka! Aigoo.

“Yya, Sooyoung-aa, kenapa kau malah berkata seperti itu? Kau kan tidak salah? Seharusnya kan mereka yang dikenakan hukuman! Kena     “ Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, ia menempelkan telunjuk nya di bibirku. Aku tertegun sesaat. Ia masih menunduk sambil menulis laporan yang tertunda.

“Gwenchanna. Diamlah, aku tidak bisa konsentrasi,” Ia menjawab lalu mengambil kembali telunjuk nya.

“Aish, kalau begitu akan kubantu kau membersihkannya ne?”

“Ani, tidak usah, aku pasti akan merepotkanmu.” Ya Tuhan, dia yeoja yang manis meski dingin. Terdengar banyak gosip tentangnya bahwa ia berperilaku kasar dan buruk juga munafik, namun sebenarnya dia begitu manis dan baik dan juga pekerja keras. Aku salut padanya. Dia sama sepertiku, tidak memiliki teman disini.

Kulihat ia mulai mengembangkan senyum dan meletakan pulpennya di meja lalu pergi ke meja guru. Suasana diklas begitu ramai, seperti dipasar. Kulihat song songsaenim tersenyum padanya lalu menepuk nempuk kepala Sooyoung. Ia pun kembali kemari.

“Apa yang diucapkan Songsaenim?” Tanyaku.

“Dia bilang laporan yang sangat bagus dan jelas.” Jawabnya, “dan jangan lupa membersihkan lantai.” Ia mendengus pelan membuatku geli melihatnya. Pipinya yang chubby menjadi lebih chubby saat ia menggembungkan pipinya.

 

Teng-Tong. Bel berbunyi anda pelajaran telah selesai dan pelajaran kimia adalah pelajaran terakhir jadi kami bisa pulang sekarang. Semua anak berhamburan keluar dengan semangat. Tinggalah aku, Sooyoung, Jonghyun, Taemin, Suzy, Krystal, dan seorang yeoja entah siapa namanya.

Sooyoung berjalan kebelakang kelas mengambil ember sedang lalu membawanya keluar, dan ia kembali dengan ember berisi air penuh, ia menyeret nyeret ember yang berat itu. Lalu membagi airnya menjadi dua ke ember yang satu lagi. Ia memasukkan sabun pel(?) kedalam salah satu ember.

“Jadi, kau benar benar melakukannya?” tanyaku ikut berjongkok di sebelahnya. Ia mengangguk.

“hahah, lihat lah mereka, seorang yeoja idiot dengan namja culun. Mereka cocok bukan? Hahahha” Krystal berkicau membuat Suzy an Jonghyun tertawa sementara taemin hanya manggut manggut. Sepertinya anak itu kasian apda kami. Suzy berjalan kearah kami lalu menendang ember berisi air sabun pel(?) dan air itu tumpah persis ke baju Sooyoung. Rambut dan pakaian nya seketika basah. Mana diluar sedang musim dingin, dia pasti akan kedinginan.

“Yya!” Teriak yeoja yang sedari tadi memerhatikan kami, “Berhenti menganggu mereka! Dasar anak monyet!” Ia membela kami. Siapa dia?

“Anak monyet huh? Kang Jiyoung! Dimana sopan santunmu?!” Balas Krystal membentak. Oh namanya Jiyoung ternyata.

“Kalian adalah anak monyet yang selalu menganggu tanpa punya otak dan berkeliaran seenak nya! Jangan dekati mereka atau ku cincang kalian!” Balas Jiyoung membentak mereka lebih keras. Mereka tersentak lalu cepat cepat pergi dari kelas. Tinggalah aku, Sooyoung dan Jiyoung dikelas.

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Sooyoung meski dengan basah kuyup tetap menghiraukan rasa dingin yang kuyakini menyelimuti dirinya. Aku membantunya membersihkan lantai. Jiyoung mendatangi kami.

“Annyeong, namamu Sooyoung kan? Dan kau Baekhyun?” Ia bertanya sambil tersenyum kearah kami. Sooyoung mendongkkan kepalanya laluu berkata, “Kau Jiyoung penjaga perpustakaan itukan?”

“Ne, aku sering melihatmu berada dilantai atas dan berkeliaran diperpustakaan. Kau sudah memiliki teman kamar? Kalau belum kau mau bersamaku?”

“Ne, aku mau. Gomawo!” Merekalalu tertawa bersama tanpa menghiraukanku. Aku teringat bahwa aku membawa syal tebalku. Aku kembali kekursiku dan mengambil nya lalu mengalungkannya di leher Sooyoung. Dia terbelak lalu menatapku heran.

“aku tau kau kedinginan.” Ujarrku. Aku sulit ekspresinya karena mukanya selalu datar. Tapii tibatiba ia tersenyum.

“Gomawo, Baekhyun Hacchii!” Ah ia bersin. Sepertinya ia akan flu.

“Sooyoung-ah, kau bisa flu. Ayo kita bersihkan dengan cepat dan ganti baju.” Ujar Jiyoung. Kami lalu dengan cepat membersihkan cairan itu. Sungguh sulit karna mengeras di lantai.

Kira kira sudah 30 menit berlalu akhirnya kami selesai dengan tugas abal-abal dari songsaenim. Lalu kami pergi ke kamar asrama kami. Beruntung kamarku di 274 dan Sooyoung juga Jiyoung dikamar 275. Aku hanya tinggal sendiri di kamar. Karena tidak ada yang mau denganku. Aku mulai menyadari, Sooyoung adalah yeoja yang kuat dan menerimja apa adanya. Aku salut padanya.

 

Flashback End

 

“Hey, kenapa kau senyam senyum sendiri? Cepat tidur.” Aku tersadar dari lamunanku. Kini pikiranku kembali kedunia nyata.

“Ah ani, baiklah aku akan tidur.” Aku mulai membaringkan diri lagi di kasur menghadap Sooyoung. Ia tersenyum simpul lalu menutup matanya. Setelah kuyakin dia tertidur, entah setan apa yang merasuki ku, aku mencium dahinya. “Gomawo.” gumamku

Setelah itu aku tertidur lelap.

 

Baekhyun POV end

 

Sooyoung POV

 

Ah, jam berapa ini? Sepertinya sudah pagi, tapi mataku masih berat dan badanku lemas. Aku melirik jam dengan susah payah. Ternyata sudah jam 8 pagi. Kuedarkan pandanganku semuanya masih tertidur dengan lelap. Itu artinya kami membolos sekolah hari ini. Sekolahkan masuk pukul 7 pagi. Ternyata Jinri benar benar meminta kami bolos sehari pada kepala sekolah. Gomawo Jinri-ah.

Saat aku ingin berdiri untuk mengambil air minum, kurasa badanku benar benar berat. Aku sepertinya sedang tidak enak badan. Namun aku tetap bersikeras untuk bangun. Akhir nya aku bisa berdiri  dengan susah payah. Nafasku begitu berat dan panas. Sepertinya aku demam, ah tidak boleh!

Aku berjalan perlahan lahan agar tidak membangunkan yang lain. Sampailah diruang depan, aku mengambil segelas ait mineral dan meneguknya, tenggorokanku sudah tidak kering. Aku berbalik dan masuk keruangan tadi. Semua masih ditempat, tidur pulas. Mereka benar benar malas, tapi aku kasihan pada mereka karena mungkn terlalu cape karena kejadian kemarin. Drtt..drrtt.. ponselku bergetar singkat, tanda pesan masuk. Aku menyenderkan diri di pintu lalu membuka pesan.

 

From: Kepala Sekolah Asrama

 

Sooyoung-ah, kau bisa ambil sarapan untuk pagi ini di ruang makan. Kuliburkan kalian sampai menemukan pelaku yang membius baekhyun. Kuserahkan semua nya pada kalian, fighting^^

 

Ne? Libur sampa menemukkan pelakunya? Daebak. Ambil sarapan ya? Nanti saja, aku benar benar lemas. Kulangkahkan kakiku menuju kursiku disebelah kasur Baekhyun. Tanpa sengaja aku tersandung dan ah pasti aku akan jatuh      grebb! Seseorang menahanku lebih tepatnya memelukku dari depan. Itu Chanyeol. Wajah kami berdekatan. Hingga aku bsia merasakan nafasnya berterpaan dengan wajahku. Dia mengerutkan dahinya lalu menempelkan dahinya di dahiku.

“Kau demam?” Ujarnya. Ah dia tau. Padahal ingin kusembunyikan.

“Ani, nan gwenchanna. Aku tidak demam.” Aku manrik diri dengan kasar hingga berdiri dan hampir terjungkal kebelakang.

“Geotjimal. Akan kuambil kompresan dingin dulu dari kulkas.” Ia pun beranjak pergi. Ohya, UKS ini dilengkap fasilitas kulkas,tv,AC,pemanas ruangan, dan beberapa ruangan kira kira ada 4 ruangan untuk para murid yang sakit. Aku mendudukan diri di kursi sebelah Chanyeol dan sebelah kasur Baekhyun. Baekhyun masih terlelap menghadapku. Aku memainkan jarinya yang hangat, tidak seperti kemarin begitu dingin.

Chanyeol kembali dengan kompresan di tangannya. Ia menempelkan kompresan itu di kepalaku. Seketika kealaku terasa dingin dan sejuk.

“Gomawo.” Ujarku. “Nanti siang kita cari pelaku nya. Jangan protes.” Aku memalingkan wajah darinya.

“Aku ambil sarapan dulu ya untuk kalian.” Kenapa dia tau kalau boleh mengambil sarapan?

“kenapa kau tau? Aku ikut.” Kataku mulai berdiri dengan lungLAY(?) [maksudnya lunglai]

“Jangan, kau sakit biar aku dan Kris saja.” Ia mendudukanku lalu membangunkan Kris. Dengan malas Kris bangun setengah tertidur lalu berjalan mengikuti Chanyeol. Luhan sunbae yang disebelahnya ikutan bangun, karena tidak mau ambil pusing, ia malah beranjak dari tempatnya dilantai, menuju kursi disebelahku.

“Selamat pagi,” Ia menyapaku lalu kembali tertidur. Kepalanya jatuh tepat di pundakku. Sama seperti Chanyeol tadi malam. Aish.

Aku mulai mengantuk entah kenapa lalu kepalaku melemas dan bersender ke kepala Luhan seunbae yang berada di pundka kiriku. Rambutnya begitu halus dan kadang membuat hidungku geli akibat tusukan tusukan helai rambutnya(?) Meski aku mengantuk entah kenapa otakku menyuruh agar tidak terlelap. Namun sekeras apapun otakku menyuruh, hati kecilku berkata untuk tidur. Akhirnya akupun terlelap.

                                                                  –

“engh,” gumamku lalu membuka mata yang terasa sudah lebih ringan dari pada yang tadi. Kulihat semua sudah bangun, itu artinya tinggal aku yang baru bangun. Mereka menyantap sarapan dengan semangat. Kuingat ingat tadi sebelum aku tidur kepalaku berada di kepala Luhan sunbae. Tapi yang ada kini kepala Chanyeol.

“Kau sudah bangun? Makanlah, ini akan mengisi energimu.” Ia menyodorkanku semangkuk sup krim jagung dengan irisan ayam, jamur, dan brokoli. Ini menu yang sering eomma-ku buat jika aku sedang sakit. Aku jadi kangen suasana rumah.

“Gomawo  maaf merepotkanmu.” Kataku lalu menyantap sarapan pagi itu. Rasanya enak, tapi lebih enak buatan eomma-ku. Dia koki keluarga yang hebat.

“Aku selesai makan! Terima Kasih atas hidangannya!” Seru suara yang kuyakini itu Baro. “aku juga!” Itu suara Jiyoung. Kalau dijadikan pasangan maka mereka akan serasi menurutku. Sama sama seperti anak kecil dengan tinggi mereka yang hampir sama. Jiyoung memang tinggi sama sepertiku. Tapi masih aku yang lebih tinggi.

Kami akhirnya selesai makan. Sarapan pagi ini memang mengisi energiku, tapi tidak sepenuhnya. Kompresan di keningku kulepas dan kubuang ke tong sampah, karena sudah hangat. Dahiku tidak sepanas yang tadi. Sudah mendingan.

“Ayo kita cari pelakunya sekarang!” Seru Baro dengan semangat, lalu ia berdiri dan memberdirikan(?) semua orang yang ada di ruangan ini, “Ireona ireona.”

Kami semua sudah berdiri kecuali Baekhyun karena Baro memang tidak memintanya berdiri. Aku menyelipkan buku harian Chen yang belum sempat kubaca dari kemarin malam. Hanya sempat membaca petunjuk saja karena itupun tidak sengaja terbuka tepat di halaman buku itu.

“Bolehkah aku ikut?” Tanya Baekhyun. Aku memeriksa suhu tubuh nya yang stabil dan kurasa badannya sekarang sudah pulih seperti semula.

“Kau boleh ikut.” Kataku. Ia tersenyum lalu berdiri dengan semangat. Dia benar benar sudah pulih rupanya. Baro memimpin kami keluar UKS. Menurutku ini seperti mau perang, keluar dari markasnya dengan berbaris.

“Kau sudah mendingan?” Bisik orang yang kuyakini Chanyeol dengan suaranya yang ngeBass itu teat dibelakangku.

“Sudah.” Ia memberhentikan langkahku dan memegang dahiku. Kebetulan kami memang dibaris paling belakang.

“Sedikit hangat, kau kuat?” tanyanya. Ayolah, aku bukan yeoja centil yang hanya akan berdiam diri dikasur lkarena demam sedikit.

“Tentu saja,” jawabku.

“Kita ketinggalan cukup jauh, kaja.” Ia menarik tangan kiriku dan sedikit berlari. Loh kenapa jantung ku berdetak tidak beraturan? Kenapa aku jadi berdebar begini? Kau benar benar sakit ya Sooyoung? Ah maldo andwe. Apa jangan jangan ini yang disebut jatuh cinta? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada namja ini. Maldo andwe.

Tibatiba yang didepan berhenti membuat kami bingung.

“Wae? Kenapa berhenti?” Tanya Luhan Sunbae.

“Memang kita mau kemana?” tanya balik Baro yang sedari tadi memimpin kami. Gubrakk-_-

“Kau kan yang memimpin barisan? Seharusnya kau tau kan? Aish!” Jiyoung menjitak kepala Baro. Baro hanya terkekeh. Kami duduk diatas rumput taman di lapangan. Kami berpikir tentang pelakunya itu siapa.

“Bagaimana kalau kita menyelidiki di ruangan labolatorium tempat Baekhyun di sekap? Mungkin ada petunjuk disana.” Ujarku. Semua lalu bersorak sorai.

“Ide bagus! Kenapa tidak kepikiran ya? Kajaa!!!” Seru Baro yang sudah berdiri. Dia mulai memimpin kami. Kini Jiyoung berdiri di sebelahku. Kami berjalan tepat di belakang Baro.

Akhirnya kami sampai di labolatorium tersebut Luhan sunbae membukakan kunci labolatorium. Para namja yang awal nya takut dengan ruangan itu sekarang masuk duluan membuat aku dan Jiyoung masuk paling akhir. Dan                     –

“AAARRGGHH!!!!” Para namja berteriak dengan keras dan berhamburan keluar meninggalkana aku dan Jiyoung yang terpaku bingung melihat mereka yang berlari keluar, saat ku amati kedepan, ternyata aku menemukan sesuatu yang membuat mereka lari.

Mayat seorang satpam yang terbujur kaku di tengah ruangan dengan berlumuran darah. Dan darah nya itu menggenang di lantai mengerubungi tubuh kakunya. Jiyoung sudah berteriak meninggalkanku sendiri. Tinggalah aku sendiri. Yang lain hanya menatap takut dari pintu.

Aku memakai sarung tangan karet yang sering aku bawa untuk bertanam di kebun. Ohya, aku termasuk petugas kebun dan ternak bersama Jiyoung juga Baekhyun.

Aku mendekati mayat itu dan mencari dimana lukanya. Tepat dibagian perut terdapat luka tembakan pistol dan di bagian dadanya terdapat pisau yang menancap. Aku memegang tangannya dan memeriksa nadi nya lalu lehernya. Perkiraan mayat satpam ini sudah terbujur kaku dari sekitar jam 2 atau 3 dini hari.

“Kau kenapa berani?” Tanya Luhan sunbae yang kini mendekatiku yang kurasa dia masih ogah-ogahan lebih mendekatt ke mayat. Jadi dia berjongkok di belakagku.

“Untuk apa takut? Dia hanya mayat. Baro, telepon polisi dan ambulan sekarang, juga kepala sekolah. Palli.” Ujarku. Apun mengambil ponselnya lalu menelpon dibantu Jiyoung yang kurasa ia menelpon kepala sekolah untuk datang kesini.

Pikiranku mulai memanas, menyatukan semua kejadi an yang dalami dari kemarin hingga sekarang. Menyatukannya jadi satu, pertama, Baekhyun hilang, ia duduk di kursi yang Chen selalu duduki, kedua, kami menemukan kunci itu di makam Chen dan menemukan Baekhyun disini, ketiga, kami menemukan mayat di labolatorium tepat sama seperti Baekhyun yang disekap disini, keempat Baekhyun bilang ciri cirinya Pria dengan tubuh besar, bersuara berat, berkumis, dan memakai topi.

Aku mulai berpikir sesuatu, Pria bertubuh besar dan berat itu cocok sebagai satpam, juga kumis dan topinya. Ada kemungkinan memang pelakunya seorang satpam. Namun untuk apa satpam membunuh teman sekerja nya dan menyekap Baekhyun disini? Dan apa hubungannya dengan Chen?

Polisi pun tiba ditempat kami. Terdapat 2 polisi detektif dan beberapa polisi jaga. Entah mengapa saat mereka melihatku mereka lalu membungkuk memberi salam padaku, aku terheran heran sendiri. Terutama teman-temanku.

“Salam calon kepala detektif daerah!” Nahloh? Mengapa mereka memberi salam seperti itu padaku?

“Choi Sooyoung-ssi! Apa kabar mu?” Tanya seorang polisi detektif. Aku menatap ia heran. Ia yang mengerti lalu menjelaskan, “ah iya kau belum diberitahu oleh kakekmu yang sekarang menjadi Kepala Detektif Kepolisian di negara ini,” HAH?! Aku kaget, bahkan teman temanku lebih kaget sekaget kagetnya(?) , “dan ia berkata akan menjadikanmu calon kepala detektif daerah sini.” HAAAHH?! Mulutku menganga lebar, baiklah, teman temanku lebih lebar dan shock. “Kau masih ingat padaku dan dia? Kita kan sering main waktu kecil.” Tunggu? Main? Sepertinya aku mulai ingat dengan mereka. Ah!

“Ka..Kalian… Kau Oh Sehun dan Dia Huang Zi Tao kan?!” Aku ingat mereka. Teman masa kecilku yang lebih tua 2 tahun dariku. Mereka tidak menamatkan sekolah karna mendapatkan sertifikat dari detektif kepolisian untuk bekerja disana. Kurang lebih begitulah yang dikatakan kakekku padaku lewat pesan tahun lalu.

“Akhirnya kau ingat juga! Bogoshippeo!!” Seru mereka berdua yang kini berhambur ingin memelukku. Namun kutahan mereka  dan berkata, “ Jangan sekarang, kita selesaikan masalah itu dulu.”

“Ah baiklah,”  Mereka mengangguk lalu memakai sarung tangan karet mereka masing masing. Seentara teman temanku masih bengong di tempat.

Kami bertiga mendekati mayat itu, Sehun menuliskan semua keterangan yang kuberikan mulai dari kasus Baekhyun, Chen, dan akhirnya mayat ini. Tunggu, kepala sekolah belum datang ya?

Tao mengambil pisau yang tertancap di dada korban, dan menelitinya. Aku mendekat kearahnya agar bisa ikut menelitinya. Tepat dibagian bawah atau dibagian tempat untuk memegang pisau, terdapat tulisan, ‘SONyang artinya anak dalam bahasa inggris. Sehun mencatatnya.

Aku melirik jari korban yang sebelah kanan, disana tidak ada genangan darah tapi        apa ini? Dia menuliskan sesuatu lewat jarinya dilantai dengan darahnya. ‘Chen’ haah? Kenapa chen lagi?

“Oppa! Lihat!” pekikku menunjuk tulisan itu, mereka terkejut lalu bertatapan.

“Kenapa Chen yang ditulis?” Sehun memekik. Kulirik teman temanku yang berdiri mematung dengan tatapan takut. Dasar-_-

“Coba kita gabungkan semuanya, pisau mengatakan Son yaitu anak laki laki, Chen? Mungkin yang dimaksud adalah anak laki-lakinya adalah Chen, masalah Baekhyun aku tidak tau pasti. Tapi ciri ciri yang Baekhyun katakan termasuk ciri ciri beberapa satpam disni. Ada kemungkinan pelakunya diantara mereka,tapi untuk apa mereka membunuh teman kerjanya sendiri?” Ucapku. Membuat Sehun oppa  dan Tao Oppa mengangguk mengerti dan sedikit bingung.

“Kalu begitu kita panggil semua satpam menuju lapangan terbuka saja.” Ujarku. Aku menatap teman teman dan mengisyaratkannya pada mereka. Mereka mengangguk mengerti.

“Kami akan memanggil mereka.” Mereka hendak pergi namun kutahan, “Jamkamhan! panggil kepala sekolah juga, sebelumnya minta absensi identitas para satpam disini.” Mereka menganggu k lalu pergi. Sambil menunggu mereka aku melepas sarung tangan karet dan iseng iseng membuka buku harian Chen. Aku membukanya asal kepaling bagian akhir dan mendapatkan tulisan mengejutkan sebagai petunjuk,

Hari ini hari yang cukup menyenangkan bagiku.SON ahjussi membuatkanku pisau perak. Dan aku tidak sabar untuk melihatnya dan memilikinya. Aku berharap pelajaran hari ini selesai dengan cepat!’ TEPAT! Son itu bukan yang artinya anak laki-laki, tetapi singkatan nama! Yaampun, aku hampir tertipu. Aku memberitahukan yang kubaca tadi pada kedua orang itu. Mereka terkejut lalu mengangguk angguk, Sehun kembali menuliskan nya.

“Kalau begitu, para medis silahkan membawa mayat ini. Kami tinggalkan ne?” Tao oppa berujar pada para medis dan kami pergi dari perpustakaan ke Lapangan terbuka.

Kami akan segera mendapatkanmu, Tikus besar. /Sooyoung evil smirk/

 

 

TBC

 

 Gimana readers? Memuaskankah? Semoga kalian suka. ANnyeong. maaf gabanyak komentar, author sibuk menjelajah rumah sodara.__. 

Annyeong! Keep RCL please.

 

40 thoughts on “Sherlock Holmes Academy – [Chap’4] The Key of Mystery [Baekhyun cont’]”

  1. OmO, Sooyoung emang Daebak 😀
    Lanjut thor, jangan lama lama ya thor #Plak #Readers Bawel #abaikan
    Fighting 😉 😀

  2. Chingu, maaf langsung comment di sini, joengmal mianhe~
    Chingu, tidak ada yang akan mati kan diantara mereka semua? #kok nanya itu ya?
    Hahaha~ chanyeol oppa sungguh cemburu melihat luhan dan sooyoung eonni tidur berdua. Kekeke~
    Hmm.. Entah kenapa aku jadi memikirkan kepala sekolah dan satpam yang mengantar mereka. Tapi, aku juga memikirkan hwang soengsaenim #gak nyambung

    Daebak~

  3. wah cast namja nya banyak,,, bikin bingung,,
    sooo nni ntn sam siapa ?
    tp ff tema horor mysteri kek gini buat aku suka,,
    ditunggu klanjutannya ye,,,

  4. Ada part 4 nya yuhuuuuu (?)
    Sooyoung ada bakat bakat jadi detektif tuh, keren /acungin jempol/
    Sumfeh penasaran bingit sama si pelaku, pengen gue ceburin empang -_-
    Ini kira-kira cinta segi berapa ya, Sooyoung keliatan kaya udah suka Chanyeol gitu ‘-‘ Itu Baro sama Jiyoung cocok bingit, sama-sama kek bocah ‘-‘
    Pengen cepet-cepet baca part 5 nya nih ‘-‘ Ditunggu yaa, fighting 😀

    1. sebenernya cuma segitiga koo chingu, ohya penjelasan sekilas di komen ini, jadi Sehunsama Tao cuma teman masa kecil ajakoo, kl luhan sunbae anggep sooyoung sebagai adiknya sendiri, baro sih…/lirik Jiyoung/ hahah mereka emang bocah(?)=)) Kris cuma pajangan koo /diTendang Kris/ /jatuh dipelukan Baekhyun/ /Sooyoung natap glare/ gomawo udah komen dan setia manteng ff yg aku post /bigHug/ {}

      1. Oh gitu /ngangguk bareng bacon/
        Cocok tuh cocok bingit jiyoung sama baro ‘-‘
        Kris pajangan? yaampun, beli satu boleh? Wakakak ‘-‘
        Sama sama 😀 /peluk baekhyun/ eh maap salah peluk h3h3h3

  5. Daebak ! Keren banget ff nya 😀 aku paling seneng pas flashbacknya itu eon 🙂 fighting untuk part selanjutnya !

  6. sooyoung pantes banget jadi detektif. sekali ada clue dia langsung tau
    keren bangett(y)
    kok aku jadi curiga kalau kepala sekolahnya ya pelakunya._.
    update soon ya thor^^

  7. hwaaaaa ceritanya makin keren banget thor ^^
    apa lagi makin banyak misteri dicerita ini ^^
    aku curiga yang jadi pelakunya itu kepala sekolahnya .-.
    bukan apa-apa sih, kan aneh aja kenapa kepala sekolah itu nyimpan kunci perpustakaan di kuburan chen ?

    pokoknya part 5 nya harus segera di publish ya thor soalnya makin penasaran ^^

    1. sbener nya kepsek nya juga gatau kunci nya dimana, tapi cuma dikasih catatan usang, ohya catetan keberadaan(?) kunci itu nemu di brangkas sekolah. Aduh author lupa jelasin di ff nya/.\

  8. yeay! detektif sooyoung :3
    ngakak sih pas baca part baro jadi pemimpin barisan(?) 😀
    eh tapi kok aku ngebaca ff ini jadi keinget Scooby-Doo ya? *alah -_-
    good job (y) next part ditunggu 🙂

  9. daebak thor .. Keren bnget
    #gk bisa diungkapkan dg kata”
    hohoh 😀
    pokoknya critanya kerendeh thor.. Jdi ngebayangin bca komik conan

    oya nae reader bru.. Mian bru komen di part ini heheeh

    1. iyaaa~ akukan terinspirasi dari komik conan, Sherlock holmes, Arsene lupin, dan anime yang baru kutonton seperempat yg berjudul Hyouka :>
      gomawo udah komen^^
      salam kenal chingu^^

Leave a reply to nona lee Cancel reply