Friendship, Romance, School-life

Love Message

Love Message

Title : Love Message

Author : Idwinaya (@reddsky_10)

Cast :

EXO-K Sehun

EXO-K Baekhyun

EXO-K Chanyeol

SNSD Sooyoung

SNSD Yuri

Length : Ficlet

Rating : G

Genre : Romance, Friendship, School Life

Author Note : Aku nongol lagi. Sebenernya, ff ini merupakan rombakan dari cerpen yang pernah aku bikin dan diterbitkan di majalah sekolah. Kurang puas sama hasilnya, makanya aku rombak dan jadilah ff ini 😀

Semoga ff ini bisa menghibur semuanya, khususnya untuk para Sooyoungster yang rindu ff-ff Sooyoung, yaa~

Happy reading all!

***

“Setidaknya, kau harus berusaha, Oh Sehun!”, seru Baekhyun sambil mengepalkan kedua tangannya, tanda bahwa ia sedang berusaha menyemangati sahabatnya—Sehun.

Sementara itu, Sehun—yang disemangati—hanya mendesah pasrah sambil tetap tertunduk lesu, menatap ke arah minuman yang dipesannya di kantin sekolah. “Aku malas!”, balas Sehun enteng.

Chanyeol—pemuda yang duduk di samping Baekhyun—mendecak sebal. “Bukankah aku sudah mengatakan padamu, Baekki?”, tanya Chanyeol pada Baekhyun.

Baekhyun menatap Chanyeol lekat-lekat. “Nde?”

Sehun tak akan pernah berani mendekati Sooyoung.”, celetuk Chanyeol. “Bahkan, kalau Sooyoung adalah gadis terakhir yang ada di muka bumi ini, aku yakin, kalau dia lebih memilih untuk menjadi jomblo seumur hidup.”, imbuhnya, lalu menyeruput minumannya.

Sehun semakin tertunduk. Ia merutuki nasibnya sendiri yang begitu malang. Entah kenapa, ia terlahir seperti ini. Seehun tak lebih dari seorang pemuda yang tak berani mengungkapkan apapun yang ada dalam hatinya. Termasuk dalam mengungkapkan perasaanya pada gadis pujaannya—Sooyoung.

Sooyoung adalah salah satu primadona di sekolahnya. Cantik, cerdas, ramah, baik hati, memiliki segudang talenta, putri dari seorang konglomerat, membuat gadis itu menjadi salah satu ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna.

Jadi, wajar saja bukan, kalau Sehun jatuh cinta pada gadis itu? Namun, mendapatkan cinta Sooyoung tidak semudah membalikkan tangan. Karena banyak pemuda lain yang juga tertarik pada Sooyoung. Tapi sesungguhnya, berkat semua yang dimilikinya, Sehun bisa mendapatkan Sooyoung dengan mudah. Hanya saja, Sehun tak pernah berani mengungkap isi hatinya.

Pada akhirnya, Sehun hanya bisa berharap dan berharap agar suatu saat nanti akan datang keajaiban yang mampu membuat Amanda mengetahui pesan cinta darinya. “Well,” Sehun mengangkat kepalanya, lalu menarik nafas dalam-dalam, “jika Tuhan memang sudah menakdirkanku untuk bersama Sooyoung, aku yakin, akan selalu ada jalan untukku.”. Lagipula, hanya kalimat itulah yang selalu berhasil meyakinkan Sehun bahwa ia bisa mendapat yang diinginkannya, selama itu adalah takdirnya.

Ucapan Sehun itu mengundang reaksi berbeda dari kedua sahabatnya. Sehun langsung tertawa terbahak-bahak, mencibir pemikiran filosofis Sehun. Sementara itu, Baekhyun justru nampak sedang berpikir keras, merenungi ucapan Sehun.

***

“Apa ini?” Sooyoung—gadis cantik bertubuh ramping dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai—sedang memandangi sebuah kotak kardus yang ditemukannya di bawah mejanya. Karena tak menemukan tanda kepemilikan, Sooyoung pun membuka kotak kardus itu.

Sooyoung langsung melongo ketika melihat isi dari kardus tersebut. Berbagai bentuk dan warna coklat ada di dalamnya. Didapatinya secarik kertas yang terdapat di dasar kardus tersebut.

Untuk Choi Sooyoung,

Aku tak tahu apa yang kau suka. Tapi, aku memutuskan untuk memberimu coklat ini, karena itulah kesan pertama yang bisa kudapat saat pertama kali melihatmu. Kau manis—seperti coklat. Aku harap kau menyukainya, sebagaimana aku menyukaimu.

Penggemar rahasiamu,

OS

Sooyoung merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat setelah membaca surat itu. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya bagi Sooyoung untuk mendapat kejutan yang begitu romantis semacam ini. Ia pun penasaran dengan pengirim hadiah tersebut. “Yuri!”, panggil Sooyoung pada sahabatnya yang sedang menata buku di mejanya.

“Apa?”, tanya Yuri sambil menatap ke arah Sooyoung.

“Menurutmu, siapa pengirim kotak ini?”, tanya Sooyoung, sambil menunjukkan kotak coklat beserta surat pengirimnya di dalamnya.

“Berikan padaku! Aku ingin melihatnya dulu!”, pinta Yuri sambil mengambil kotak coklat tersebut dan membaca cepat suratnya. “OS? Siapa, ya?”, gumam Sonia. “Operating System?”, duga Yuri asal.

PLETAK!

“Appo!”, rintih Yuri sambil mengusap puncak kepalanya yang mendapat hadiah jitakan dari Sooyoung.

“Jangan bodoh!”, seru Sooyoung kesal. “Operating System? Inilah akibatnya kalau kau terlalu dengan si Panda yang tergila-gila dengan gadget itu!”, cibir Sooyoung, menyindir teman dekat Yuri, Tao.

Yuri hanya memanyunkan bibirnya kesal, lalu kembali menelusuri kemungkinan yang ada. “Ah, aku tahu!”, seru Yuri setelah terpekur cukup lama.

“Nuguya, Yul?”, tanya Sooyoung penasaran. Ia benar-benar berdebar menanti sosok pengagum rahasianya itu.

“Kurasa, kemungkinannya memang banyak. Tapi, orang berinisial OS yang kukenal adalah Oh Sehun! Dia teman sekelas kita juga, kan?”, seru Yuri. “Kurasa, dia menyukaimu, Soo.”, duga Yuri.

“S-sehun?” Sooyoung tersipu malu. Oke, Sooyoung mengakui bahwa dia sempat tertarik pada sosok Sehun yang tidak banyak tingkah dan terkesan begitu tenang. Sehun juga memiliki penampilan fisik yang bisa membuat banyak yeoja tergila-gila padanya. Wajar saja kan, kalau Sooyoung tertarik pada Sehun?

Sooyoung menoleh ke bangku Sehun yang berada di deret belakang dengan perasaan gugup. Dilihatnya, Sehun yang sedang membaca buku, sambil menikmati musik lewat headphone-nya.

“Sehun!” Tanpa disadari Sooyoung, Yuri sudah berlarian kecil, menghampiri Sehun.

“Nde?”, tanya Sehun, sambil melepas headphone-nya dengan enggan.

“Lihat! Apa yang mengirim coklat ini kau?”, tanya Yuri, langsung pada intinya.

Sooyoung cemas. Ia merutuki sikap sahabatnya yang ceplas-ceplos itu.

“Heh?” Sehun melihat ke arah kotak yang ditunjukkan oleh Yuri. Dibacanya sekilas secarik kertas di dalam kotak tersebut.

“Sooyoung menemukan itu di mejanya. Dan dalam surat itu, tertulis inisial pengirimnya, yaitu OS.”, jelas Yuri tanpa diminta. “Nah, kupikir, kau adalah pengirimnya, karena inisial namamu juga OS.”, imbuhnya.

Sehun mendongak menatap Yuri dengan tatapan yang sulit dimengerti. “B-bukan. Bukan aku pengirimnya.”, jawab Sehun gugup sambil meletakkan kotak coklat tersebut ke atas mejanya.

“Jinjja?” Yuri terbelalak tak percaya. “Ah, kupikir, kau pengirimnya.”, gumam Yuri. “Arrasseo. Maaf, kalau aku sudah mengganggumu.”, timpal Yuri.

Sementara itu, Sooyoung nampak murung. Ia menyesal ketika mendengar kalau Sehun bukan pengirim coklat itu. Lalu, siapa?

***

“Ayo, ayo! Bayar taruhannya!”, celetuk Chanyeol sambil menengadahkan tangannya di depan Baekhyun. “Sudah kutebak, aku pasti memenangkan taruhan ini, Baekki.”, timpal Chanyeol.

Baekhyun hanya bisa mendesah pasrah melihat tingkah Chanyeol yang serakah itu. “Ne, ne.”, balas Baekhyun sambil mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya. “Ini uangnya!” Baekhyun menyerahkan beberapa lembar uang pada Chanyeol.

Chanyeol menerimanya dengan suka cita. “Yeay!”

“Aku masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Sehun. Sebenarnya, dia itu terlalu jujur atau terlalu penakut, sih?”, gumam Baekhyun kesal. “Apa susahnya, mengatakan kalau coklat itu darinya? Dasar Sehun!”, gerutu Baekhyun.

“Bukankah aku sudah mengingatkan padamu berkali-kali, Baekki?”, tanya Chanyeol memastikan. “Sehun memang mengidap sidrom penakut tingkat akut.”, imbuhnya.

“Aish, jinjja.”, gumam Baekhyun gemas. “Padahal, aku sudah menghabiskan tabunganku untuk membli coklat-coklat yang mahal itu dan menuliskan surat cinta dengan inisial pengirim OS!”, seru Baekhyun. “Bukankah Tuhan sudah memudahkan jalannya untuk mendekati Sooyoung?”, gumam Baekhyun.

“Yah, itu artinya, Sehun tidak berjodoh dengan Sooyoung.”, celetuk Chanyeol asal.

“Sehun, apa lagi yang bisa kami lakukan untuk membantumu?” Suara Baekhyun terdengar begitu putus asa.

“Sudahlah! Daripada memikirkan Sehun yang pabbo itu, lebih baik aku mentraktirmu saja.”, ajak Chanyeol.

“Eh?”

“Ya, aku baru saja menang taruhan karena kebodohan temanku yang tetap tak berani mengungkapkan perasannnya.”, ucap Chanyeol, lalu tertawa lepas.

***

EPILOG

“Hei, Chanyeol!”

“Apa, Baekki?”

“Mari kita bertaruh!”

“Bertaruh? Bertaruh apa?”

“Aku berani bertaruh kalau Sehun akan mengungkapkan perasaannya pada Sooyoung besok pagi.”

“Mwo?! Kau yakin?”

“Ya, asal kau memperbolehkanku memberinya sedikit keajaiban.”

“Aish! Mana boleh? Ah, tapi tak apalah. Lagipula, aku yakin, kalau Sehun tetap tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Sooyoung.”

“Baiklah. Kali ini, aku yakin, aku akan menang dalam taruhan ini. Hahaha…”

“Tertawalah yang puas dulu, Byun Baekhyun. Karena besok kau harus membayar taruhanmu padaku.”

“Aku tak takut!”

“Baiklah, kita lihat saja besok!”

END

***

Akhirnya, selesai juga. Nggak perlu waktu yang lama, sih.

Cuma ngedit sebentar dan nambahin beberapa di bagian endingnya.

Semoga ff ini memuaskan readers, yaa ^^

Oiya, buat yang nunggu sequel-nya Traffic Jam, sabar yaa… Doakan, semoga hari Selasa, aku bisa publish lanjutannya.

At last, don’t forget to leave your comment, gomawo 😀

9 thoughts on “Love Message”

  1. ya sehun kenapa kamu ga berani ngungkapin rasa suka kamu 😦
    ya ampun chanyeol sama beakhyun malah taruhan haha

  2. Pingback: ONE-TWO SHOOT

Leave a reply to idwinaya Cancel reply